Home / Panggung

Minggu, 21 Agustus 2022 - 01:12 WIB

Kolaborasi Prancis dan Komunitas Gayam16 Suguhkan Opera Legenda Godogan Kungkum Kodok di #YGF27

Kolaborasi Rebonds Collectif Artistique France dengan Komunitas Gayam16 mementaskan pertunjukan bertajuk Legenda Godogan Kungkum Kodok pada hari kedua #YGF27, Sabtu (20/8/2022). Foto: Dok.Gayam16

Kolaborasi Rebonds Collectif Artistique France dengan Komunitas Gayam16 mementaskan pertunjukan bertajuk Legenda Godogan Kungkum Kodok pada hari kedua #YGF27, Sabtu (20/8/2022). Foto: Dok.Gayam16

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Rebonds Collectif Artistique France berkolaborasi dengan Komunitas Gayam16 mementaskan pertunjukan bertajuk Legenda Godogan Kungkum Kodok pada hari kedua Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke-27 (#YGF27) di Pendopo Ndalem Mangkubumen Universitas Widya Mataram, Sabtu (20/8/2022).

Pertunjukan kolaborasi ini melibatkan tari dari Putri Raharjo dan Warto Bosa, konser gamelan yang dibawakan Azied Dewa, Sudaryanto, Alex Grillo, Marie-Pierre Faurite, serta Christian Sebille.

Foto: Dok.Gayam16

Yang menarik, di gelaran #YGF27 menjadi panggung pertama opera kecil Legenda Godogan Kungkum Kodok ini dipentaskan.

Karya ini menggabungkan dua budaya artistik Perancis dan Indonesia melalui bagian-bagian yang ditarikan, gamelan spasial, dan interaksi elektronik real time dengan Christian Sebille.

Narasinya bilingual, dalam bahasa Prancis dan Indonesia dan sebagian dinyanyikan serta dinarasikan berdasarkan tradisi dramaturgi Jawa.

Foto: Dok.Gayam16

Pementasan Legenda Godogan dalam #YGF27 yang berkolaborasi dengan Christian Sebille menampilkan real time music composition. Sebelumnya, Christian sudah memaparkan materi real time music dalam workshop yang diadakan di IFI-LIP, Kamis (18/8/2022).

Ia menggunakan alat informatik yang dapat mentransformasi suara saat memainkan musik dan alat tersebut bisa memodifikasi berbagai parameter dengan kecepatan yang berbeda.

“Kami sebut real time music, jadi suara elektroniknya seperti nyata, terutama suara-suara instrument yang sudah dimainkan,” kata Christian Sebille.

Sandikala Ensemble. Foto: Dok.Gayam16

Dalam pementasan Legenda Godogan, melalui perangkatnya, Christian Sebille mentransformasikan suara gamelan menjadi suara baru.

Baca juga   Perupa Johnny Gustaaf Pameran Tunggal Dreams di G Print Making Art Yogyakarta

“Di Indonesia sering mempertontokan transformasi suara real time music ini, memang ini hal yang baru, bahkan di Prancis juga belum pernah ada,” tuturnya.

Dalam proses pembuatan Legenda Godogan, Alex meminta penulis Elizabeth Inandiak untuk menulis opera libretto berdasarkan legenda Bali Pangeran dan Katak.

Elizabeth Inandiak selama ini dikenal karyanya Lagu-Lagu Pulau untuk Tidur Tegak yang merupakan adaptasi bebas dari Serat Centhini.

Sandikala Ensemble. Foto: Agoes Jumianto

Godogan versi abad ke-21 digambarkan sebagai seorang ilmuwan, ahli bioakustik yang mempelajari nyanyian katak.

Dia menyadari kepekaan batrachian terhadap gangguan lingkungan: dia menyaksikan hilangnya katak emas Monteverde pada 1990, spesies yang secara resmi dinyatakan punah pada 2001.

Dalam salah satu kunjungan lapangannya, di depan matanya katak berubah menjadi dukun. Saat itulah di persawahan dimulai inisiasi perjalanan Godogan.

Pertunjukan Legenda Godogan ini juga didukung oleh French Institute di Paris, French Institute di Indonesia, National Center for Music, SACEM, KBRI Prancis dan SPEDIDAM.

Omah Cangkem (Bantul) menampilkan komposisi karya berjudul ‘Anak-anak Negeri Cangkem’. Foto: Dok.Gayam16

Setelah #YGF27, pementasan opera mini gamelan ini juga akan dibawakan di sejumlah tempat melalui tur keliling, yakni tur di Solo (UNS – 22 Agustus 2022), Surabaya (Yayasan Ciputra – 24 Agustus 2022) dan Jakarta (BBT – 27 Agustus 2022).

