Home / Panggung

Rabu, 7 Agustus 2024 - 20:21 WIB

Lokakarya Sariswara Ki Hadjar Dewantara dalam Proses Pembelajarannya, Menandai Dihelatnya YGF29

Agenda Rembug Budaya YGF29 yang digelar di di Okid Cafe Panembahan, Selasa 6 Agustus 2024. (Foto: Dok.Gayam16)

Agenda Rembug Budaya YGF29 yang digelar di di Okid Cafe Panembahan, Selasa 6 Agustus 2024. (Foto: Dok.Gayam16)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Lokakarya dan Rembug Budaya mengawali perhelatan Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke-29 yang digelar selama satu minggu penuh mulai 5 – 11 Agustus 2024.

Lokakarya berlangsung di Pendopo Gayam16 pada tanggal 5 -7 Agustus 2024 setiap hari pukul pukul 14.00-17.00 WIB dengan tema Sariswara Ki Hadjar Dewantara dalam proses pembelajarannya.

Sariswara sengaja dipilih karena merupakan metode yang telah lama dikembangkan dan efektif dalam proses pembelajaran seni, khususnya gamelan.

Lokakarya yang dibawakan oleh Listyo Hari Krisnarjo atau yang akrab disapa dengan Cak Lis sebagai pengelola laboratorium Sariswara dan Taman Kesenian Taman Siswa dan didampingi pula oleh Hapsari Satya Lestari yang akrab disapa dengan Bu Sari.

Lokakarya hari pertama lebih menjelaskan apa itu metode sariswara dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta dalam pendidikan.

Sesi tanya jawab Rembug Budaya YGF29 yang digelar di di Okid Cafe Panembahan, Selasa 6 Agustus 2024. (Foto: Dok.Gayam16)

Sariswara sendiri merupakan metode mendidik yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara melalui kesenian untuk membiasakan segala keindahan dan kehalusan dengan menggabungkan pengalaman semua indra yang ada, baik melalui pendengaran, penglihatan, gerakan fisik, dan juga perasaan (cipta-rasa-karsa).

Namun tidak hanya itu, metode ini melengkapinya dengan penggabungan semuanya itu dalam satu bingkai cerita yang mampu melekat erat di dalam diri seorang hingga dia kelak dewasa.

Kegiatan Lokakarya dipandu dan didampingi oleh teman-teman Taman Kesenian. Materi lokakarya meliputi 2 gendhing klasik yang kemudian akan dipentaskan di konser gamelan YGF hari kedua.

Hari kedua rangkaian kegiatan YGF ke-29 pada tanggal 6 Agustus 2024 adalah Rembug Budaya dengan tema ‘Arsip Musik Sebagai Warisan’ yang menjadi moderator adalah Hilman dari Jogja Sonic Index serta pembicaranya adalah Jody Diamond dari American Gamelan Institute/SUNY New Paltz, serta Danang Rusdy dari Lokananta.

Sementara Rembug Budaya digelar di OKID Cafe, Jalan Panembahan No.1-3, Panembahan, Kraton, Yogyakarta mulai pukul 15.00 WIB – selesai.

Program yang berisi tentang pengelolaan arsip musik sebagai upaya mengembangkan semangat-semangat masa lalu sebagai bekal masa depan.

Peserta lokakarya dan rembug budaya YGF29 memainkan gamelan. (Dok: Gayam16)

Dalam kegiatan Rembug budaya berjalan menarik karena para pembicara memberikan pandangannya tentang arsip musik gamelan, antusias peserta juga sangat antusias ada 22 orang peserta dari berbagai latar belakang yang tertarik dan ingin mengetahui cara kerja pengarsipan musik.

Baca juga   Atasi Kejahatan Jalanan, Pemprov DIY Rancang Boarding School Berbasis Foster Care di Pundong

Hilman sebagai moderator membuka obrolan pada rembug budaya dengan berbicara mengenai arsip serta bentuknya yang tujuannya adalah mengolah bahan seperti transkrip wawancara, text, audio, dan video yang harapannya produk tersebut diolah agar lebih mudah dibaca, dipahami dan dimanfaatkan.

