NYATANYA.COM, Sleman – Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman menyelenggarakan Pembinaan Siswa Katolik Tingkat Menengah Atas untuk Peningkatan Moderasi Beragama.
Kegiatan dilaksanakan di Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan dan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Jalan Kaliurang, Sleman, D.I Yogyakarta pada Sabtu (24/5/2024).
Kegiatan yang diikuti perwakilan siswa siswi SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Sleman ini menghadirkan pembicara A.M. Bebet Darmawan, Doni Yudika (Tim Nawayaksa) dan Romo Paulus Erwin Sasmita, Pr (Staf Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan).
Penyelenggara Katolik Kemenag Sleman, CB Ismulyadi dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada peserta dalam kegiatan pembinaan iman yang diselenggarakan Kemenag Sleman.
Doni Yudika menyampaikan ice breaking dengan materi Always be Happy! (Foto: Istimewa)
“Kegiatan ini menjadi sarana bagi kita untuk saling mengenal antarkita, lebih mengenal potensi dan kemampuan, serta menjadi bagian dari regenerasi,” ungkap Ismulyadi.
Lebih lanjut disampaikan, “Semoga apa yang kita dapatkan dari kegiatan ini dapat meneguhkan iman kekatolikan kita, menjadikan kita sebagai pribadi tangguh dan siap berbagi bagi sesama.”
Melalui tema Always be Happy!, Doni Yudika mengajak para peserta untuk ice breaking dan saling mengenal antar peserta.
“Kebahagiaan menjadi sesuatu yang penting bagi kita. Jika kita bahagia, maka kita akan dapat berbagi secara lebih efektif dan berdaya guna,” kata Doni.
Dalam materi Duc In Altum (Bertolak ke Tempat Lebih Dalam), A.M. Bebet Darmawan menegaskan keberadaan manusia sebagai citra Allah.
“Kita bersyukur dapat mengikuti dan mengalami kegiatan ini. Sebagai makhluk yang diciptakan secara sempurna, kita dapat mengolah karunia Tuhan, memanfaatkan, dan membagikan bagi Gereja dan Negara,” ujarnya.
A. M. Bebet Darmawan menyampaikan materi Duc In Altum. (Foto: Istimewa)
Melalui pengenalan dan pengolahan Mind, Body and Soul, Bebet juga mengajak para peserta untuk memraktekkan keserasian antara apa yang dipikirkan dan tindakan yang dilakukan.
Sementara Romo P Erwin Sasmita yang mengampu materi Be an Influencer for God (Menimba inspirasi dari Santo Carlo Acutis) menggiring peserta untuk memiliki keyakinan kuat.
“Mari kita menjadi influencer, memberi pengaruh yang baik bagi sesama. Untuk sampai pada tahap itu, kita perlu memiliki keyakinan diri yang kuat. Pertemuan kita ini menjadi inspirasi yang menggerakkan,” jelas Romo Erwin.
Melalui materi yang disampaikan, Romo Erwin juga mengajak para peserta untuk melihat peluang dan keunggulan diri ditengah gempuran teknologi Informasi. “Kita bisa meneladan seorang muda dalam Gereja Katolik, Carlo Acutis,” Romo Erwin mencontohkan.
Carlo Acutis adalah seorang remaja, yang mendokumentasikan mukjizat Ekaristi di seluruh dunia dan menuliskan semuanya pada situs web yang dibuat sendiri.
Carlo Acutis terkenal karena keceriaannya, keterampilan komputer, dan pengabdiannya yang mendalam terhadap Ekaristi, yang menjadi tema inti dalam hidupnya. “Ia kemudian diangkat menjadi Santo dalam Gereja Katolik,” tutur Romo Erwin.
Salah satu peserta, Gilda Valın Haliana, siswa SMA Negeri 1 Mlatı Sleman menyampaikan, pembinaan siswa Katolik tingkat menengah tahun ini seru.
“Ice breakingnya asyik, tentunya karena lebih banyak praktik dan interaksi dinamika bersama. Semoga tetap dilaksanakan pada tahun berikutnya sehingga menambah solidaritas siswa Katolik se Kabupaten Sleman,” ungkapnya.
Sedangkan Stevanus Arka Putra, siswa SMKN 2 Depok Sleman berharap, acara seperti ini dapat diselenggarakan lagi, dengan materi yang lebih seru dan mengikuti perkembangan jaman generasi muda, dan tentunya dengan peserta yang berbeda agar makin banyak siswa siswi Katolik di kabupaten Sleman yang pintar dan berani.
“Acara yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Katolik Sleman ini sangat seru dan bermanfaat bagi peserta karena selain materi yang selain menambah ilmu, ada juga praktek-praktek yang dilakukan,” ujar Arka Putra. (N1)