Menurut Direktur IFI-LIP Yogyakarta Francois Dabin, IFI-LIP kembali berpartisipasi secara langsung dalam penyelenggaraan YGF setelah absen dua tahun akibat pandemi Covid-19. Kerja sama dengan Komunitas Gayam16 tidak berhenti sampai di sini saja.

Baca juga   Omah Wayang Diresmikan: Pakem Terjaga, Kreativitas dan Ruang Dialog Makin Terbuka

“Pada November mendatang, seniman Prancis akan kembali berkolaborasi dengan Komunitas Gayam16 di perhelatan Ngayogjazz,” ujarnya.

Ia tidak menampik, musisi Prancis sangat tertarik dengan gamelan. Oleh karena itu, selama ada keinginan untuk bekerja sama, maka IFI-LIP akan menjembatani.

Omah Cangkem. Foto: Dok.Gayam16

Francois menilai sebenarnya musik gamelan tidak terkenal di Prancis, namun keberadaannya membuat banyak orang penasaran. Terlebih, gamelan didaulat sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

“Gamelan ini klasik dan tradisional tetapi bisa fusion dengan musik modern, itu lah yang membuat orang tertarik,” ucapnya.

Penampil kedua tadi malam adalah Sandikala Ensemble dari Yogyakarta, pimpinan Yusti Paradigma.

Sandikala Ensemble yang diperkuat 7 pemain ini menampilkan dua komposisi, Herutjokro as Posthuman (2020), dan Hyperkembangan X (2020).

Omah Cangkem. Foto: Dok.Gayam16

Dilanjutkan aksi apik Omah Cangkem (Bantul), pimpinan Pardiman Djoyonegoro yang menampilkan komposisi karya berjudul ‘Anak-anak Negeri Cangkem’ dengan melibatkan 40 orang pemain, dimana sebagian besar adalah anak-anak.

Perhelatan tahunan festival gamelan internasional ini diadakan selama tiga hari mulai Jumat sampai Minggu (19-21/8/2022).

Berbeda dengan penyelenggaraan YGF 2020 dan 2021, YGF 2022 kali ini kembali digelar secara luring atau offline.

Penonton bisa menyaksikan langsung konser gamelan yang digelar mulai pukul 19.15 WIB selama penyelenggaraan #YGF27.

(*/Aja)

Share :

Baca Juga

Film berjudul Dusner dari MM Kine Klub UMY dan pernah juara festival film pendek pada 2022 termasuk yang diputar di event Kineidoscope. Foto: Ist

Panggung

Kineidoscope 2022, Event Gelaran MM Kine Klub UMY yang Tak Sekadar Nonton Film
Brigitta Larasati. Foto: Ist

Panggung

Brigitta Larasati Wakili Indonesia di Ajang Kids Star International di Thailand
Sebagian pendukung ‘Mlungsungi’ saat berkumpul di Rumah Maiyah Kadipiro. (Foto: Istimewa)

Panggung

Diperkuat Seniman Lintas Generasi, Teater Reriungan Pentas Repertoar “Mlungsungi” di Tiga Kota
Mutiarachmi dan single "Nostalgia SMA". (Foto: Instagram @mutiarachmi)

Panggung

Mutiarachmi Nyanyikan Lagu Lawas “Nostalgia SMA” Milik Paramitha Rusady
Puluhan karya mahasiswa DKV ISI Surakarta dipajang dalam pameran bertajuk Persepsi di Belazo Art Space, Karanganyar, Jawa Tengah. Foto: Dok.ISI Surakarta

Panggung

Puluhan Karya Mahasiswa DKV ISI Surakarta Dipajang dalam Pameran Persepsi di Belazo Art Space
Dinas Kebudayaan serahkan Penghargaan Anugerah Kebudayaan, Penghargaan Warisan Budaya Rumah Tradisional, Hibah Alat Musik dan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda, Minggu (12/12/2021) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. (Foto: MC Kab Sleman)

Panggung

Pemkab Sleman Serahkan Penghargaan dan Hibah Alat Musik Tahun 2021
Penampilan kelompok Desa Budaya di DIY dalam Gaung Gamelan menandai penutupan Yogyakarta Gamelan Festival ke-29 di Stadion Kridosono, Minggu (11/8/2024). Foto: Dok.YGF

Panggung

Kemegahan Gaung Gamelan Tutup Festival Internasional, Yogyakarta Gamelan Festival ke-29
Di tengah pandemi Covid-19 ini bukan menjadi halangan bagi band asal Yogyakarta Bravesboy untuk tetap berkarya. Bahkan mereka tak gentar untuk merilis album ke-4 bertajuk "Wake Up". (Foto: Istimewa/Bravesboy)

Panggung

“Wake Up”, Album ke-4 Bravesboy yang Dirilis di Tengah Pandemi