Home / Plus

Minggu, 10 Maret 2024 - 20:16 WIB

Mengenal Tradisi Mendhem Ari-Ari dan Brokohan di Keraton Yogyakarta

Tradisi mendhem ari-ari dan brokohan biasa dilakukan tepat pada hari kelahiran bayi. (Foto: www.kratonjogja.id)

Tradisi mendhem ari-ari dan brokohan biasa dilakukan tepat pada hari kelahiran bayi. (Foto: www.kratonjogja.id)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Sesaat setelah terjadi kelahiran di lingkungan Keraton Yogyakarta, tradisi mendhem ari-ari dan brokohan dilangsungkan.

Kedua tradisi ini biasa dilakukan tepat pada hari kelahiran. Namun, jika kondisi kurang memungkinkan, seperti bayi lahir terlalu malam, maka boleh dilakukan esok hari.

Ari-ari atau plasenta merupakan organ penting yang melindungi sekaligus memberi nutrisi janin selama ia berkembang di dalam rahim.

Selepas proses kelahiran, ari-ari tetap dianggap istimewa oleh masyarakat Jawa. Karenanya, mereka merasa perlu memperlakukan dan merawat ari-ari dengan baik meskipun hanya sekali dan ini dilakoni melalui prosesi mendhem (penguburan) ari-ari.

Yang bertugas untuk melakukan prosesi mendhem ari-ari adalah ayah sang bayi. Saat menjalankan prosesi, ia harus mengenakan busana padintenan yang rapi, lengkap dengan nyamping dan blangkon gagrak Yogyakarta.

Ari-ari yang telah dibersihkan hingga tidak mengeluarkan darah dimasukkan ke dalam sebuah kendil, periuk kecil yang terbuat dari tanah liat.

Selain ari-ari, turut dimasukkan berbagai macam kelengkapan, seperti kain mori, garam, jarum, benang, kertas bertuliskan huruf Jawa-Latin-Arab, dan kembang sritaman.

Pada versi lain juga ditambahkan minyak wangi, kembang boreh, kunyit, kemiri, ganthal, uang logam, lawe, beras, gereh pethek, dan daun keladi.

Berbagai macam kelengkapan yang turut dipendam mengandung simbol dan harapan agar kelak sang anak dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan baik.

Garam, kemiri, beras, dan gereh pethek menyiratkan bahwa setiap manusia perlu memenuhi kebutuhan pangan. Benang dan jarum melambangkan kebutuhan sandang.

Baca juga   Kecelakaan Lagi, Marc Marquez Dilarikan ke RSUD Mataram Menggunakan Helikopter Basarnas

Kertas bertuliskan berbagai huruf menyimbolkan pentingnya ilmu dalam mengarungi kehidupan. Kembang boreh dan kunyit mencerminkan kebutuhan penawar atau obat.

Uang logam menjadi pelengkap, agar kelak sang anak pandai mencari uang sehingga dapat mencukupi kebutuhan lain yang belum terpenuhi.

Setelah semua kelengkapan dimasukkan, kendil tersebut di-pendhem atau ditanam di tanah sedalam lengan sang ayah. Di atas tanah pendhem-an dipasang lampu yang dinyalakan setiap malam selama 35 hari atau selapan.

Tradisi Brokohan

Dikutip dari kratonjogja.id, selain mendhem ari-ari, pada hari yang sama juga dilangsungkan upacara brokohan, yaitu tradisi yang menjadi penanda dan pemberitahuan bahwa seorang perempuan telah melahirkan.

Kata brokohan sendiri berasal dari bahasa Arab ‘barokah’ yang berarti berkah. Oleh karena itu, selain sebagai penanda kelahiran, brokohan merupakan ungkapan rasa syukur atas kehadiran anggota baru dalam keluarga dan harapan agar sang anak selalu dilimpahi keberkahan.

Brokohan termasuk upacara alit atau kecil. Sesaji yang disiapkan untuk tradisi brokohan tidak banyak dan bersifat sederhana, yaitu terdiri atas:

Jenang tujuh macam atau jenang neton, yang meliputi jenang putih, jenang merah, jenang baro-baro, jenang blowok, jenang palang, jenang sliring, dan jenang merah yang atasnya diberi sedikit jenang putih.

Jenang berwarna putih adalah simbol ibu, sedangkan jenang merah (diberi gula jawa) adalah simbol bapak. Perpaduan jenang putih dan merah dalam sebuah piring menyimbolkan orang tua. Tujuh jenang neton yang dibuat di hari kelahiran melambangkan harapan akan rezeki dan kebahagiaan yang berlimpah.

