Home / Wisata

Jumat, 31 Desember 2021 - 09:47 WIB

Masyarakat Diminta Jadi Wisatawan Bertanggung Jawab saat Nataru

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya. (Foto: Kanal Youtube FMB9)

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya. (Foto: Kanal Youtube FMB9)

NYATANYA.COM, Jakarta – Memahami keinginan masyarakat untuk memanfaatkan masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mengingatkan masyarakat, bahwa jikapun harus bepergian, maka diharapkan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.

Dalam arti, tetap menegakkan protokol kesehatan (Prokes), serta pastikan sudah tervaksinasi dengan lengkap.

Dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, yang diterima InfoPublik Kamis (30/12/2021), Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya, menyampaikan salah satu alternatif cara berlibur yang relatif aman pada masa Nataru yakni staycation, atau berlibur dengan memanfaatkan fasilitas hotel.

Lebih lanjut, Nia menjelaskan, beberapa alasan mengapa staycation dipandang lebih aman. Pertama, karena kegiatan liburan tersebut dapat dilakukan dari titik terdekat. Dengan demikian, para pelaku tidak harus melakukan pergerakan atau mobilitas yang jauh.

Meski dilakukan di tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah, kata Nia, menginap di hotel tetap memberikan pengalaman yang berbeda dan wisatawan bisa merasakan kearifan lokal yang berbeda pula.

“Dan sudah keluar dari lingkungan keseharian, diambil experience-nya, take the local wisdom,” lanjut Nia.

Selain itu, kegiatan tersebut biasanya dilakukan dalam kelompok kecil, sehingga risiko berkerumun dengan orang lain dapat ditekan.

Baca juga   Presiden: Jangan Panik, Jaga Kesehatan dan Disiplin Prokes Cegah Omicron

“Kecenderungannya (staycation) dalam kelompok kecil. Keluarga atau teman yang kita tahu persis bahwa mereka sehat, sudah divaksin, bahkan mungkin swab antigen dulu, dan protokol kesehatannya ketat,” tutur Nia.

Kemudian terkait sarana transportasi yang digunakan, Nia menyebutkan bahwa pelaku staycation lebih banyak bergerak dengan kendaraan pribadi, sehingga tidak banyak bertemu orang lain seperti ketika menggunakan moda transportasi umum.

Meski relatif lebih aman, Nia tetap menekankan, bahwa pelaku staycation harus tetap menjadi traveller yang bertanggung jawab, yakni wajib vaksin lengkap dan tidak meninggalkan prokes.

“Pandemi masih ada, jadi please, jadilah traveller yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Di sisi lain, menurut Nia, diperlukan peran dari semua pihak diperlukan untuk memastikan kegiatan berwisata tetap aman dan nyaman. Untuk itu, ia juga meminta para pelaku industri pariwisata seperti pengelola hotel, restoran, dan tempat wisata, untuk juga menjadi pengelola yang bertanggung jawab.

Dalam hal ini, pihaknya telah memfasilitasi para pengelola usaha parwisata dengan sertifikasi CHSE, yang nilai-nilainya merupakan payung besar dalam kampanye Indonesia Care (I Do Care) dari Kemenparekraf.

CHSE adalah Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)/CHSE.

“Usaha-usaha pariwisata yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE artinya dia sudah menerapkan protokol kesehatan di dalam menjalankan usahanya. Misalnya kalau di hotel tentu kita disediakan hand sanitizer, tempat cuci tangan, begitu pula restoran, kemudian suhu dicek, kemudian semua piring, perangkat sudah disterilisasi, kemudian karyawannya juga sudah divaksin dua kali,” kata Nia.

Baca juga   Wana Mukti Si Guede, Destinasi Wisata Anyar di Lereng Sumbing

Karena itu, ia menyarankan kepada masyarakat, saat mencari restoran, akomodasi dan lokasi wisata, supaya memilih tempat yang sudah tersertifikasi CHSE tersebut.

Untuk membuktikan keaslian sertifikasi CHSE di tempat bersangkutan, kata Nia, pengunjung dapat mengecek dengan cara scan QR Code di lokasi tersebut untuk kemudian terhubung ke official website Kemenparekraf.

Nia meminta kepada para pengelola usaha wisata untuk juga mengedepankan perlindungan kesehatan para pekerja atau petugas, meski untuk hotel, Nia telah meyakini kepastian prokes dan kebersihannya.

“Kamar dibersihkan ketika kita (pengunjung) tidak di tempat, sehingga potensi bertemu orang di luar keseharian atau petugas juga dapat dihindari,” papar Nia.

Pariwisata, dikatakan Nia, mendapatkan tantangan tersendiri di masa pandemi. “Karena DNA-nya pariwisata adalah bergerak. Sementara hal tersebut dibatasi pada masa pandemi. Karena itu, kalau ingin bergerak, harus bertanggung jawab,” imbaunya sekali lagi.

(*/N1)

Sumber: InfoPublik.id

Share :

Baca Juga

Vaksinasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif digelar Dinas Pariwisata DIY di Kawasan Hutan Pinus Mangunan dan Geosite Ngingrong. (Foto:nyatanya.com/Humas Pemda DIY)

Wisata

Percepatan Vaksinasi Pelaku Wisata, Ikhtiar Bangkit Bersama Sektor Pariwisata
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Wisata

Sandiaga Uno: Pelaku Parekraf Harus Patuh PPKM Level 3 saat Libur Nataru
Seporsi soto mie Bogor ada tambahannya seperti potongan risoles dan emping melinjo. (Foto: Istimewa)

Wisata

Soto Mie Bogor  Jenis Masakan Berkuah Segar, Nikmat dan Sehat
Kepala Disparpora Kabupaten Magelang meninjau Vaksinasi Merdeka Candi Polres Magelang bagi pelaku pariwisata di Pendopo dr Soepardi Sawitan Kabupaten Magelang. (Foto: Humas/beritamagelang)

Wisata

‘Vaksinasi Merdeka Candi’ Sasar Pelaku Wisata dan Ekonomi Kreatif
Getuk nyimut, makanan khas Kudus yang menjadi andalan menu berbuka puasa. (Foto: Istimewa)

Wisata

Dua Makanan Ini Jadi Andalan Menu Buka Puasa di Kudus, Apa Itu?
Kenaikan biaya untuk naik ke Candi Borobudur dilakukan untuk membatasi jumlah wisatawan yang dapat naik ke area candi. Wisawatan akan dibatasi jadi 1.200 orang per hari. Foto: @media_twc

Wisata

Heboh Kenaikan Tiket Masuk Candi Borobudur Jadi Rp750 Ribu, Begini Penjelasan Pengelola
Foto: Humas Jateng

Wisata

Jadi Seniman Dadakan, Ganjar Tatah Tebing Padas Beji Sudamala
Workshop Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang diselenggrakan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pada Rabu (2/3/2022) di Hotel Horison Riss Ultima, Yogyakarta. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Penguasaan Bahasa Asing, Kunci Pengembangan Kampung Wisata