NYATANYA.COM, Yogyakarta – Mengalami buta warna parsial dapat menggugurkan seseorang peserta test atau seleksi Polri atau TNI.
Karena tidak buta warna parsial menjadi syarat test masuk Polri atau TNI bahkan Sekolah Kedinasan lainnya. Dilain sisi buta warna parsial merupakan bagian dari syarat mutlak saat seleksi TNI-Polri.
Test buta warna parsial akan berbentuk buku, dimana peserta akan diminta menyebutkan angka atau huruf yang terdapat didalamnya.
Pada seleksi penerimaan Polri, TNI, ataupun Sekolah Kedinasan biasanya terdapat test kesehatan yang didalamnya terdapat test buta warna total atau buta warna parsial.
Pada saat seleksi Polri dan TNI terutamanya, dipastikan akan ada test buta warna parsial seperti itu.
Dalam penerimaan Polri dan TNI dapat dipastikan akan ada test untuk mengetahui kondisi apakah peserta seleksi buta warna parsial atau tidak, dengan biasa disebut “Huruf Tokek”.
“Huruf Tokek” ini persis seperti warna pada kulit binatang tokek, terdapat dalam suatu bidang berwarna-warni bisanya akan terdapat huruf atau abjad yang terdapat di tengah dengan perbedaan warna dari mayoritas warna pada bidang.
Jika memang mata telah mengalami gangguan yang disebut buta warna parsial, dipastikan tidak akan dapat membaca abjad atau huruf di dalamnya.
Tak ayal lagi, saat peserta tak mampu membacanya, otomatis langsung dinyatakan gugur dan tidak lulus.
Dengan fenomena seperti tersebut, bagi yang mengalami buta warna parsial, maka saat mengetahuinya jika impiannya untuk menjadi tentara atau polisi gagal, maka tidak sedikit yang kemudian putus asa. Seakan dunia telah hancur.
Namun kini, telah hadir keberadaan sebuah klinik pengobatan alternatif dengan pengobatan herbal yang banyak diakui oleh masyarakat, terutama para penderita buta warna parsial, jika klinik tersebut mampu memulihkan, menyehatkan sekaligus menyembuhkan 100 persen buta warna.
Dari catatan dan bukti-bukti mayoritas pasien buta warna yang menjalani terapi di Klinik Terapy Banyu Urip yang berlokasi di Jalan Selokan Mataram, Karanganyar, Sinduadi, Sleman sembuh total.
Sebagian bahkan mencoba mengikuti seleksi dan test TNI-Polri dn dinyatakan lulus, setelah sekali dan dua kali gagal akibat buta warna.
Kabar berita adanya praktik pengobatan herbal buta warna dengan banyaknya pasien yang sembuh total pun akhir sampi juga ke telinga Mayor Agus Sriyanta.
Dirinya memberikan apresiasi postif dengan hadirnya klinik yang mampu memberikan solusi untuk kesembuhan orang yang mengalami buta warna parsilal, sehingga penderitanya dapat melanjutkan hingga meraih impiannya.
Luar biasa, orang yang mengalami sekali atau dua kali gagal saat mengiktui seleksi (test) TNI-Polri gagal akibat mengalami buta warna, akhirnya pada test berikutnya bisa diterima setelah berusaha menjalani terapi di klinik tersebut.
“Apalagi, saya tahu terapisnya juga mantan anggota TNI, yang memilih pensiun dini untuk dapat fokus melayani dan membantu masyarakat melalui dunia pengobatan,” kata Mayor Agus.
Harapannya, dengan kehadiran klinik pengobatan tersebut, seseorang yang mengalami buta warna parsial, apalagi yang pernah gagal dan tidak lulus saat seleksi menjadi tentara atau polisi dapat mencoba, usaha dan ikhtiar dengan konsultasi atau terapi. (N2)