NYATANYA.COM, Bantul -Universitas Negeri Semarang (UNNES) memiliki event tahunan bertajuk Kompetisi Debat Hukum Nasional (KDHN). Mahasiswa Fakultas Hukum dari berbagai perguruan tinggi antusias bisa mengikuti.
Segenap tim peserta berusaha semaksimal mungkin agar meraih juara atau moncer dalam event bergengsi tingkat nasional, KDHN 2023 tersebut. Salah satunya, yakni tim dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FH UMY).
Suatu prestasi membanggakan, tim dari FH UMY yang terdiri dari Ayi Leoni Putri, Norradyah dan Inggrid Janainah Salsabillah berhasil moncer dalam KDHN 2023, baru-baru ini. Selain terpilih menjadi juara I dalam KDHN 2023 di UNNES, salah satu tim, yakni Ayi Leoni Putri sekaligus terpilih sebagai Best Speaker. Kedua prestasi tersebut tak lepas dari latar belakang ketiganya yang sudah memiliki minat dan bakat dalam kompetisi debat.
Menurut Ayi Leoni, ia dan teman-temannya mengikuti komunitas debat di fakultasnya yang bernama Law School Debate Community. Di komunitasnya pun sudah tercipta atmosfer kompetitif.
“Jadi, kami merasa tertantang untuk selalu mengikuti berbagai lomba debat. Sebelum mengikuti kompetisi seperti KDHN, kami sudah diseleksi di tingkat komunitas,” ungkap Ayi.
Khususnya dalam event KDHN, lanjut Ayi, perlu melewati beberapa tahapan proses penting sebelum bisa mencapai final. Antara lain, dimulaii dari babak penyisihan dan perempat final.
“Lamanya proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tahapan kompetisi ini sekitar tiga minggu. Teknis pelaksanaannya menerapkan daring dan luring,” jelasnya.
Sebagai contoh, dalam babak penyisihan dan perempat final dilaksanakan secara daring dan babak final yang terdiri dari empat tim digelar secara luring di kompleks UNNES.
Adapun tema KDHN 2023, yaitu “Pembangunan Hukum Energi Berdasarkan Pancasila.” Tema ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, sebab ia merasa belum terlalu familiar dengan isu hukum energi.
Hal tersebut menjadikan ia dan timnya harus melakukan riset mendalam sebagai dasar acuan, sehingga perlu menghabiskan lebih banyak waktu, terlebih karena ia dan tim melakukan riset secara mandiri.
“Khususnya pada babak final KDHN, proses debat dibagi menjadi beberapa mosi. Saya dan teman-teman mendapatkan sebagian mosi terkait, seperti kebijakan larangan ekspor mineral mentah di Indonesia,” urai Ayi.
Selain itu, sambungnya, penggunaan sistem single regulator dan single bar untuk organisasi advokat. Kendati sempat merasa kurang percaya diri, ia dan timnya tetap dapat tampil dengan baik.
Faktor persiapan jauh-jauh hari yang dilakukan ia dan timnya, ketenangan dan tak kalah penting banyak berdoa kepada Allah SWT menjadi kunci penting dari keberhasilan ia dan timnya.
Sejumlah keunggulan timnya, antara lain seputar metode penyampaian yang lebih proporsional, seperti intonasi dan artikulasi kata yang disampaikan secara lebih tenang.
“Keberhasilan kami di KDHN 2023 tentunya tidak lepas dari pertolongan Allah dan doa semua pihak yang mendukung kami,” tandas Ayi. (N2)