NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pementasan Teater Wayang Cekakak dengan cerita ‘Limbuk Ngambek’ naskah karya Joko Andono, bakal digelar di Panggung ARTJOG MMXXII, Gampingan Yogyakarta, Sabtu (9/7/2922) malam ini pukul 19.30 WIB.
Pergelaran Wayang Cekakak didukung gabungan sejumlah seniman teater, penyanyi, pemusik, penari Yogya yang mempunyai kemampuan improvisasi untuk melemparkan humor segar di atas pentas yang mengacu pada alur cerita.
Pergelaran Wayang Cekakak disutradarai Khocil Birawa, penata musik Bramanti Fauzan Nastion bersama grup Grindmans Band dengan pemusik Rawang, Jose Martinez, Aji, Lanang, Doni Trombs, Yuan, Prabu, John Seventy, Rizki Mulya Artiana dan penyanyi Rara.
Penata artistik Joni Asman dan koreografi ditangani koreografer/ penari Bimo Wiwohatmo. Para pemain Luwi Darto (Dalang), Jedink (Pimpinan Wayang Cekakak), Tedjo Badut (Gareng), Cristina Duque (Cristina ‘Drupadi’ Ayuningtyas), Lisa Pawestri (Cangik), Erli ‘Gayeng’ (Limbuk) dan Boedhie Pramono dan Rendra (Hip Hop KM 7).
Khocil Birawa menjelaskan, pentas Wayang Cekakak berdurasi sekitar 1 jam mengunakan konsep garapan yang mengembangkan spirit kesenian rakyat dengan memadukan unsur teater modern, seni wayang, tari, musik, lawak dan kesenian lainnya.
“Mengenai cerita mengangkat persoalan kehidupan sehari-hari yang dikemas dengan sarat humor kekinian menyesuaikan tuntutan zaman,” jelas Khocil.
Wayang Cekakak dalam pemanggungan berusaha akrab dengan penonton.
“Karena itu, menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan ada pula bahasa Inggris,” kata Khocil Birawa, yang juga konseptor Teater Wayang Cekakak.
Joko Andono mengungkapkan, lakon ‘Limbuk Ngambek’, intinya menggambarkan cerita grup kesenian Wayang Cekakak melakukan proses latihan untuk menyiapkan pentas di Panggung Pameran Seni Artjog 2022.
Hanya saja, Jedink Alexander, selaku pimpinan grup kesenian Wayang Cekakak, sangat kecewa dan marah. Karena ada pemeran Limbuk dan Cangik tidak disiplin selalu datang terlambat yang menghambat proses latihan.
Sementara, ada salah satu pemain Cristina Duque ‘Drupadi Ayuningtyas’ (seniman asal Equador) yang disiplin ‘gandrung’ (suka) belajar seni budaya Jawa selalu datang tepat waktu.
Termasuk, Tedjo ‘Badut’ pemeran Gareng, juga disiplin selalu tepat waktu. Gara-gara Limbuk dan Cangik datang terlambat itu, Jedink Alexander, sangat cemas jika pentas tidak maksimal.
Kecemasan Jedink Alexander, masuk akal karena pentas di Panggung Artjog itu, harus bisa tampil profesional dan bagus layak tonton.
Sebenarnya, Limbuk dan Cangik datang terlambat mempunyai alasan yang jelas. Alasannya, ketika Limbuk dan Cangik terlambat karena terpukau ketika memasuki area melihat karya-karya seni yang kreatif, inovati sarat keindahan dipajang Pameran Seni ARTJOG.
Sehingga, Limbuk dan Cangik tak terasa dan baru ingat harus latihan Wayang Cekakak. Limbuk dan Cangik mengaku salah, dan minta maaf kepada Jedink Alexander, Cristina dan Gareng.
Namun Cangik menyadari dan menerima jika gara-gara terlambat latihan dipermasalahkan. Lebih baik, Cangik mengundurkan diri langsung pergi meninggalkan grup kesenian Wayang Cekakak.
Semua pemain menyayangkan kalau Cangik mengundurkan diri dan tidak profesional. Kemudian Limbuk menyadari kesalahannya, minta maaf dan tetap bergabung bersama grup kesenian Wayang Cekakak.
Sementara di luar dugaan Cangik tidak ngambek, dan minta maaf ngglembuk ingin tetap bersama kesenian Wayang Cekakak. Bahkan Limbuk mengajak seniman musik Hip Hop Jawa Km 7, Boedhie Pramono dan Rendra ingin bergabung tampil sepanggung bersama Teater Wayang Cekakak di Panggung ARTJOG 2022.
Boedhie Pramono dan Rendra tampil membawakan lagu hip Hop berjudul ‘Globalisasi Jathilan Gaul”.
“Semua pemain berjoget ria bersama untuk menciptakan suasana party,” beber Joko Andono. (*)