Home / Plus

Kamis, 29 September 2022 - 11:18 WIB

Menginspirasi! Warga Blunyahrejo Sulap Lahan Mangkrak Jadi Produktif

Masyarakat RW 4 Kampung Blunyahrejo, Karangwaru, Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok Tani Rejo Utomo menyulap lahan mangkrak kumuh menjadi produktif. Foto: Humas Pemkot Yogya/Tri

Masyarakat RW 4 Kampung Blunyahrejo, Karangwaru, Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok Tani Rejo Utomo menyulap lahan mangkrak kumuh menjadi produktif. Foto: Humas Pemkot Yogya/Tri

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Masyarakat RW 4 Kampung Blunyahrejo, Karangwaru, Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok Tani Rejo Utomo menyulap lahan mangkrak kumuh menjadi produktif.

Para warga memanfaatkan lahan dengan menanam berbagai tanaman dan membuat kolam-kolam ikan.

Ketua RW 4 Blunyahrejo Slamet menuturkan awal mula lahan yang dimanfaatkan masyarakat itu adalah kebun kosong. Lahan itu milik perusahaan traktor di Kota Yogyakarta, Quick.

Menurutnya dua orang yang diberikan tugas mengelola lahan itu tidak menanam padi lagi karena hasilnya tidak seimbang dengan biaya produksi.

Akibatnya lahan mangkrak sekitar 2 tahun hingga menimbulkan kekumuhan karena menjadi tempat pembuangan sampah.

Foto: Humas Pemkot Yogya/Tri

“Lahan ini dulu jadi pembuangan segala limbah (sampah) dari warga. Ada kasur, kaca, keramik, bekas teras rusak juga dibuang di sini. Saya terketuk waktu itu lalu saya tembusi pengelola dan pemilik lahan lewat orang yang diberikan mandat untuk ini. Saya harap diberikan izin untuk merawat supaya lingkungan kita, kekumuhan-nya hilang,” kata Slamet ditemui saat kunjungan Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi, di Kelompok Tani Rejo Utomo, Rabu (28/9/2022).

Lahan tersebut akhirnya dipinjampakaikan untuk pertanian warga selama perusahaan belum menggunakan lahan.

Slamet yang tinggal tidak jauh dari lahan mangkrak itu mulai menata dan memanfaatkan lahan di bagian pinggir-pinggir dahulu sejak beberapa tahun lalu.

Baca juga   Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Gus Yasin Minta Gencarkan Pembelian Produk Lokal

Tanah urug kerja bakti dimasukan ke lahan yang kondisinya tanah ledok. Setelah terlihat rapi, beberapa warga ada yang mulai ikut memanfaatkan lahan untuk menanam dan membuat kolam ikan untuk budidaya nila dan sebagian kecil lele secara swadaya. Berbagai tanaman yang ditanam di antaranya buah jeruk, jambu, cabai, serai, markisa, talas dan tanaman hias.

Foto: Humas Pemkot Yogya/Tri

“Setelah itu ada yang mulai ikut buat kolam. Terus tanaman ada yang ikut mengerjakan,” ujar Slamet sekaligus Ketua Kelompok Tani Rejo Utomo.

Dia mengakui sampai saat ini hasil dari tanaman maupun kolam ikan belum sampai ke arah komersial. Apalagi untuk budidaya ikan dengan kolam baru berjalan belum lama ini.

Namun jika ada warga sekitar yang tertarik maka langsung ke pengelola kolam untuk penjualannya. Meski demikian ia berharap tempat itu bisa menjadi edukasi tanaman bagi masyarakat maupun pelajar.

“Kami tekankan ke warga yang mengelola misal sewaktu-waktu lahan diminta (pemilik) maka tidak boleh protes minta ganti rugi karena ini belum ada legalitas secara tertulis. Kami cuma mengantisipasi supaya lingkungan kita tidak kumuh,” tambahnya.

