NYATANYA.COM, Yogyakarta – Sebagai wujud syukur atas ‘diciduknya’ mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti oleh KPK, Dodok dan kawan-kawan menggelar aksi ritual cukur gundul di Utara Kantor Balaikota Yogyakarta, Sabtu (4/6/2022).
Aksi Cukur Gundul Dodok ini, menarik perhatian warga yang kebetulan sedang melalui jalan tersebut. Tidak sedikit warga yang lewat jalan itu mengabadikan aksi tersebut dengan kamera handphone yang mereka bawa.
Kali pertama pemotongan rambut dilakukan oleh Bintang Aktivis Jogja Ora Didol, kemudian dilanjutkan Arif yang pada tahun 2013 pernah ditahan lantaran menulis mural ‘Jogja Ora Didol’ di Jokteng Wetan dan dilanjutkan yang lainnya.
Aksi cukur gundul ini sebagai bentuk rasa syukur mereka, karena mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti ditangkap dan dijadikan tersangka kasus suap perizinan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal ini dilakukan Dodok, karena sebelumnya dia pernah bernazar bila suatu saat Wali Kota dua periode itu ditangkap penegak hukum. Tidak tanggung-tanggung, yang meringkus malah KPK.
“Hari ini nazar itu saya ditunaikan, tepat di depan Kantor Wali Kota Yogyakarta, sebagai wujud syukur dan doa penanda untuk tahap perjuangan selanjutnya,” ujar Dodok kepada wartawan.
Menurut Dodok, sudah sepantasnya Haryadi Suyuti berurusan dengan lembaga anti-rasuah. Pasalnya sepak terjang Haryadi Suyuti selama menjabat wali kota memicu keprihatinan atas kondisi lingkungan dan masyarakat Yogyakarta.
Seperti pembangunan hotel dan apartemen, yang sejak beberapa tahun terakhir ini tumbuh bak jamur di musim hujan tanpa melihat lingkungan sehingga menimbulkan pembangunan yang beresiko.
Salah satu yang sangat dirasakan adalah periode tahun 2012 hingga 2019 lalu. Di mana pemberian izin hotel sangat masif terjadi.
Dampaknya sangat dirasakan oleh warga Kota Yogyakarta. Di antaranya adalah air sumur warga surut, akibat air tanah tersedot oleh hotel-hotel yang masif berdiri.
Pada 2014 lalu warga kampung Miliran ini melakukan aksi mandi pasir. Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk protes atas menghilangnya air sumur warga, akibat penyedotan air tanah oleh Fave Hotel Kusumanegara dan kampung-kampung yang kawasannya berdiri hotel bintang.
“Dalam perkembangannya, terungkap bahwa tidak sedikit usaha perhotelan di Yogyakarta yang tanpa izin menggunakan air tanah, tetapi tidak pernah mendapatkan sanksi dari pemerintah kota,” kata dia.
Namun, laju pembangunan Yogyakarta justru makin tidak terkendali. Proyek pembangunan hotel terus menyeruak di sejumlah kampung kota, menggusur warga, menyedot air tanah, hingga melahirkan konflik horisontal.
Walaupun kemudian terbit Perwal Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2013 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel, tetapi ternyata belakangan terungkap bahwa pada akhir 2013 telah masuk 104 aplikasi perizinan hotel.
Di tahun-tahun selanjutnya, walaupun ada moratorium untuk aplikasi baru, laju pembangunan 104 hotel bertahap mendapatkan lampu hijau.
“Indikasi suap dalam perizinan hotel mulai tercium pada tahap ini,” ujarnya.
Upaya-upaya legal formal tidak kunjung memberikan hasil yang diharapkan, walau warga dan aktivis lingkungan sempat memperingatkan namun tak pernah digubris atau tidak ditanggapi.
Pada Februari 2016, Dodok juga telah mencoba untuk melakukan aksi protes. Lelaki ini melakukan ritual mandi air kembang tujuh rupa dari tujuh sumur di depan Kompleks Balai Kota Yogyakarta.
Kemudian pada Mei 2018, sejumlah mahasiswa melakukan ruwatan untuk bumi Yogyakarta, dengan menarikan Bedhaya Banyu neng Segara oleh para penari dari Pendapa SangArt.
Lalu pada Januari 2019, Dodok kembali melakukan ritual menyemburkan kencing ke papan nama Kantor Wali Kota Yogyakarta dengan maksud menolak aura jahat dan negatif yang terus melingkupi Yogyakarta.
Kabar baik muncul bersamaan Covid -19 mulai sirna, kemudian lengsernya Haryadi Suyuti dari jabatan Wali Kota Yogyakarta pada 22 Mei 2022 dan OTT serta penahanannya oleh KPK RI pada 2-3 Juni 2022.
“Semoga ini pertanda baik untuk Kota Yogyakarta yang sejatinya daerah yang ‘ayem’ dan ‘tentrem’ bagi warga yang cinta kedamaian dan keramahan. ‘Plong atiku, mulo rambutku tak gundul,” katanya.
(N1)