Home / Wisata

Selasa, 3 Mei 2022 - 20:49 WIB

Belum untuk Umum, Keraton Yogyakarta Bagikan Ubarampe Gunungan Syawal Secara Terbatas

Peringatan 1 Syawal 1443 H/Alip 1955, Keraton Yogyakarta menggelar serangkaian agenda dari mulai pembagian ubarampe Gunungan Syawal hingga Ngabekten secara terbatas. (Foto: mc.kratonjogja)

Peringatan 1 Syawal 1443 H/Alip 1955, Keraton Yogyakarta menggelar serangkaian agenda dari mulai pembagian ubarampe Gunungan Syawal hingga Ngabekten secara terbatas. (Foto: mc.kratonjogja)

NYATANYA.COM, Yogyakarta -Sudah menjadi tradisi Keraton Yogyakarta dalam memperingati Idulfitri 1 Syawal dengan prosesi gunungan. Namun sejak pandemi gelaran ini digelar terbatas.

Demikian pula peringatan 1 Syawal 1443 H/Alip 1955, Keraton Yogyakarta menggelar serangkaian agenda dari mulai pembagian ubarampe Gunungan Syawal hingga Ngabekten secara terbatas.

Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama para Mantu Dalem terlebih dahulu melaksanakan Salat Idulfitri di Kagungan Dalem Masjid Panepen, Keraton Yogyakarta, Senin (2/5/2022) atau 1 Syawal 1443 H/Alip 1955.

Adapun sebelum melaksanakan Salat Ied, Ngarsa Dalem menunaikan pembayaran zakat trah melalui Utusan Dalem yang diserahkan kepada Kanca Pengulon di Kagungan Dalem Masjid Gedhe.

Satu hari setelah pelaksanan Salat Ied, Keraton Yogyakarta melaksanakan pembagian ubarampe Gunungan, pada Selasa (3/5/2022) atau 2 Syawal Alip 1955.

Sebanyak 2.700 rengginang dibagikan ke tiga tempat sebagaimana biasanya yakni Keraton Yogyakarta dan Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan.

Mantu Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, KPH Purbodiningrat menuturkan bahwa pelaksanaan Garebeg Syawal kali ini belum dapat dilakukan seperti biasa yakni dengan rayahan, mengingat situasi dan kondisi belum sepenuhnya pulih.

Baca juga   Royal Brongto, Hotel Cagar Budaya yang Mengusung Kearifan Lokal Yogya Istimewa

“Meski jumlah kasus Covid-19 DIY relatif melandai, namun kami memilih untuk tetap menggelar pembagian ubarampe Gunungan Syawal secara terbatas,” ujarnya, Selasa (3/5/2022).

Kanjeng Purbo, sapaannya, menambahkan bahwa selain tetap melakukan pembagian ubarampe, Keraton Yogyakarta secara terbatas mulai mencoba melaksanakan prosesi Ngabekten atau tradisi sungkeman di Keraton.

Ngabekten akan digelar dalam dua tahap yakni Ngabekten Kakung dan Ngabekten putri selama dua hari.

Ngabekten Kakung akan diikuti Bupati/Walikota dan para wakilnya termasuk para Kanjeng dengan jumlah total 80 orang.

Termasuk juga para Penghageng, Wakil Penghageng, Carik (Sekretaris), dan Hartakan (bendahara) dari masing-masing tepas sebanyak lima orang perwakilan, serta beberapa perwakilan Sentana (kerabat) Kakung.

“Untuk Ngabekten Kakung digelar pada Selasa (3/5/2022) setelah pembagian ubarampe gunungan hingga sore hari. Sementara, Ngabekten Putri akan dilaksanakan Rabu (4/5/2022) dari pagi hingga siang hari. Namun demikian, pelaksanan Ngabekten dilakukan sangat terbatas dengan masih menjaga jarak satu sama lain dan wajib mengenakan alat pelindung diri,” tambah Kanjeng Purbo sebagaimana rilis yang diterima nyatanya.com, Selasa (3/5/2022).

Baca juga   Ternyata Ini Penyebab Malioboro Macet Parah, Dishub Langsung Bertindak

Dalam kondisi biasa, tata cara Ngabekten yang dilakukan di Keraton dilakukan dengan ngaras jengku (mencium lutut Ngarsa Dalem) sebagai bentuk tanda bakti dan penghormatan.

Terkecuali bagi kerabat Dalem yang berusia lebih tua dari Ngarsa Dalem, termasuk KGPAA Pakualam, sungkem pangabekten dilakukan dengan Sembah Karna, atau mengangkat kedua telapak tangan segaris lurus dengan daun telinga.

Akan tetapi, berkaitan dengan situasi dan kondisi pandemi, prosesi Ngabekten kali ini dilakukan dengan lampah dodok dan menghaturkan sembah kepada Ngarsa Dalem dari jarak 1 meter.

Berkaitan dengan adanya Idulfitri dan prosesi Ngabekten tersebut, wisata Keraton Yogyakarta ditutup selama tiga hari mulai Senin (2/5/2022) hingga Rabu (3/5/2022).

Selain itu, unit Keraton yakni Tamansari, ditutup selama dua hari pada Senin (2/5/2022) dan Selasa (3/5/2022).

“Mari senantiasa menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Semoga sehat dan berkah senantiasa membersamai kita dan orang-orang terkasih,” pungkas Kanjeng Purbo.

(*/Aja)

Share :

Baca Juga

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan kopi Magelang. (Foto: Humas Jateng)

Wisata

Magelang Coffee Fest Kembali Digelar di Borobudur, Ini Tanggalnya
Ternyata belum semua wisatawan menginstal plikasi PeduliLindungi sebagai syarat mengunjungi Candi Borobudur. (Foto: Humas/beritamagelang)

Wisata

Masih Banyak Wisatawan Belum Instal Aplikasi PeduliLindungi
Pertemuan PT TWC dengan dengan para mitra usaha TMII di Balai Panjang Museum Indonesia, TMII. (Foto:media_twc)

Wisata

PT TWC Ajak Mitra Usaha TMII Terapkan GCG
Lomba dayung tradisional di Klidang Lor yang digelar setiap libur Idulfitri selalu meriah. (Foto: MC Batang)

Wisata

Lomba Dayung, Tradisi Unik Nelayan Klidang Lor Batang untuk Bersilaturahmi
Ketjeh Resto, destinasi wisata baru di Klaten yang mengusung isu peduli sungai. (Foto: Diskominfo Klaten)

Wisata

Ketjeh Resto, Wisata Kuliner Anyar yang Lagi Viral di Klaten
Foto: Humas Pemda DIY

Wisata

Ini Jadwal dan Tarif KA Bandara YIA Terbaru, Berlaku Mulai 1 April 2022
Komplek situs Candi Retno yang pada awalnya terbuka, saat ini sudah diberi atap peneduh. (Foto: Humas/beritamagelang)

Wisata

Cegah Air Hujan, Candi Retno Kini Diberi Atap Peneduh
Adila Syifa Azahra, salah seorang bocah bajang, meminta secara khusus rambut gimbalnya dipotong oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Diskominfo Jateng

Wisata

Cerita Adila, Anak Bajang yang Minta Rambut Gimbalnya Dipotong Ganjar