NYATANYA.COM, Surakarta – Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan kerja ke Kota Surakarta, Jumat (30/7/2021). Usai diterima Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan berdiskusi soal pemanfaatan lahan tersisa di Kota Surakarta untuk diolah demi mewujudkan ketahanan pangan di masa pandemi, secara simbolis, Mentan menyerahkan bantuan alat mesin pertanian atau alsintan.
Bantuan yang diterima Walikota Surakarta berupa 1 unit power thresher, 5 unit cultivator, 70 paket program P2L dan 1 unit green house dengan total bantuan senilai Rp. 1.709.000.267,- serta bantuan benih sayuran.
Mentan Syahrul menyebut, di masa pandemi Covid-19 ini, jajarannya seperti perintah Presiden RI untuk lebih turun lapangan demi akselerasi ekonomi dan sosial.
“Pemahaman kami ukuran dari apapun proses–proses akselerasi ekonomi dan sosial khususnya di Kota Solo kami tindak lanjuti. Terutama dengan masalah Covid-19 ini, Bapak Presiden meminta semua Menteri harus ada di lapangan untuk bisa bersama–sama dengan masyarakat untuk memastikan produksi pertanian khususnya ketersediaan pangan terus berjalan,” beber Mentan Syahrul.
Lebih lanjut dijelaskan Syahrul, maksud kedatangannya menemui Walikota Surakarta adalah untuk membahas konsep dan praktek bertani di lahan sempit perkotaan atau urban farming untuk membantu ketersedian bahan pangan secara mandiri.
“Oleh karena itu, kita sediakan bantuan power trasher, alat membuat lahan bedengan. Mari kita coba bertani di perkotaan dengan bantuan alat–alat tersebut. Bertani tidak harus di lahan yang besar. Di ruangan pun bisa,” jelasnya.
Sementara, Walikota Gibran dalam kesempatan itu, menyampaikan konsep pertanian jamu–jamuan, obat–obatan tanaman untuk kosmetik. Bersinergi dengan Kementrian Pertanian, Pemerintah Kota Surakarta akan mengembangkan konsep bertani di kampung perkotaan.
“Khususnya program–program terkait kepentingan rakyat khususnya maksimalkan lahan sempit untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Kita kaji dulu apa kebutuhannya. Dengan bantuan alat pertanian yang kita terima, kita coba potensi apa yang bisa kita garap,” terang Walikota.
Beternak, berkebun tidak hanya di lahan luas. Namun dengan model korporasi untuk akselerasi ekonomi sosial. Proses–proses akselerasi ekonomi–sosial di Kementan salah satunya di Kota Surakarta.
Lahan pertanian sempit disertai dengan pengolahan hasil produksinya atau industri kecil pengolah hasil pertanian. Hasil pertanian dan produk turunan harus sesuai. Buah harus diolah menjadi produk yang manfaat buah masih terasa. Begitu pun dengan sayur, hewan ternak dan ikan. (*)