NYATANYA.COM, Yogyakarta – Sejak ‘Kokoro No Tomo’ meledak tahun 82 di Indonesia, musik Jepang mulai mendapat tempat di hati anak-anak muda.
Bahkan Mayumi Itsuwa, penyanyi lagu itu, dalam sebuah wawancara yang diarsipkan Alamy membeberkan bahwa karyanya menjadi populer di Jepang setelah mengokupansi tangga-tangga lagu di radio Indonesia dan TVRI.
Bagi pendengar musik di Indonesia, lagu itu juga membuka portal mengenal pop kultur Jepang lebih jauh.
‘Wanpaku Omukashi Kum Kum’, anime yang tayang di TVRI tahun 1970 sebenarnya terlebih dahulu menjadi pintu masuk tetapi peristiwa sosial tahun 1974 sempat membuat sentimen terhadap Jepang meninggi di Indonesia.
Baru pasca ‘Kokoro No Tomo’ produk populer seperti dorama (drama Jepang) dan musik tayang di televisi.
Dorama ‘Oshin’ yang tayang 1984 meledak. Televisi swasta yang muncul sejak 91 menangkap fenomena ini lalu menayangkan sejumlah program dari Jepang, anime salah satunya.
“Di sanalah pintu masuk bagi kami mengenal musik Jepang. Peranan film animasi yang membawa musik jejepangan di pembuka dan penutup anime melekat sampai sekarang lalu menjadi alasan teratas kami bikin lagu Jepang. Kami nggak hanya suka tetapi tergila-gila,” kata Jeconiah Sajuto, drummer Gremory X.
Kegemaran di ranah personal yang dikolektifkan itu melahirkan ‘Veiled’, debut single band yang digawangi Jeco (drum), Sambung Penumbra (gitar), Nando (gitar), Mahadana Dira (bass), dan Ibob Gegana Nurhadi (keys) berkolaborasi dengan Vania Kenya Belinda (vokal).
‘Veiled’ ditulis Jeco. Intensitas musik dalam lagu sepanjang tiga menit lima puluh detik itu resultan eksperimen dari Euro Beat, Rock, Seishun Punk, sampai Ryukoka (pop dengan pengaruh yang kuat dari musik pop Amerika) berlirik berbahasa Jepang dengan pendekatan Enka (balada sentimentil musik pop Jepang yang diadaptasi dari Amerika).
“Lagunya (lirik) tentang krisis paruh baya. Gremory X ingin menyalakan lagi api semangat hidup muda-mudi masa kini melalui gubahan musik dengan gaya ala opening anime,” sambung Mahadana.
Selain Vania, mereka juga berkolaborasi dengan Valeria Nathaniela yang menyumbang vokal latar. Kolektif yang terbentuk 2021 ini juga mengajak Astro Ruby untuk menggarap art work.
‘Veiled’ diproduseri Muhammad Feriandanu Gustianyah lalu tata suaranya diselaraskan Sambung Penumbra. Feri juga berperan sebagai produser sekaligus sutradara video musik lagu yang dirilis di bawah bendera Netrilis ini dalam waktu dekat.
Gremory X rencananya akan merilis tiap single dalam dua versi, menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia yang akan dipasarkan dengan metode yang berbeda.
“Huruf ‘X’ di belakang kata ‘Gremory’ bermakna bahwa di tiap karya baik itu audio maupun visual kami selalu berkolaborasi dengan siapa saja. Kami ingin menjadi band yang bisa menjamah setiap kemungkinan dan berkecambah ke mana-mana,” tutup Jeco. (N1)