Baca juga   Hoaks! Prabowo-Gibran Diputuskan Tidak Boleh Jadi Presiden dan Wakil Presiden oleh Mahkamah Internasional

Dhawet, minuman berbahan tepung pati yang dicetak dengan saringan khusus hingga membentuk buliran-buliran memanjang. Sebagai pelengkap, ditambahkan santan, juruh (cairan gula merah), serta pengharum berupa daun pandan.

Kemudian telur ayam kampung mentah, buah kelapa yang dibelah dua, gula jawa, dan kembang sritaman yang dibungkus dengan daun pisang.

Setelah didoakan, jenang tujuh macam yang telah disajikan kemudian boleh disantap dan dibagikan kepada orang-orang di dalam lingkungan keraton.

Sesaji lainnya dibagikan kepada para kerabat atau tetangga dekat di luar tembok keraton yang diusahakan mewakili empat penjuru (keblat papat): Timur, Barat, Selatan, dan Utara.

Sesaji brokohan yang disiapkan untuk dibagikan memiliki jumlah tertentu berdasarkan hitungan Jawa. Angka tersebut didapat dari hasil penjumlahan ‘nilai’ hari lahir dan ‘nilai’ pasaran: Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Legi.

Misal, sang bayi lahir pada hari Senin Wage. Hari Senin bernilai 4 dan Wage bernilai 4, sehingga hasil penjumlahannya adalah 8. Maka, hanya akan disiapkan 8 set atau rangkaian sesaji brokohan untuk dibagikan kepada tetangga maupun kerabat.

Masing-masing rangkaian sesaji brokohan yang dibagikan terdiri atas semangkok atau seplastik dhawet, 1 buah telur ayam kampung mentah, ¼ kelapa (boleh masih berbatok maupun tidak), selirang (separuh tangkep) gula jawa, dan sebungkus kembang sritaman.
Sembari mengantarkan sesaji brokohan, para utusan akan memberitahukan perihal kelahiran bayi kepada tuan rumah. (N1)

Share :

Baca Juga

Ganjar Pranowo. (Foto: Humas Jateng)

Plus

Diluncurkan Sejak Tahun Lalu, Total Transaksi Blangkon Jateng Mencapai Rp15 Miliar
Pemuda Pancasila PAC Gondomanan ikut ambil bagian amankan gelaran Pasar Kangen. Foto: Ist

Plus

Di Event Pasar Kangen, Pemuda Pancasila Ambil Bagian Amankan Pengunjung Soal Ini
Memperingati Hari Batik Nasional 2 Oktober, Perajin Batik Desa Girilayu melakukan batik bersama di rumah batik, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih. Foto: MC Karanganyar/Aditya

Plus

Hari Batik Nasional. Perajin Batik Girilayu Karanganyar Demo Membatik Massal dan Fashion Show
AM Sangaji Fair digelar Minggu (30/10/2022). Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Angkat Potensi UMKM dan Seni Budaya, Kampung Cokrodiningratan Gelar AM Sangaji Fair
Malam puncak Srawung Persaudaraan Orang Muda Lintas Iman 2022 digelar di aula Syantikara Youth Center, Jumat (28/20/2022). Foto: Ist

Plus

Berani Bergaul, Berani Berperan! Peringati Sumpah Pemuda ala Komunitas Srawung Jogja
Ayunee by Melati Soedjarwo merupakan usaha fesyen yang berbasis di Klaten, Jawa Tengah. Ayunee memproduksi busana dengan bahan dasar kain tradisional Indonesia, terutama kain lurik dari alat tenun bukan mesin (ATBM) dengan pewarnaan alam yang menjadi ciri khas. (Foto: TWC Media)

Plus

PT TWC Dorong Mitra Binaan Masuk Market Place Taraf Internasional
Ratusan pedagang pasar di Kota Yogyakarta mengikuti fashion show bertajuk Agen Mandiri Fashion Day Sabtu (8/10/2022) di Atrium Pasar Beringharjo. Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Uniknya Pedagang Pasar Kota Yogya, Gelar Fashion Show di Beringharjo
Implementasi apeman merujuk pada hikmah “penyiapan mental sebelum menempuh puasa di bulan Ramadan”, di mana kita diajarkan untuk saling bersedekah. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Plus

Nyadran dan Apeman, Tradisi Masyarakat Jelang Puasa Ramadan