Baca juga   Gendis Manis Jogja, Grup Vokal Cilik yang Ingin Besarkan Namanya Lewat Panggung Seni

Sementara itu Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi mengapresiasi masyarakat di Kampung Blunyahrejo telah memanfaatkan lahan yang ada untuk pertanian dan perikanan.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada perusahaan Traktor Quick yang membantu dengan lahannya dapat digunakan masyarakat Kelompok Tani Rejo Utomo.

Meskipun ada rasa saling kepercayaan, diharapkan nantinya ada legalitas pemanfaatan lahan agar ada kepastian.

“Kota Yogyakarta luasannya kecil. Kami sekarang sedang melakukan inventarisasi berkaitan aset-aset Pemkot yang belum dimanfaatkan. Kita hanya bisa mengoptimalkan lahan-lahan idle (menganggur) yang memang memang belum maksimal untuk dimanfaatkan,” terang Sumadi.

Pihaknya berharap kreativitas masyarakat terus ditingkatkan untuk memanfaatkan ruang-ruang maupun lahan yang agar bisa memberikan kontribusi. Misalnya memanfaatkan pekarangan dan lorong gang kampung untuk bertanam seperti di Klitren.

Sedangkan Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Eni Sulistyowati menambahkan selama ini lahan yang digunakan kelompok tani di Kota Yogyakarta terbatas.

Untuk itu pertanian perkotaan diarahkan memanfaatkan ruang yang ada seperti dinding-dinding di jalan kampung dan pekarangan. Total ada sekitar 266 kelompok tani di Kota Yogyakarta.

(Tri/N1)

Share :

Baca Juga

Mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta, memamerkan karya rebranding 20 start up di Jawa Tengah. Foto: Dok.ISI Surakarta

Plus

Mahasiswa DKV ISI Surakarta Pamerkan Karya Rebranding Start Up Jateng
Lettu Tunu saat menceritakan pengalamannya mengantarkan anak tetangga berobat ke Klinik Teraphy Banyu Urip jalani terapi buta warna. (Foto: zainuri arifin)

Plus

Dimintai Masukkan Anak Tetangga Alami Buta Warna Jadi Tentara, Pilih Solusi Antarkan ke Klinik Banyu Urip
Tahapan dalam membuat tempe kedelai, sebagian sudah dibungkus daun pisang lalu dan menuju tahap fermentasi. (Foto: Istimewa)

Plus

Tempe Kedelai Bungkus Daun Miliki Keunggulan
Samsung menggelar kompetisi dan program pendidikan Samsung Solve for Tomorrow 2024. (Istimewa)

Plus

Jadilah Inovator AI Masa Depan di Samsung Solve for Tomorrow, Ikutan yuk! Syarat dan Link di Sini
Tanaman bambu jenis tutul mempunyai kekhasan dan keunggulan tersendiri termasuk dapat dibonsai. (Foto:istimewa)

Plus

Bambu Tutul Miliki Kekhasan, Bahkan Bisa Dibonsai
Ilustrasi. Pemberian makanan lain tidak boleh dilakukan ke bayi hingga usia enam bulan. (Kemenkes)

Plus

Ingat Bund, Bayi Baru Lahir Tidak Boleh Diberi Makanan Lain Selain ASI
Mayor Inf Sanyoto. (Foto: Istimewa)

Plus

Mayor Inf Sanyoto: Saya Salut Dedikasi Pengabdiannya Sembuhkan Buta Warna Lewat Klinik Banyu Urip
Komunitas Papa Merdeka Yogyakarta menggelar acara Halal Bihalal dan melakukan penggalangan dana yang donasikan untuk anak yatim di PA Sardulo Seto serta diterima simbolis oleh Gus Imam Heru selaku pengasuh panti asuhan. (Foto: Istimewa)

Plus

Berawal Pertemanan Grup WhatsApp, “Papa Merdeka” Usung Misi Sosial Kemasyarakatan