Home / Plus

Rabu, 22 September 2021 - 15:59 WIB

Klomtan Winongo Asri Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Kampung Sayur

Kelompok Tani Winongo Asri berada di RW 07 Kelurahan Patangpuluhan. (Foto: Humas Pemkot Yogyakarta)

Kelompok Tani Winongo Asri berada di RW 07 Kelurahan Patangpuluhan. (Foto: Humas Pemkot Yogyakarta)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pemanfaatan lahan kosong di perkotaan dengan cara ditanamai berbagai macam tanaman dapat mendatangkan berbagai manfaat, seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani (Klomtan) Winongo Asri berada di RW 07 Kelurahan Patangpuluhan, Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

Ketua RW 07 Patangpuluhan, Heli mengungkapkan berbagai manfaat telah dirasakan warga masyarakatnya setelah mereka menanami berbagai macam tanaman di lahan kosong yang berada RW tersebut.

“Banyak manfaatnya antara lain bisa sebagai apotek, lumbung hidup, kampung sayur, dan bank hidup,” ujarnya Rabu (22/9/2021).

Disebut lumbung hidup, lanjutnya, karena sewaktu-waktu kebutuhan bahan pokok seperti bayam, umbi-umbian, dan sebagainya tersedia di lahan tersebut.

Heli membeberkan kelompok tani ini mulai berdiri pada Januari 2020, meski baru berdiri selama satu tahun, namun hasilnya yang mereka dapatkan telah banyak di rasakan warga masyarakat sekitar.

“Latar belakang adanya kampung sayur ini adalah adanya tekad yang besar dari masyarakat, baik para orang tua maupun muda-mudi. Semua mendukung sehingga kelompok ini lahir atas dasar kebutuhan warga sendiri,” jelasnya.

Ia mengatakan pada awalnya, di wilayah RW 07 ada tanah ‘nganggur’ dan terbengkalai yang rencananya dalam waktu dekat akan dibangun untuk kantor kalurahan.

Baca juga   Rekrut Talent Creative, Pemkot Akan Dampingi IKM Aluminium dalam Ciptakan Inovasi Produk

“Maka dari itu, sebelum tanah dibangun kantor kalurahan, dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur dan berbagai macam tanaman. Intinya, tanah ini jangan sampai nganggur tak terpakai,” ujarnya.

Menurutnya pemanfaatan lahan kosong di sekitar pemukiman yang paling cocok dilakukan adalah dengan ditanami tanaman sayur.

“Lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk budidaya berbagai jenis tanaman, termasuk budidaya tanaman buah dan sayuran,” bebernya.

Namun Setelah kantor kalurahan dibangun, lanjutnya, dan setelah lebih dari setahun menggunakan lahan cikal bakal berdirinya kantor kelurahan, akhirnya kampung sayur pindah lahan di bantaran sungai yang masih berlokasi di kawasan RW 07.

Untuk tanaman yang sering ditanam adalah sayuran, karena menurut warga, sayuran dirasa mudah dalam perawatannya dan umurnya lebih pendek, sehingga bisa cepat panen.

“Untuk tanamannya sendiri ada berbagai macam sayuran, di antaranya terong, kangkung, sawi, tomat, lombok, dan kembang kol. Semua tanaman yang ditanam itu semua hasil ide dari warga sekitar, yang sesuai dengan daerah tropis,” jelasnya.

Selain itu, kelompok Tani Winongo Asri juga membudidayakan ketela rambat atau tela pendhem. “Karena selain ketelanya, daun ketelanya juga dapat dimanfaatkan untuk makan sehari-hari. Biasanya daun tersebut dibuat rujak jlegor,” ungkapnya.

Baca juga   Malam Ini, Kraton Jogja Gelar Konser Kamardikan Yogyakarta Royal Orchestra

Hasil panen dari kampung sayur tidak hanya dimanfaatkan untuk konsumsi kelompok, tetapi juga dijual kepada warga sekitar yang ingin membeli sayur. Satu ikat daun ketela dijual Rp2.500.

Ia mengungkapkan masyarakat sekitar lahan lebih senang belanja di lahan langsung karena ada keunggulan yang ditawarkan pada konsumen.

“Keunggulan tersebut antara lain bisa memetik sayur sendiri sehingga masih segar, harga kompetitif dan lebih murah dari pasar, sayuran jelas organik, dan pelayanan yang ramah dari anggota kelompok,” jelasnya.

Di kampung sayur tersebut, juga kerap digunakan sebagai tempat pembelajaran bagi anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sekitar RW tersebut.

“Belajar tidak hanya bisa dilakukan di dalam ruangan sekolah, tapi bisa dilakukan di luar ruangan. Salah satunya bisa dilakukan di kampung sayur,” jelasnya.

Di kampung sayur, anak-anak diajarkan bagaimana cara menanam sayur yang baik dan benar. “Bukan anak-anak saja yang ikut, melainkan juga orang tua dari anak-anak itu diajak ke kampung sayur,” katanya.

Harapannya ke depan, anak-anak dan orang tuanya tidak hanya bisa menanam sayuran tersebut, tetapi juga mau untuk mengkonsumsinya setiap hari. (*)

Share :

Baca Juga

Gebyar UKMK Berbasis Sawit digelar di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta, Jumat (28/7/2023) sampai Minggu (30/7/2023). Foto: Agoes Jumianto

Plus

BPDPKS Gelar Gebyar UKMK Berbasis Sawit di Ambarrukmo Plaza, Hari Ini sampai Minggu 30 Juli 2023
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi Eyang Soegijo Saputro di kediamannya di Gondokusuman Yogyakarta Minggu (14/11/2021). (Foto: Humas Pemda DIY)

Plus

Eyang Soegijo Saputro, Saksi Hidup Lahirnya Hari Kesehatan Nasional
Beras merah dapat dikonsumsi rutin. (Foto: Istimewa)

Plus

Beras Merah Cegah Obesitas
Gebyar UMKM Forum Kemantren (Kecamatan) Inklusi di Halaman Balaikota Yogyakarta, Selasa (1/11/2022). Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Gebyar UMKM Inklusi Wujudkan Kemandirian Finansial Disabilitas
Krenova digelar untuk mendorong terbentuknya budaya kreativitas di masyarakat. (Foto: Diskominfo Jateng)

Plus

Jamu Asam Urat Karya Siswa MAN Raih Juara Krenova 2021
Angkringan Banyu Urip berikan servis unik, Senin-Kamis gratis bagi orang berpuasa sunnah. (Foto:zainuri arifin)

Plus

Dahsyatnya Sedekah, Angkringan Banyu Urip Gratis bagi yang Puasa Senin-Kamis
Para juara Pesparani 2024 Kabupaten Sleman menerima hadiah dan penghargaan. (Foto: Istimewa)

Plus

Pesparani 2024 Kabupaten Sleman Dibuka Wabup Danang Maharsa, Ini Dia Pemenangnya
Olimpiade Pancasila kembali diselenggarakan di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantul, Senin (26/9/2022). Foto: Humas Pemkab Bantul

Plus

Olimpiade Pancasila, Tumbuhkan Nasionalisme Berbangsa dan Bernegara