Home / News

Kamis, 20 Oktober 2022 - 00:13 WIB

Kisah Ibu-ibu Tuntut Keadilan Pasca Skandal Sirup Obat Batuk yang Sebabkan Kematian 70 Anak di Gambia

Mariam Kuyateh menutut keadilan bagi putranya Musa. Foto: Ist

Mariam Kuyateh menutut keadilan bagi putranya Musa. Foto: Ist

NYATANYA.COM, Gambia – Sepeda motor merah mainan mulai berdebu teronggok di pojok rumah Mariam Kuyateh. Mainan itu sangat berarti untuk bocah 20 bulan, Musa, tetapi ia meninggal pada September lalu.

Musa adalah satu dari 66 anak di Gambia yang diduga meninggal setelah diberikan obat batuk sirup yang “berpotensi dikaitkan dengan gagal ginjal akut”, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Kantor berita Reuters menyebut jumlah korban meninggal hingga Rabu (19/10/2022) mencapai setidaknya 70 anak.

Tak ada satu pun anggota keluarga yang menyentuh mainan Musa, sebagai pengingat yang telah hilang.

Musa, satu dari 66 anak di Gambia yang meninggal setelah diberi sirup obat batuk. Foto: Ist

Sang ibu, 30 tahun, menumpahkan air mata saat mengingat apa yang terjadi terhadap Musa, yang memiliki empat saudara.

Saat ditemui di rumahnya di pinggiran Serrekunda, kota terbesar di Gambia, ia menjelaskan bahwa awalnya Musa sakit flu. Setelah menemui seorang dokter, ayahnya membeli obat sirup untuk mengatasi penyakitnya.

“Saat kami memberikannya obat sirup ini, flunya berhenti, tetapi obat ini menyebabkan masalah lainnya,” kata Kuyateh.

“Anak saya tidak bisa mengeluarkan urin.”

Dia kembali ke rumah sakit, dan Musa menjalani tes darah yang hasilnya bukan penyakit malaria. Dia diberikan perawatan lain, yang tidak berhasil, dan kemudian dipasangkan kateter, namun tetap saja tak mengeluarkan urin.

Akhirnya, bocah malang itu dioperasi. Tidak ada perubahan. “Dia tak bertahan dan meninggal,” ujar sang ibu.

Awal pekan ini, WHO mengeluarkan peringatan global atas empat sirup obat batuk yang terkait dengan kematian anak-anak di Gambia.

Mariam Sisawo tiga kali membawa anaknya ke rumah sakit sebelum dirujuk ke satu rumah sakit di ibu kota. Foto: Ist

Produk-produk tersebut adalah Promethazine Oral Solution, Sirup Obat Batuk Kofexmalin Baby, Sirup Obat Batuk Makoff Baby dan Sirup Flu Magrip N – diproduksi perusahaan India, Maiden Pharmaceuticals, yang gagal memberikan jaminan mengenai keamanannya, kata WHO.

Baca juga   Ganjar Dukung Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik

Pemerintah India membuka penyelidikan. Perusahaan tidak merespons permintaan wawancara dari BBC. Peristiwa ini memicu kemarahan di Gambia.

Muncul tuntutan agar Menteri Kesehatan Dr Ahmadou Lamin Samateh mundur dari jabatannya, termasuk tuntutan kepada pihak importir obat di negara itu.

“Enam puluh enam merupakan angka yang besar. Jadi kami minta keadilan, karena korbannya adalah anak-anak tak berdosa,” kata Kuyateh.

Korban lainnya adalah Aisha yang masih berusia lima bulan.

Ibunya, Mariam Sisawo, menyadari suatu pagi bayinya tak bisa buang air kecil setelah diberikan sirup obat batuk.

Pada kunjungan awal ke rumah sakit, perempuan 28 tahun diberitahu bahwa tak ada yang salah dengan kandung kemih putrinya itu.

Alieu Kijera membawa anaknya, Muhammed, ke negara tetangga Senegal untuk menjalani perawatan. Akan tetapi tim dokter tak mampu menyelamatkan nyawanya. Foto: Ist

Butuh dua perjalanan lagi dari sana sebelum akhirnya Aisha dirujuk ke sebuah rumah sakit di ibu kota Banjul yang berjarak 36 kilometer dari rumahnya di Brikama.

Tetapi setelah mendapat perawatan selama lima hari di sana, Aisha menghembuskan napas terakhir.