Lalu Danang (Lokananta) menceritakan awal mula ketertarikannya tentang pengarsipan.

“Saya mulai menemukan ketertarikan terhadap arsip yang mengantarkan saya ke ruangan piringan hitam Lokananta, yang saya anggap itu hanya berisi gending gending jawa, gending dolanan ada gamelan degung ada Pangkur Jenggleng Basiyo yang waktu kecil saya dengarkan, disitu saya terbayangkan kerja pengarsipan bisa dilakukan dari Lokananta,” katanya.

Danang menambahkan cukup menarik bicara mengenai arsip, harapan saya adalah orang harus mengetahui tentang gamelan dan musik lainnya gak hanya nama seperti Bing Slamet atau Titiek Puspa saja yang disebut pernah rekaman di Lokananta.

Jody Diamond dari American Gamelan Institute mengatakan, “Saya memulai main gamelan tahun 1970, saya memutuskan bahwa selama hidup akan belajar dan bermain gamelan,” ungkapnya.

“Ketertarikan saya mengarsip gamelan karena saya melihat pola kenapa karya karya musik komponis dari Indonesia tidak ada nama orang yang andil dalam komposisi musik itu dan arsip mengenai gamelan sedikit sekali yang saya temukan pada saat itu, kegiatan mengarsip bukan hanya dapat dilakukan oleh orang tua tapi bisa oleh siapa saja,” imbuh Jody Diamond.

Arsip sendiri adalah dokumentasi sesuatu yang penting, seperti orang yg memiliki peran penting tentang sesuatu hal yang bisa dipelajari lagi ilmunya sebelum orang itu meninggal.

Kewajiban moral pengarsip adalah mempublish data arsip sebagai ilmu yang terbuka dan mudah diakses oleh siapapun dan mengembalikannya ke pemilik asli arsip itu sendiri.

Kerja arsip adalah seperti hutan belantara banyak hal-hal yang belum diketahui, banyak hal-hal yang harus diketahui, dan banyak hal-hal yang harus dikenalkan, arsip adalah warisan kebudayaan.

Jika pekerja arsip ini sudah tidak ada lalu siapa yang akan melakuan aktifitas mengarsip ini.

Obrolan sore pada kegiatan Rembug Budaya hari ke-2 YGF ke-29 sangat seru dan menarik baik dari moderator dan dua pembicara yang menekuni kerja pengarsipan.

Selain Lokakarya dan Rembug Budaya, YGF ke-29 juga masih menyelenggarakan program lainnya, yakni konser gamelan pada tanggal 8-10 Agustus 2024 di Plaza Ngasem, dan Gaung Gamelan Closing Ceremony YGF 2024 pada 11 Agustus 2024 yang berlokasi di Stadion Kridosono.

Baca juga   Sarkem Percussion dan Drummer Guyub Yogyakarta, Pukau Penonton FKY Meski Cuma Latihan Lewat WA

Seluruh rangkaian progam ini bertujuan melestarikan seni gamelan dan memperkenalkan metode pendidikan inovatif seperti Sariswara kepada masyarakat luas.

Berikut ini program-program YGF #29 :

