NYATANYA.COM, Jayapura – Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Jayapura, Korneles Yanuaring, menyebut masa depan Papua bakal lebih maju jika prestasi olahraga atlet Papua berbasis pada sains (sport science).
Di samping itu, sejumlah venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua maupun spot wisata dapat dikembangkan menjadi destinasi pariwisata olahraga (sport tourism).
“Dengan adanya sport science bagi atlet-atlet Papua justru akan membuat mereka lebih baik dan bisa bersaing di dunia internasional,” ujar Korneles dalam konferensi pers di Media Center Kominfo PON XX Papua Klaster Jayapura, Selasa (12/10/2021).
Ia didampingi narasumber lainnya mantan atlet bola voli juara SEA Games 1983, Kartika Monim, mantan atlet dayung juara SEA Games 2015 dan PON XIX 2016, Erni Sokoy serta GM PLN Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Abdul Farid.
Ketua Harian KONI Kabupaten Jayapura menyebut, bisa dibayangkan begitu besar talenta atlet dari Tanah Papua, di era Kartika Monim saja yang berasal dari dusun Sentani mampu membawa nama Papua ke jenjang Asia Tenggara.
Begitu pula, bakat alam yang dipunyai oleh Erni Sokoy di cabor dayung. Bahkan dalam PON Papua kali, atlet Papua mampu meraih medali di cabor renang meski pengurus cabornya belum dibentuk. Di cabor hockey, prestasi tim putra dan putri Papua juga mengesankan.
Apalagi jika pembinaan atlet ditunjang oleh sport science, dipastikan bisa melesat lagi raihan prestasi atlet dari Papua, demikian Korneles
Dalam hal ini, ia menambahkan, pihak KONI dan Pemkab Jayapura sudah mengirimkan para guru olahraga dan dokter untuk belajar tentang sport science di Universitas Padjadjaran Bandung. Mereka juga mulai menjaring para bibit atlet dari cabor-cabor unggulan sejak dari SMP.
Dengan adanya venue-venue berkelas internasional di Kabupaten Jayapura seperti Stadion Lukas Enembe, KONI Kabupaten Jayapura menegaskan mau tidak mau hal tersebut harus dimanfaatkan oleh para insan olahraga di Papua. Tentunya dengan sokongan anggaran yang kuat, diharapkan prestasi olahraga Papua bisa jauh lebih baik di PON XXI di Aceh/Sumatera Utara.
Korneles juga mendorong pengembangan sport tourism agar tidak hanya sekadar memberdayakan venue eks PON untuk kegiatan olahraga, namun dapat memberikan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat setempat. Seperti misalnya venue Dayung di Teluk Youtefa dapat dimanfaatkan untuk wisata air seperti bus air, jet ski dan sebagainya.
Sementara itu, mantan atlet voli nasional asal Sentani, Kartika Monim mengaku kecewa dengan Panitia Besar (PB) PON Papua, karena banyak merekrut atlet luar daerah untuk membela Papua di berbagai cabang olahraga pada penyelenggaraan PON XX Papua 2021.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh PB PON Papua pada PON kali ini sangat tidak mendidik. Pasalnya, ada banyak atlet-atlet berbakat asli Papua pada sejumlah cabang olahraga untuk membela atau membawa nama besar Papua. Khususnya di cabor bola voli.
“Atlet dari luar itu kan dibayar dan mereka hanya bertanggungjawab terhadap perolehan medali. Tetapi mereka tidak akan bertanggung jawab terhadap masa depan atlet muda,” tukas Kartika dan Erna yang masing-masing baru saja diganjar penghargaan selaku legenda olahraga dari Bupati Jayapura berupa 1 unit rumah.
Kartika menambahkan, alasan minimnya pemain yang berkualitas untuk mengisi sejumlah kebutuhan di beberapa cabor yang ada di PON Papua kali ini sebenarnya itu bukan alasan yang tepat.
Karena jika pemerintah menginginkan hasil yang baik, sesungguhnya pembinaan atlet secara berjenjang itu jauh lebih baik dari pada menggunakan konsep instan yang merekrut atlet dari luar untuk kepentingan PON.
Kartika dan Erna juga menyambut baik rencana dari PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat untuk mengembangkan prestasi cabang olahraga bola voli di Papua. (*)
Sumber InfoPublik.id