NYATANYA.COM, Yogyakarta – Susilo Nugroho “Den Baguse Ngarso” tampil membawakan monolog bergaya dagelan mataraman. Monolog ini sekaligus berisi tentang laporan penyelenggaraan FKY 2021 “Mereka Rekam” yang disampaikan dalam format yang berbeda.
Rangkaian proses pencatatan FKY 2021 diakhiri secara simbolis oleh Sekretaris Daerah DIY, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji, mewakili Gubernur DIY, yang secara resmi menutup gelaran FKY 2021.
Gelaran FKY 2021 Mereka Rekam telah berakhir. Selama 22 hari, FKY 2021 telah menghadirkan ratusan catatan tentang sosok, cara hidup, semangat zaman, dan berbagai pengetahuan dari catatan warga.
Seremoni penutupan FKY 2021 dilaksanakan pada 7 Oktober 2021 pukul 15.30 WIB. Masyarakat dapat mengikutinya secara daring melalui situs web www.fky.id yang disiarkan langsung dari gedung DPAD DIY. Lokasi DPAD DIY sendiri rencananya akan menjadi venue utama penyelenggaraan FKY tahun depan secara hybrid.
Tampil pula Ibu Menari yang membawakan tari Sido Luhur. Tarian ini merupakan refleksi atas filosofi batik Sido Luhur yang kerap dikenakan perempuan dalam upacara pernikahan dan mitoni dalam adat tradisi Yogyakarta.
Setiap nafas dalam tari Sido Luhur adalah doa para ibu untuk keluarga dan keturunannya. Ibu Menari dalam catatan empat karya sebelumnya telah mengembangkan bentuk tarian yang mengekspresikan diri mereka sebagai
penari perempuan dengan merespon rumah dan kegiatan sehari-hari seorang ibu.

Tarian Sido Luhur menunjukkan bahwa para penari juga mampu menjawab tentang pelestarian tari yang berakar pada tradisi.
Sejak dibuka pertama kali, FKY 2021 telah dihadiri oleh 15,1 ribu user yang berasal dari 250 kota di 37 negara, di antaranya adalah Indonesia, Amerika, Singapura, Irlandia, Swedia, Jepang, Vietnam, Belanda, Austria, Jerman, Australia, Malaysia, Inggris, Perancis, dan Cina. Jumlah ini berdasarkan data yang dikumpulkan dari periode 28 Agustus – 5 Oktober 2021.
Kehadiran FKY 2021 telah memberikan sumbangsih pada berbagai pihak, baik secara ekonomi, mendorong kemunculan karya baru, alasan untuk aktif dan produktif di tengah pandemi, penghiburan, memberikan ruang/eksposur berbagai subjek, serta utamanya adalah beragam pengetahuan baru bagi masyarakat.
Dalam penyelenggaraannya, FKY 2021 telah melibatkan 937 subjek yang meliputi pegiat festival seni-budaya, seniman, maestro, komunitas, tenaga ahli warisan budaya dan cagar budaya, pegiat budaya, lembaga, serta pranata.
FKY 2021 telah mengangkat objek kebudayaan yang terdiri dari adat Istiadat dan tradisi luhur sebanyak 38 tema, pengetahuan dan teknologi sebanyak 58 tema, bahasa dalam 24 tema, benda dalam 24 tema, dan seni sejumlah 96 bentuk.
FKY 2021 telah mendukung 196 UMKM melalui program Sambatan (Saling mBantu Jualan) sebagai bagian dari kampanye di media sosial. Dukungan ini memberikan manfaat mulai dari proses pengurusan legalitas usaha (IUMK), kenaikan jumlah pengikut dan pengunjung media sosial UMKM bersangkutan, hingga peningkatan penjualan.
Lewat program Catatan Warga, FKY telah melibatkan masyarakat untuk mewujudkan semangat pencatatan budaya. Masyarakat secara keseluruhan telah menyumbangkan 180 catatan yang terdiri dari 72 Cipta Lagu
Anak, 46 Foto Kegiatan Budaya, 23 Podcast Situs Bersejarah, 16 Tembang Dolanan Anak, serta 23 Vlog Kuliner Warisan.
Antusiasme tinggi para peserta pada Cipta Lagu Anak merupakah salah satu bukti bahwa lagu anak kembali menjadi perhatian banyak orang di tengah tingkat pertumbuhannya yang tidak sepadan dengan jumlah masyarakat Indonesia.
Catatan Warga adalah capaian penting dalam memulai peran dan kesadaran masyarakat terhadap dinamika kebudayaan di sekitarnya.

Pada gelaran hari terakhir, web FKY juga digayengkan pertunjukan kolaborasi antara Sedhut Senut dan Ndarboy Genk yang bermain dalam satu panggung menampilkan paduan antara seni ketoprak dan dangdut dengan judul pertunjukan Aku Obah, Kowe Mamah.
Seremoni FKY 2021 Mereka Rekam ditutup dengan hiburan pertunjukan musik dari O.K. Surya Mataram. Kelompok musik yang telah berdiri sejak 1975 di Yogya ini dengan sederet lagu-lagu keroncong sebagai salah satu keberagaman musik Yogyakarta yang terus tumbuh. (*/Aja)