NYATANYA.COM, Kendal – Namanya Muchid Rahmat. Pria kelahiran Kendal 27 Juli 1968 ini mengaku 100 persen profesinya adalah kartunis, sebuah profesi yang sudah membawanya melanglang dunia.
“Kalau orang bertanya apa pekerjaan saya, ya saya jawab kartunis,” terang Muchid Rahmat yang saat ini turut serta dalam pameran Human Rights in ASEAN – The Cartoonists Perspective yang digelar virtual di craftora.com oleh Zunar kartunis Malaysia bersama Friedrich Naumann Foundation, 1 Juli sampai 31 Juli 2021.

Dalam karir dan prestasinya yang panjang Muchid telah menerima berbagai penghargaan penghargaan lokal dan luar negeri seperti Excellent Prize, The Yomiuri Shimbun Tokyo Japan (1989); Honorable Mention, Spot Chosun Seoul Korea (1991); Karya Penghargaan Khusus Manga Festival Internasional Okhist, Hokaido, Jepang (1994) (1996); 1 Pemenang Hadiah di Festival Kartun Persahabatan Jepang, Indonesia (1995).
Satu Pemenang Hadiah Karikata & Karikatur Kompas Award (2004); Penghargaan Apresiasi, pada The Daejeon International Cartoon Contest Korea (2005), (2007) dan The Stuttgart Award Cartoon Jerman (2007); Penghargaan penghargaan, pada kontes Kartun Internasional Daejeon DICACO, Korea (2010); Kyoto International Exhibition Japan, 2010. Penghargaan Apresiasi di Nasional Kartun Perdamaian Semarang (2012).

Sementara itu dalam pameran Human Rights in ASEAN – The Cartoonists Perspective, Muchid Rahmat mengikutkan 2 karya kartunnya, masing-masing berjudul ‘Penganiayaan dan perencanaan pembunuhan terhadap ulama’ dan satu karya berjudul ‘Kasus pelanggaran HAM berat’.
“Saya berharap dengan ikut pameran kali ini, suara saya sebagai kartunis tersampaikan melihat pelanggaran HAM dimana-mana,” pungkas Muchid Rahmat.(N1)