NYATANYA.COM, Sleman – Dalam rangka untuk melestarikan kebudayaan Jawa khususnya sastra budaya Jawa, Paguyuban Sastra Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi Kabupaten Sleman menggelar pelatihan (gladhen) penulisan Esai, Cerita Cekak (Cerkak), dan Geguritan.
Kegiatan tersebut digelar di Ruang Rapat Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Sabtu (12/2/2022). Diikuti 18 pegiat sastra budaya Jawa dan dibuka langsung oleh Ketua Pasbuja Kawi Merapi, Sutopo Sugihartono.
Adapun sebagai mentor penulisan esai adalah Wiwien Widyawati Rahayu yang juga dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, mentor penulisan cerkak, Budi Sardjono yang berprofesi sebagai novelis senior, serta mentor penulisan geguritan, Suhindriyo.
Sebagai pembuka gladhen sastra jawa, Sutopo Sugihartono yang kesehariannya sebagai wartawan surat kabar harian Kedaulatan Rakyat menyampaikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan tata cara penulisan karya sastra jawa agar memenuhi persyaratan dan dimuat di media cetak menggunakan Bahasa jawa.
“Karya sastra mujudaken satunggaling isi tumraping media cetak, mila kanthi karya sastra saget dados memanising satunggaling penerbitan sahengga dados narik kawigatosan kanggenipun para maos,” tutur Sutopo.
Menurutnya, penulis dituntut agar terampil dalam menggunakan bahasa sastra supaya para pembaca dapat menikmati tulisan karya sastra.
Apabila ditulis dengan bahasa yang baik dan pas maka susunan kalimatnya akan menyatukan rasa antara pembaca dengan isi tulisan.
Ia menambahkan, penulisan karangan diawali dengan teras (lead), pada Alinea pertama yang isinya menggambarkan tema karangan yang dapat menarik perhatian pembaca.
Selanjutnya, tahapan kedua adalah memaparkan tentang inti cerita yang masih terkait dengan teras, dan ditutup dengan beberapa hal yang belum tercakup dalam teras maupun badan untuk melengkapi isi suatu cerita karya sastra.
Kunci menulis karya sastra adalah menata paragraph yang harus diperhatikan dalam ilmu komposisi.
Di dalam satu paragraph bisa berisi satu, dua, atau tiga kalimat, yang baku harus mewujudkan satu kesatuan dan harus selesai sesuai dengan pokok cerita.
Semuanya harus dirangkai menggunakan Bahasa jurnalistik, mudah dimengerti, dan sederhana.
Dalam kesempatan ini, seluruh peserta diwajibkan praktek menulis karya sastra jawa sesuai dengan gladhen yang dipilih (Esai, Cerkak, Geguritan) sebagai hasil karya pelatihan untuk didiskusikan dengan para mentor masing-masing supaya layak dicetak di media massa.
Sebagai wujud apresiasi kepada 18 peserta gladhen, pengurus Pasbuja Kawi Merapi memprioritaskannya untuk mengikuti workshop penulisan feature dalam Bahasa jawa secara cuma-cuma yang diselenggarakan oleh Kundha Kabudayan Kabupaten Sleman dalam waktu dekat.
(N1)