Home / Panggung

Kamis, 26 Mei 2022 - 10:47 WIB

MKF 2022 Hasta Makirtya Rupa, Kriyaventura Jadi Agenda Perkaya Wawasan

Heri Dono menyambut dan menemani tour di Studio Kalahan. Foto:Dok.MKF2022

Heri Dono menyambut dan menemani tour di Studio Kalahan. Foto:Dok.MKF2022

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Gelaran Matra Kriya Fest 2022 kali ini tidak hanya dipusatkan di Taman Budaya Yogyakarta saja.

Pada program Kriyaventura atau kunjungan ke studio seniman, MKF kali ini mendatangi Studio Kalahan milik seniman Heri Dono. Berlokasi di Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Kunjungan ke Studio Kalahan milik seniman Heri Dono. Foto:Dok.MKF2022
Kunjungan ke Studio Kalahan milik seniman Heri Dono. Foto:Dok.MKF2022

Pada kesempatan ini Heri Dono menyambut dan menemani tour di Studio Kalahan. Satu persatu ruangan penuh dengan karya seni dan arsip dikunjungi peserta.

Dengan cermat Heri Dono menjelaskan sejarah serta latar belakang dari karya yang dibuatnya. Pada akhir sesi peserta dikumpulkan di halaman tengah untuk berdiskusi langsung dengan Heri Dono.

Novi Bamboo menjelaskan bagaimana studio ini terbentuk. Kepedulian terhadap lingkungan diterapkan pula pada produk fashionnya. Foto:Dok.MKF2022

Heri Dono menjelaskan, “Seniman perlu memperkaya wawasan dengan membaca buku. Selain itu seniman juga perlu membangun jaringan. Ide dan inspirasi sangat penting, maka sangat perlu menjaga arsip. Ritual yang digunakan adalah intelektualitas.”

Baca juga   Pemaksaan Penggunaan Jilbab di Malioboro Mencoreng Sumbu Filosofi Jogja

Selanjutnya peserta dibawa ke Studio Natural Eco Fashion milik Novi Bamboo. Studio yang terletak di Jalan Bantul ini menerapkan kepedulian terhadap lingkungan.

Foto bersama Novi Bamboo, pemilik Studio Natural Eco Fashion. Foto:Dok.MKF2022

Salah satu yang dilakukan adalah mengurangi penggunaan pendingin ruangan yang boros listrik. Selain itu, studio ini juga memilih menggunakan material kaca agar pencahaan alami lebih mudah masuk.

Pada kesempatan kali ini, Novi Bamboo menjelaskan bagaimana studio ini terbentuk. Kepedulian terhadap lingkungan diterapkan pula pada produk fashionnya. Produk fashion studio ini menggunakan serat bambu yang merupakan bahan alami.

Selain serat bambu, produk yang dihasilkan apabila belum terjual tetap disimpan. Produk tersebut disimpan dan tidak dihancurkan agar tidak mengganggu lingkungan.

Tari Ronggeng Nyentrik dari Komunitas Sundanesia. Foto:Dok.MKF2022

Novi berpesan, “Penggunaan bahan alami amatlah penting. Kita perlu menjaga lingkungan kita, maka pilihlah teknik dan material yang tidak merusak alam”.

Pada sesi diskusi Novi Bamboo juga mengutarakan agar terus berkarya. Orisinalitas karya sangatlah dibutuhkan untuk seniman. Novi menambahkan, untuk jangan minder apabila karyamu berbeda.

Baca juga   KPK Tahan HS, Tersangka Korupsi Proyek Stadion Mandala Krida Yogyakarta

Selain Kriyaventura, pada sore hari digelar pula fashion show yang menampilkan dua desainer muda.

Dheasari menampilkan 5 busana dengan tema WeafingPoms. Karya Dheasari tampil unik dengan warna cerah dan nyentrik.

Penampilan musik dari Orkes Sidodadi di panggung MKF 2022. Foto:Dok.MKF2022

Desainer kedua adalah Haristiani atau lebih akrab dipanggil Hariso, menampilkan busana dengan tema Mangsa mengaplikasikan motif Kembang Setaman pada busana ready to wear.

Tampil pula sajian Tari Ronggeng Nyentrik dari Komunitas Sundanesia. Acara ditutup dengan penampilan musik dari Orkes Sidodadi.

Sebuah grup musik beranggotakan anak muda yang biasa menampilkan keroncong maupun musik pop.

Segenap pengunjung terus memadati Galeri MKF 2022 hingga malam hari. Pameran setiap hari dibuka mulai pukul 10.00-20.00 WIB.

(Aja)

Share :

Baca Juga

Salah satu karya patung yang ditampilkan dalam JSSP 5 di Malioboro Yogyakarta. Wisatawan bisa berswafoto di 30 karya patung yang dipajang hingga 28 Oktober 2023. (Foto: Agoes Jumianto)

Panggung

30 Ragam Patung Hiasi Malioboro di JSSP 5 Ruwat Gatra Rasa: Redefining Form and Space
Marshel Widianto bersama Kapolda Metro Jaya. (Foto: Instagram @marshel_widianto)

Panggung

Siap Jalani Pemeriksaan, Marshel Widianto Bicara Tentang Waktu
Komunitas Indonesia Gaya menggelar bincang budaya "Menggaungkan Kembali yang Punah" di Pendopo Ndalem Yudhanegaran Yogya, Sabtu (4/3/2023). Foto: Agoes Jumianto

Panggung

Bincang Budaya Menggaungkan Kembali yang Punah, Gusti Yudha: Keraton Yogyakarta Miliki 10 Bregada Prajurit
Anas Syahrul Alimi, pendiri Prambanan Jazz. Foto: Prambanan Jazz

Panggung

Prambanan Jazz 2023, dari Dewa 19 sampai Gipsy Kings by Andre Reyes, Ini Line Up Lengkapnya
Penampilan anak-anak berkebutuhan khusus dari panti asuhan Bina Siwi Pajangan Bantul membuka perhelatan Yogyakarta Gamelan Festival ke-27 (#YGF27) di Pendopo Agung Ndalem Mangkubumen Yogyakarta, Jumat (19/8/2022) malam. Foto: Dok.Gayam16

Panggung

Komposisi ‘Kurang Luwih’ Anak-anak Berkebutuhan Khusus Buka Perhelatan Yogyakarta Gamelan Festival ke-27
Acara bertajuk “Nyawiji Nunggal Rasa” yang digagas Kemendikbudristek dan digelar Senin (12/9/2022) sejak pukul 8.00 WIB tersebut, menempuh rute dari Candi Pawon menuju Candi Kebanggaan Indonesia, Borobudur, Magelang Jawa Tengah. Foto: Agus Siswanto/InfoPublik

Panggung

Rangkaian Presidensi G20, Kirab Budaya ”Nyawiji Nunggal Rasa” Pukau Wisatawan
Tyagasvara ketika meluncurkan single baru di Jazz Mben Senen. (Foto: Ist)

Panggung

Gandeng Akadama dan Aamaga, Tyagasvara Rilis Single Ketiga Bertajuk Let Me Feel
Atraksi melukis Tri Joko Purnomo. Pria yang karib disapa Joonk ini melukis dengan caranya sendiri untuk memberikan nuansa baru berkesenian. (Foto: Istimewa)

Panggung

Edan! Seniman Ini Melukis dengan Mata Tertutup dalam Waktu 14 Menit, Hasilnya…