NYATANYA.COM, Jakarta – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan artikel di situs The Conversation yang ditulis oleh David Gaveau dari CIFOR (Center for International Forestry Research) pada 17 Desember 2021 lalu, berisi laporan keliru mengenai deforestasi.
Hal itu tertulis dalam artikel ( https://theconversation.com/alternative-data-setting-the-record-straight-on-the-scale-of-indonesias-2019- fires-173593 )
Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri (Kabiro KLN) KLHK, Dida Migfar Ridha, menduga artikel tersebut ditulis untuk melemahkan kredibilitas pemerintah Indonesia di mata internasional, karena dirilis sesaat sebelum Konfrensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-26 (COP-26).
“Jika dilihat dari waktunya, jelas dimaksudkan untuk melemahkan kredibilitas upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah deforestasi dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” kata Kabiro KLN KLHK dalam keterangan resminya, Sabtu (15/1/2022).
Menurut Kabiro KLN KLHK, kekeliruan laporan itu telah disesali oleh CIFOR, yang mengakui telah terjadi kesalahan langkah dalam mempublikasikan analisis kebakaran tahun ini secara prematur.
CIFOR juga menyatakan bahwa penelitian tersebut belum mematuhi proses yang disebut “pengawasan normal dari proses peer-review yang dilakukan oleh jurnal ilmiah”, dan “bahwa kerusakan hutan primer sangat rendah” di Indonesia.
Menyikapi hal ini, Kabiro KLN KLHK menegaskan, penelitian yang dilakukan terkait kejadian karhutla di Indonesia harus betul-betul berdasarkan data, bukan narasi palsu belaka.
Para pembaca artikel bertemakan lingkungan Indonesia juga diharapkan untuk bisa membedakan antara narasi palsu dan penelitian berbasis sains.
“Pemerintah Indonesia dengan hormat menyarankan agar David Gaveau mencari panduan tentang praktik terbaik di bidang ilmiah,” kata Kabiro KLN KLHK.
(*/N1)
Sumber: InfoPublik.id