NYATANYA.COM, Yogyakarta – Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menerima wayang potehi tokoh Sie Teng San dan Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun menerima tokoh Wan Lie Hwa yang keduanya merupakan sepasang (suami istri) tokoh pahlawan dalam wayang Potehi.
Sementara Wakil Walikota Yogyakarta menerima tokoh Jie Bao Kong seorang penasehat kerajaan yang dikenal pandai dalam strategi dan analisis kebijakan.
Pemberian penghargaan pada Walikota Yogyakarta, Wakil Walikota Yogyakarta dan Ketua TP PKK Kota Yogyakarta oleh Ketua JCACC Tandean Hari Setio di Malam Apresiasi Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta yang digelar oleh Jogja Chinese Art & Culture Centre (JCACC) pada Selasa (17/5/2022) di The Rich Hotel Yogyakarta.
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyampaikan bahwa Yogyakarta dengan keberagaman suku dan etnis menjadi ajang bertemunya ragam budaya yang saling bersinergi satu sama lain dan saling melengkapi. Salah satunya adalah budaya Tionghoa yang tumbuh kembang dan beradaptasi dengan budaya dan masyarakat Yogyakarta.
Tidaklah heran bila Barongsai sebuah seni dari Tionghoa digemari dan dikuasai oleh masyarakat. Di kampung-kampung seputaran Malioboro banyak anak-anak hingga dewasa berlatih Barongsai dari mulai memainkan alat musiknya hingga memainkan barongsai.
“Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang digelar sejak tahun 2007 merupakan contoh nyata sinergitas budaya Tionghoa dengan budaya Yogyakarta dan kini telah menjadi ikon kegiatan seni budaya di Yogyakarta dan dikenal luas baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Haryadi
Ia juga menyampaikan bahwa di sepanjang kariernya di Yogyakarta, dari mulai menjabat sebagai Wakil Walikota di tahun 2006 hingga saat ini akan mengakhiri jabatan sebagai Walikota Yogyakarta pada 22 Mei yang akan datang telah membersemai Pekan Budaya Tionghoa dalam suka dan duka.
Keberhasilan tersebut tak lepas dari kebersamaan dan keyakinan bahwa kita mampu melewati dan mengatasi ragam kesulitan yang ada dan mengubahnya menjadi kesuksesan imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun menceritakan pengalamannya sebagai Ketua Umum dalam pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta sejak tahun 2007.
Salah satunya adalah peristiwa puting beliung yang melanda Kota Yogyakarta di tahun 2007 yang bersamaan dengan pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Ana juga berharap agar kegiatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di tahun mendatang bisa diselenggarakan dan lebih meningkat konten dan kualitasnya.
Dalam perjalanan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ternyata tak lepas dari sosok Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang saat itu menjadi Pembantu Direktur 1 Akindo Yogyakarta.
Heroe menuturkan bahwa diawal pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta dilaksanakan di AKINDO dan turut serta dalam pendokumentasian kegiatan dalam bentuk video.
“Saat itu pendokumentasian video dilakukan oleh mahasiswa Akindo dengan menggunakan pita VHS sehingga dalam proses editing memakan waktu lama dan tidak seperti sekarang, dengan kemajuan teknologi semua bisa menjadi lebih mudah dan cepat,” jelas Heroe.
Ketua JCACC Tandean Hari Setio menuturkan bajwa Malam Apresiasi Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta merupakan ucapan terima kasih JCACC atas jalinan kerjasama dan kebersamaan dalam melestarikan seni budaya Tionghoa melalui Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta.
Malam ini juga dipentaskan berbagai ragam tarian Tionghoa maupun Yogyakarta, koko dan cici serta tak ketinggalan pertunjukan Barongsai anak-anak yang sangat memikat.
(Ant/N1)