NYATANYA.COM, Temanggung – Pasangan muda-mudi Ten (25) dan Nil (22) warga Tembarak Temanggung nekad melakukan aborsi dengan mengkonsumsi obat yang dibeli secara online. Aborsi diketahui oleh bidan di RSU Gunungsawo yang menemukan bayi berusia 4 bulan lahir di kamar mandi. Bayi itu pun meninggal beberapa jam kemudian setelah dilahirkan.
Aborsi yang dilakukan pelaku berdalih karena malu mengingat pasangan tersebut belum menikah secara resmi. Pasi Humas Polres Temanggung AKP Ari Fajar Sugeng mengatakan bayi lahir di RSU Gunung Sawo pada Selasa lalu sekitar pukul 20.00 WIB di sebuah kamar mandi RS tersebut.
“Rumah sakit lantas melaporkan adanya kelahiran yang diduga aborsi pada kepolisian untuk ditindak lanjuti,”kata Ari Fajar Sugeng, Kamis (22/6/2023).
Dikatakan pasangan Nil (22) diantara Ten (25) ke RS untuk memeriksakan kandungan yang sakit. Oleh pihak rumah sakit disarankan untuk rawat inap, tetapi tidak mau dan ingin pulang ke rumah. Selang beberapa waktu kemudian kembali ke RS dan mendatangi IGD.
“Nil yang merasa sakit lantas ke kamar mandi IGD dan di tempat itulah bayinya lahir. Nil pun memberitahukan pada bidan yang bertugas,” kata dia.
Bidan, kata dia, menanyakan kelahiran bayi yang belum saatnya itu, sebab masih berusia 4 bulan. Nil lantas menceritakan usai meminum obat untuk menggugurkan kandungan.
Atas peristiwa itu, Nil mendapat perawatan dan pihak rumah sakit melaporkan pada kepolisian. Nil dan Ten lantas diamankan pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tersangka dijerat dengan pasal 77A UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan pasal 348 ayat 1 KUHPidana dan atau pasal 55 ayat 1 huruf e KUHPidana.
Tersangka Ten dan Nil mengatakan belum siap menjadi orang tua dan malu hamil di luar nikah, sehingga berusaha menggugurkan kandungan. Obat untuk menggugurkan kandungan dibeli secara online.
Usaha aborsi itu kata Nil sebanyak dua kali. Percobaan pertama beberapa minggu sebelumnya dengan dosis biasa seharga Rp 600 ribu. Karena tidak berhasil lantas kembali memesan dengan dosis yang lebih tinggi.
“Saya kesakitan karenanya diminta diantar ke rumah sakit dan melahirkan disana,” kata dia.
Ten mengaku yang menawarkan untuk aborsi, karena Nil tidak mau menikah dengan kondisi berbadan dua. “Saya menyesal, tetapi setelah ini kami akan menikah, ” kata dia sembari melakukan hubungan suami istri dilakukan sekitar 5 kali di kebun saat kondisi sepi. (*)