NYATANYA.Com, Sleman – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, mengatakan budaya patriarki yang masih tebal menjadi salah satu kendala dalam upaya pemberdayaan perempuan di Indonesia.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengatakan hal tersebut kepada awak media, usai acara kunjungan lapangan delegasi ASEAN Women in Defence and Security (WiDS) di Desa Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (5/7/2023) sore.
Menurut Menteri PPPA Bintang Puspayoga, masih tebalnya budaya patriarki di Indonesia ini masih menjadi PR besar dalam upaya pemberdayaan perempuan.
“Karena itu perlu ada komitmen dari para pimpinan. Tidak hanya di tingkat pusat dan daerah, tapi juga komitmen pemimpin di akar rumput,” kata Bintang Puspayoga.
Dia mengatakan, bahwa perempuan semestinya tidak hanya dijadikan objek pembangunan, tetapi subjek pembangunan.Bagaimanapun, katanya, 2/3 dari populasi Indonesia adalah perempuan dan anak. Artinya, perempuan dan generasi muda ini adalah kekuatan bangsa yang harus menjadi perhatian bagi para pengambil kebijakan.
Bintang Pupayoga mengatakan, bahwa selama ini di banyak daerah di Indonesia masih banyak stigma kepada perempuan. Selain itu, juga masih banyak daerah di Indonesia yang melegalkan perkawinan anak.
“Hal-hal itulah sebenarnya yang memotong mata rantai ekonomi, kesehatan, dan sebagainya kepada perempuan,” kata Bintang.
Diapun mengingatkan, pemberdayaan dan memberikan ruang bagi perempuan sudah menjadi amanat konstitusi, bahwa semua orang punya hak yang sama. Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengunjungi Desa Wedomartani di Ngemplak Sleman, dalam rangka menyambut kedatangan delegasi ASEAN Women in Defence and Security (WiDS).
Delegasi ASEAN Women in Defence and Security (WiDS) mengunjungi Desa Wedomartani dalam rangka kunjungan lapangan ke desa ramah perempuan dan peduli anak (Site Visit to Women and Child Friendly Village), Rabu (5/7).
Hadir pula dalam acara tersebut Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, dan sejumlah pimpinan daerah setempat.Mewakili pemerintah daerah, Danang Maharsa menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PPPA yang sudah memilih Kabupaten Sleman sebagai salah satu tujuan dari kunjungan lapangan delegasi ASEAN WiDS.
Danang Maharsa mengatakan, kunjungan lapangan tersebut tidak lepas dari prestasi Kabupaten Sleman, yang pada tahun 2022 menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Indonesia yang meraih anugerah penghargaan Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak.
Diapun berharap, agar kunjungan delegasi ASEAN tersebut bisa menambah motivasi dan semangat bagi pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pemberdayaan perempuan dan kepedulian anak. Senada dengan hal tersebut, Kepala Desa Wedomartani Teguh Budiyanto menyatakan kunjungan delegasi ASEAN tersebut menjadi kebanggaan tersendiri, dan diharapkan bisa lebih memacu semangat warga desa menjalankan berbagai program pemberdayaan perempuan dan anak.
Sebelumnya, kedatangan delegasi ASEAN di Desa Wedomartani disambut meriah dengan berbagai kesenian tradisional dan barisan bregodo desa setempat.
Desa Wedomartani merupakan salah satu Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di DI Yogyakarta, yang ditetapkan sejak tahun 2021. (*)