NYATANYA.COM, Sleman – Komunitas JALIN (Jaringan Aksi Lintas Iman Nusantara) resmi diluncurkan di Ponpes Assalafiyyah Mlangi II Terpadu Sleman Yogyakarta, Kamis (15/8/2024) malam.
Diresmikannya JALIN, tidak hanya menjadi tanda berdirinya sebuah komunitas baru, tetapi juga menandai lahirnya sebuah gerakan yang berkomitmen untuk memperkuat persaudaraan dan harmoni di tengah keberagaman Indonesia.
Sebagai bagian dari rangkaian acara peluncuran, sehari sebelumnya, pada Rabu (14/8/2024), dilaksanakan prosesi penanaman Pohon Bodi (Vicus Religiosa) di lokasi yang sama.
Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah simbol dari upaya nyata untuk melestarikan lingkungan hidup sambil memperkokoh persatuan lintas iman.
Sekitar 700 orang hadir dalam acara ini, menunjukkan antusiasme yang besar terhadap inisiatif baru ini. (Foto: Istimewa)
Tokoh-tokoh agama dari berbagai kepercayaan turut hadir dan berpartisipasi dalam penanaman ini, termasuk KH Dr Irwan Masduqi, yang dalam sambutannya menyatakan harapan agar kebaikan yang ditanam melalui pohon ini akan memberikan dampak besar bagi keberlangsungan alam dan masa depan generasi mendatang.
Peluncuran JALIN dimulai dengan pertemuan anak muda lintas agama yang dengan antusias berbagi pengalaman dan harapan mereka untuk masa depan.
Acara ini kemudian dilanjutkan dengan sesi NGORKES (Ngobrol Keseharian), sebuah diskusi santai yang dimoderatori oleh Pandita Muda Totok Tejamano.
Beberapa pengayom lintas agama juga terlibat dalam pembicaraan ini, menciptakan suasana yang hangat dan penuh makna.
KH Dr Irwan Masduki, selaku tuan rumah sekaligus salah satu pengayom, menyampaikan dalam sambutannya bahwa acara seperti ini sangat penting untuk terus dilanjutkan.
“Kegiatan lintas iman seperti ini adalah sarana yang efektif untuk membangun silaturahmi dan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kebaikan dunia,” ungkap Irwan Masduki.
Puncak acara peluncuran ini ditandai dengan penyerahan Pohon Kalpataru sebagai lambang kehidupan dan cinta.
Setelah itu, pemotongan tumpeng dilakukan dan diserahkan kepada santriwan, santriwati, dan Mas Petrus Eko sebagai ketua panitia, yang menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur atas terlaksananya acara ini.
Acara peluncuran juga diramaikan dengan pertunjukan budaya dari Pondok Pesantren, GKI Gejayan, dan tim dari Rumah Jawa Apik (RJA).
Pertunjukan ini tidak hanya memukau, tetapi juga memperlihatkan bagaimana seni dan budaya dapat menjadi jembatan yang menyatukan perbedaan.
Sekitar 700 orang hadir dalam acara ini, menunjukkan antusiasme yang besar terhadap inisiatif baru ini.
Kegiatan peluncuran JALIN ini diharapkan akan menjadi awal dari gerakan yang lebih besar untuk mempromosikan dialog, toleransi, dan aksi nyata dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, kebangsaan, lingkungan, dan budaya yang dihadapi bangsa Indonesia. (N1)