NYATANYA.COM, Klaten – Kasus pelemparan terhadap mobil ambulans pembawa jenazah Covid-19 di Kabupaten Klaten oleh oknum pemuda beberapa waktu lalu dan sempat viral, kini mulai mereda.
Seperti kasus yang terjadi di Kecamatan Jogonalan, Klaten sepekan lalu, berkat kesigapan aparat dan difasilitasi petugas Pos Aju Pemulasaran Jenazah Covid-19 Wilayah Gondangwinangun, tujuh pemuda yang diduga pelempar batu mobil jenazah itu kini mengaku salah dan insaf. Bahkan mereka tobat dan tertarik menjadi relawan.
Hal itu dibenarkan Amin Mustofa selaku pejabat Penanggungjawab Pos Aju Gondangwinangun. Ketujuh pemuda itu setelah diberikan pengarahan dan pembinaan, akhirnya mau mengakui kesalahannya.
“Kronologis kejadiannya terjadi pada Minggu (25/7/2021) dini hari pukul 02.00 WIB, dialami petugas ketika sedang perjalanan mengambil jenazah yang meninggal dunia di salah satu rumah sakit rujukan Covid di Klaten. Ketika sampai di jalan Desa Pakahan, Jogonalan, Klaten terjadi pelemparan kerikil pada mobil petugas. Kasus itu ditindaklanjuti aparat keamanan dan ketujuh pemuda itu dapat diketahui identitasnya dan dimintai keterangan,” jelas Amin Mustofa sekaligus Kepala Dinas Kominfo Klaten, dalam keterangan resminya, Jumat (30/7/2021).
Dijelaskan Amin Mustofa, ketujuh pemuda itu dilakukan pembinaan oleh petugas dan dikenakan wajib lapor di Polsek Jogonalan.
“Jadi Pos aju itu dibentuk untuk percepatan penanganan jenazah Covid-19 di Klaten. Di Klaten ada lima Pos Aju. Kemarin di Pos Aju Gondawinangun ditemukan kasus pelemparan mobil jenazah oleh sekelompok pemuda. Lalu petugas keamanan segera turun ke lapangan dan menemukan pelaku. Kami lakukan pembinaan dan tausyiah kepada pelaku bersama petugas Forkompinca setempat,” terang Amin Mustofa.
Kini pasca kejadian, kabarnya terakhir, ketujuh pemuda itu menjadi relawan eksekutor pemakaman jenazah Covid-19 di desanya masing-masing.
“Kami menghimbau kepada semua masyarakat mari membantu pemerintah menangani kasus Covid ini. Mari para relawan kita bantu, mereka telah bekerja tulus,” pungkasnya. (*)