“Putri saya mengalami kematian yang menyakitkan. Pada saat tertentu ketika dokter ingin memasang infus, mereka tak dapat melihat pembuluh darahnya. Saya sendiri dan dua perempuan lain di ruang yang sama telah kehilangan anak.

“Saya punya dua anak, dan Aisha satu-satunya perempuan. Suami saya sangat bahagia dengan kelahiran Aisha, dan dia masih belum bisa menerima kematiannya.”

Sejauh ini, Gambi tak punya laboratorium yang mampu menguji apakah obat-obat yang digunakan aman, sehingga mereka harus mengirimnya ke luar negeri untuk memeriksanya.

Baca juga   Presiden Jokowi dan Joe Biden Optimistis KTT G20 Buka Peluang Kerja Sama

Hal ini disampaikan direktur layanan kesehatan Gambia, Mustapha Bittay kepada program BBC’s Focus on Africa.

Jumat lalu, Presiden Adama Barrow mengatakan, negaranya berencana mendirikan laboratorium semacam itu. Dalam siaran televisi, ia juga memerintahkan menteri kesehatan untuk mengkaji aturan dan pedoman yang terkait dengan impor obat-obatan.

Sisawo meyakini pemerintah semestinya lebih waspada.

“Ini pelajaran bagi orang tua, tetapi tanggung jawab yang lebih besar ada pada pemerintah. Sebelum obat-obatan masuk ke negara ini, semestinya harus diperiksa apakah layak untuk dikonsumsi manusia atau tidak,” katanya.

Isatou Cham terlalu sedih untuk membicarakan kematian putranya yang berusia 2,5 tahun, Muhammed.

Saat ditemui, dia meninggalkan ruang tamu di rumahnya di Serrekunda, lalu menangis bersama dengan kedua anaknya yang lain.

Sementara ayah Muhammed, Alieu Kijera, menjelaskan apa yang terjadi terhadap putra kecilnya itu.

Dia mengatakan Muhammed dibawa ke rumah sakit saat demam dan tak bisa buang air kecil. Tapi para dokter memberikan perawatan penyakit malaria kepada Muhammed, kemudian kondisinya semakin memburuk.

Tim medis kemudian mengatakan Muhammed harus dirawat di Senegal – negara tetangga – di mana layanan kesehatannya dianggap lebih baik. Awalnya ada pemulihan sementara, tapi tak juga berhasil menyelamatkan nyawanya.

Kijera marah dengan negaranya yang tidak memiliki sistem layanan kesehatan yang memadai, dan dia terpaksa berobat ke luar negeri.

“Kalau saja ada peralatan dan pengobatan yang benar, maka anak saya dan anak-anak lainnya bisa diselamatkan,” katanya. (*)

Sumber: BBC News Indonesia

Share :

Baca Juga

Menkominfo Johnny G. Plate. Foto: Humas Kominfo

News

Pembangunan Pusat Data Nasional Pertama di Cikarang Telan Biaya Rp2,59 Triliun
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memastikan tidak akan menilang pengendara yang memakai sandal jepit serta celana pendek saat berkendara. Foto: Ist

News

Pengendara Motor Pakai Sandal Jepit akan Ditilang, Begini Penjelasan Kakorlantas
Demi menekan PMK, Pemkab Boyolali kembali melakukan penutupan lima pasar hewan yang ada di wilayah tersebut. Foto: Diskominfo Kab.Boyolali

News

Kendalikan PMK, Pasar Hewan Boyolali Kembali Ditutup Dua Pekan
(Foto: istimewa/infopublik)

News

Ibadah Umroh Jemaah Indonesia Segera Dibuka, Ini Upaya Pemerintah
Ilustrasi: nyatanya.com

News

Pemerintah Waspadai Penularan Covid-19 di Awal 2023
Foto: Nyatanya.com/istimewa

News

Waspada Gempa Susulan, Gempa Blitar Dirasakan Warga Yogyakarta
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming secara simbolis menyerahkan bantuan kepada perwakilan pedagang kaki lima dan pemilik warung di Aula Dharmawangsa Kodim 0735/Surakarta, Selasa (12/10/2021). (Foto:MC Surakarta)

News

2.500 Pedagang Kaki Lima dan Warung di Solo Terima Bantuan Tunai
Foto: mypertamina.id

News

Menurut Pertamina, 80 Persen BBM Bersubsidi Dinikmati Orang Kaya