  • Lokakarya Metode Sariswara Ki Hadjar Dewantara, digelar Senin-Rabu, 5-7 Agustus 2024 pukul 14:00 – 17:00 WIB bertempat di Pendopo Gayam 16 dengan pemateri Listyo Hari Krisnarjo (Lab. Sariswara) dan Taman Kesenian.
  • Rembug Budaya Arsip Musik sebagai Warisan, digelar Selasa 6 Agustus 2024 pukul 15:00 WIB di Okid Cafe Jalan Panembahan No.1-3, Panembahan, Kraton, Yogyakarta dengan pembicara Jody Diamond (American Gamelan Institute/SUNY New Paltz), Danang Rusdy (Lokananta), dan Moderator Himan (Jogja Sonic Index).
  • Konser Gamelan Piweling digelar Kamis – Sabtu, 8 – 10 Agustus 2024 menampilkan kelompok gamelan dari kategori anak-anak/ pelajar, kategori kreasi baru/ kontemporer, kategori internasional, dan kategori klasik/ tradisi. Tiap kategori ini akan dihadirkan selama 3 hari berturut-turut, sekitar pukul 19.00 WIB – selesai di Plaza Pasar Ngasem Yogyakarta.
    Konser gamelan ini juga merupakan ajang bertemunya para penikmat dan pelaku musik gamelan dari seluruh dunia. YGF telah menjalin hubungan dengan lebih dari 32 negara yang mempunyai gamelan. Ini adalah sebuah cara dalam merawat dan mengembangkan gamelan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan budaya dunia.
  • Gaung Gamelan yang menjadi Closing Ceremony of 29th Yogyakarta Gamelan Festival dihelat Minggu 11 Agustus 2024 di Stadion Kridosono.

Pertunjukan gamelan yang dimainkan oleh ratusan pemain gamelan secara bersamaan yang tergabung dalam kelompok karawitan dari 14 Desa Budaya binaan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dan kelompok gamelan komunitas antara lain Kyai Kanjeng dan AKNSB (Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya).

Pertunjukan ini akan memainkan 4 gending klasik gaya Yogyakarta yang akan dibagikan sebulan sebelumnya, serta disebarkan melalui berbagai media dengan tujuan agar dapat dipelajari (dibaca) oleh masyarakat luas sebagai pengetahuan atau dapat dipakai untuk berpartisipasi di dalam program ini.

Selain pertunjukan utama Gaung Gamelan, akan ada performance dari Saron Groove – Gayam16 (Yogyakarta), DGYK (Yogyakarta), Anteng Kitiran (Yogyakarta), Sanggar Sritanjung (Banyuwangi).

Gaung Gamelan akan menutup rangkaian Yogyakarta Gamelan Festival ke-29. Seluruh rangkaian program YGF adalah gratis dan terbuka untuk masyarakat umum. (N1)

Share :

Baca Juga

Seniman Cokekan Gentayangan Cawas usai produksi konten YouTube. (Foto:nyatanya.com/Humas Pemkab Klaten)

Panggung

Sepi Job, Seniman Cokekan Gentayangan Cawas Rambah YouTube
Suasana display karya untuk pameran "Eco Eco Ing Bulan Juni" di Pitaloka Arthouse. Foto: Ist

Panggung

Perupa 9 Kota Pameran “Eco-eco Ing Bulan Juni” di Pitaloka Arthouse
Boy Warongan melalui proyek solo dengan moniker Boyway & The Palmeiros debut single Juang Angan. (Istimewa)

Panggung

Boyway & The Palmeiros Debut Single Juang Angan Karya Mendiang Ade Paloh
Pengunjung pameran seni rupa “Roots < > Routes” Biennale Jogja XVI Equator #6 2021. (Foto: Dokumentasi Yayasan Biennale Yogyakarta)

Panggung

Ragam Tema Pameran Seni Rupa Biennale Jogja XVI Equator #6 2021
Manteb Sudarsono, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Magelang menyerahkan wayang Werkudara kepada dalang muda Ki Teguh Setyanto. (Foto: humas/beritamagelang)

Panggung

Gali Potensi Pewayangan, Disdikbud Magelang Pentaskan Dalang Madya
Guyon Waton. Foto: Ist

Panggung

Guyon Waton Meriahkan Ketep Summit Festival 2022, Ini Tanggal Pentas dan Harga Tiketnya Lur
Acara Kopdar Paguyuban MPKBKP yang digelar di Basecamp R-Plus, Embung Mororejo, Domban, Mororejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, Minggu (12/6/2022). Foto: Dok.JKPC

Panggung

Kopdar Musisi Pelestari Koes Bersaudara/ Koes Plus Yogya, Bentuk Pengurus Baru
Baim Wong. Foto: Ist

Panggung

Baim Wong Akhirnya Cabut Pendaftaran HAKI Citayem Fashion Week