Home / News

Kamis, 20 Oktober 2022 - 10:05 WIB

Masyarakat Adat Dukung KPK dalam Pengusutan Dugaan Korupsi Gubernur Papua

Gubernur Papua Lukas Enembe. ANTARA/HO-Tangkapan layar

Gubernur Papua Lukas Enembe. ANTARA/HO-Tangkapan layar

NYATANYA.COM, Jayapura – Pemimpin adat (Ondoafi) dari Tanah Tabi di Papua, Yanto Eluay, menyatakan masyarakat adat Papua mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut kasus dugaan korupsi oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.

“Untuk saat ini saya boleh katakan seluruh komunitas masyarakat adat Papua mendukung penegakan hukum terhadap anak Papua, siapa pun dia, yang terindikasi melakukan penyelewengan terhadap keuangan negara,” kata Yanto Eluay melalui keterangan tertulisnya, Selasa (18/10/2022).

Menurut Yanto, dukungan itu untuk mengungkap penyalahgunaan dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang dilakukan oleh para pejabat Papua.

Selain dukungan kepada KPK, Yanto juga berharap pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap pelayanan masyarakat, yang saat ini terkendala akibat sakitnya Gubernur Lukas Enembe.

“Masyarakat Papua sangat membutuhkan pelayanan pemerintah,” katanya.

Baca juga   Ini Dia Pemenang Festival Film Antikorupsi 2021, Siapa Tau Kamu Salah Satunya

Yanto berharap pemerintah pusat dapat menunjuk penjabat untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan publik.

Sehingga Lukas Enembe dapat fokus memulihkan kesehatan untuk menghadapi pemeriksaan KPK.

“Saat ini Lukas Enembe sudah menjadi tersangka, beliau sedang sakit yang cukup berkepanjangan, saya kira pemerintah pusat sudah bisa mengambil langkah-langkah demi pelayanan kepada publik,” katanya.

Yanto juga mengomentari soal pengukuhan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua oleh Dewan Adat Papua (DAP).

Yanto menilai tindakan DAP itu telah merusak tatanan adat. Yanto menyebut, pengukuhan atau pengangkatan telah mencoreng wibawa masyarakat Papua.

“Saya sendiri juga selaku tokoh adat di Papua ingin sampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh Dewan Adat Papua terkait pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar bagi tujuh wilayah adat di Papua merupakan suatu tindakan yang melecehkan dan merusak tatanan adat Papua,” katanya.

Baca juga   KPK Tahan Hakim Agung Gazalba Saleh Terkait Suap Penanganan Perkara di MA

Yanto menegaskan, pengangkatan seorang menjadi kepala Suku Besar Papua harus punya kriteria tertentu, seperti harus memiliki silsilah atau garis keturunan kepala suku, tidak asal mengukuhkan seseorang sebagai kepala Suku Besar karena suatu kepentingan tertentu.

“Seorang pemimpin itu harus menjadi panutan. Segala perilakunya menjadi teladan. Kalau moralitasnya, perilakunya kurang baik, bagaimana bisa menjadi pimpinan adat dan menjadi panutan bagi masyarakat adat yang dipimpinnya,” kata Yanto.

Sebelumnya, KPK telah menetapkan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka dugaan gratifikasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) Papua. (*/N1)

Sumber: InfoPublik.id

Share :

Baca Juga

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Foto: Humas Jateng)

News

Sekolah Gelar PTM 100 Persen, Ganjar : Pastikan Prokes Berjalan dan Kontrol Tiap Hari
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (13/1/2022). (Foto: BPMI/InfoPublik/Istimewa)

News

Persiapan MotoGP Mandalika, Presiden Tinjau Prokes di Bandara Lombok
Foto: Humas Pemkot Yogya

News

Kondisi Sosial Ekonomi Meningkat, 50 KPM PKH Kota Yogya Dinyatakan Lulus
Donasi vaksin Covid-19 untuk Indonesia terus berdatangan. Total vaksin yang dimiliki Indonesia akan mencapai sebanyak 277.006.270 dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk jadi maupun bentuk mentah. (Foto: Amiriyandi/InfoPublik)

News

Indonesia Terima 800.280 Dosis Vaksin Pfizer dari AS
Ilustrasi. Sejumlah kendaraan roda empat melintas KM 346 menuju arah Jakarta saat arus balik lebaran 2022 di Jalan Tol KM 346 Batang, Jumat (6/4/2022). Foto: MC Batang

News

Rekor Arus Balik Tertinggi Sepanjang Sejarah Jalan Tol, Kalahkan Rekor Sebelum Pandemi
Kerusakan bangunan SDN Cugenang akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Foto: BPBD Kab Cianjur

News

Tuntaskan Pencarian Korban Tertimbun Longsor Akibat Gempa Bumi, Pemkab Cianjur Tambah Alat Berat
Foto: Ist

News

Permendagri yang Baru, Penulisan Nama di Dokumen Kependudukan Tidak Boleh 1 Kata
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, pandemi di Jateng memang membaik. Namun, dia meminta semua tidak euforia dan merasa bahwa mereka sudah bebas dari penyakit. (Foto: Humas Jateng)

News

19 Daerah Jateng Nol Kasus, Wonogiri Tolak Vaksin Jhonson n Jhonson