NYATANYA.COM, Sleman – Perkembangan teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu solusi agar masyarakat tetap bisa berkegiatan tanpa melupakan protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Dinas Kominfo Provinsi DIY, Rony Primanto Hari saat mengisi sambutan Diseminasi Konten Positif yang berlangsung di Balai Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman pada Kamis (4/11/2021).
Hanya saja, menurutnya, saat ini masyarakat masih banyak yang menggunakan teknologi informasi dengan perilaku konsumtif, membuat kita seolah-olah mati gaya ketika kehabisan kuota internet. Padahal perangkat gawai bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif, seperti jual beli online.
“Sekarang ini orang bisa berjualan walaupun tidak punya toko, bisa membeli walaupun tidak punya uang fisik,” tambah Roni.
Pernyataan ini dibenarkan oleh salah satu narasumber, Niken Agustin yang merupakan pemilik usaha produksi minuman Ngombe Jamu.
Ia memberi saran kepada peserta yang terdiri dari perwakilan karang taruna, perwakilan para anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan tokoh masyarakat yang ada di Kapanewon Gamping dalam hal menggunakan media sosial sebagai bahan referensi belajar, memulai dan mengembangkan bisnis di tengah anggapan bahwa secara umum media sosial digunakan untuk bahan hiburan.
Dalam mengelola isi sosial media, Niken menyarankan agar lebih mengisinya dengan konten yang variatif, tidak hanya melakukan pemasaran produk secara terang-terangan. Sebagai contoh, ia merekomendasikan konten lain seperti talkshow dan testimonial produk agar konsumen lebih percaya dan tertarik untuk memanfaatkan produk yang ditawarkan.
Menanggapi pengembangan ide bisnis daring sebelumnya, narasumber lain yakni Siti Nurjannah Anggota Komisi A DPRD DIY juga memberi bekal pengetahuan kepada peserta mengenai bagaimana cara memilih dan memilah informasi yang diterima.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha yang berjalan dengan sistem daring, mengelola informasi agar terhindar dari hoaks dan disinformasi dinilai sebagai sesuatu yang perlu. Selain itu, hal ini dapat berguna bagi berbagai perkara yang lebih umum dan menjaga diri sendiri.
”Berhati-hati dalam menerima dan meneruskan informasi dari orang lain itu perlu, apalagi bagi seorang figur publik. Hal ini karena kata-kata dari figur publik lebih mudah dipercaya oleh masyarakat. Nah, jika sudah terjadi kesalahan, kegaduhan yang ada di masyarakat akan lebih cepat menyebar,” jelasnya.
Salah satu solusi yang ia berikan adalah dengan cara melakukan konfirmasi lewat beberapa situs pemberitaan yang sudah dikenal kredibilitasnya dan melihat situs cek fakta yang merupakan gabungan dari berbagai media pemberitaan untuk memerangi kesalahan informasi.
Ia berharap, pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan informasi dapat lebih berkembang, sehingga dapat mencegah diri sendiri dari menggunakan teknologi informasi secara berlebihan. (*)
Sumber: InfoPublik.id