NYATANYA.COM, Yogyakarta – Sebanyak 82 perupa perempuan yang tergabung dalam Komunitas Lintas Batas Perempuan menggelar Pameran Seni Rupa Gelitik Kecil #4 di Galeri Kopi Macan Bugisan Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul.
Pameran yang digelar sejak 25 – 31 Agustus 2024 ini sedikit beda dan unik dari biasanya, karena dari semua karya yang dipamerkan memiliki ukuran mini.
“Ini sengaja kita bikin agar semua memiliki hak sama dan lebih mengutamakan rasa kebersamaan tanpa ada yang merasa lebih besar,” tutur Ketua Komunitas Lintas Batas Perempuan, Watie Respati yang dijuluki Srikandi Pamerannya Jogja.
Lebih lanjut menurut Watie, Kelompok Lintas Batas Perempuan merupakan komunitas perempuan dari berbagai profesi yang memiliki inters pada karya seni rupa. Mereka bukan saja berasal dari kalangan berlatar belakang seni, tetapi ada ibu rumah tangga, dokter, pengusaha dan profesional kainnya yang belajar melukis baik otodidak mau pun lewat jalur pendidikan.
Watie Respati dan Yusman melihat langsung karya yang dipamerkan. (Foto: Teguh)
“Di sini kita berproses bersama dan setiap tahun kita gelar dua event pameran yaitu pameran besar dengan menampilkan bermacam karya seni rupa dan berbagai ukuran karya lukis dan satunya pameran ini,” terang Watie.
Dijelaskan Watie, bagi yang telah mengikuti pameran besar Pameran Gelitik Kecil boleh dibilang sebagai bonus pameran, karena dalam pameran ini mereka digratiskan tanpa biaya. Pameran yang menyedot perhatian kaum hawa ini dibuka oleh Maestro Seni Patung Yusman yang sekaligus pemilik Galeri Kopi Macan.
Menurut Yusman yang mendapat Gelar Maestro Seni Patung dari ISI Padangpanjang ini, bentuk kemandirian dalam menunjukan eksistensi komunitas telah ditunjukan secara nyata oleh Komunitas Lintas Batas Perempuan dengan menggelar pameran betulsng kali secara mandiri.
“Ini harus terus didorong agar atmosfier berkesenian rupa di Yogyakarta kian menggembirakan,” ujar Pematung Enam Presiden yang karyanya dipasang di istana Bogor.
Dalam pandangan Yusma, kemandirian menjadi kata kunci yang patut dijadikan pegangan oleh seniman sebab seorang seniman saat ini merupakan pribadi tangguh yang memiliki semangat juang yang luar biasa. Bekerja melahirkan karya terbaik bagi seniman menurut Yusman merupakan sebuah perjuangan dalam kemandirian.
“Untuk itu perlu ada dukungan dan dorongan juga agar mereka para seniman dapat terus berkarya dan mampu menembus pameran tunggal, tempat ini memberi ruang yang leluasa untuk itu,” tutur Yusman.
Seusai pembukaan ruang pameran dipadati oleh pengunjung dan sejumlah tokoh seniman gaek pun tampak hadir dalam pembukaan itu. (N3)