NYATANYA.COM, Sleman – Perupa kelahiran Malang, Jawa Timur, Munir Kahar lebih dari 20 tahun tinggal di Kota Minnesota (Amerika Serikat), gelar pameran di Yogyakarta.
Munir menggelar pameran lukisan bertajuk Collective Vibration di Studio Kalahan, Ambarketawang, Gamping, Sleman.
Pameran Collective Vibration yang dibuka Selasa (3/1/2023) ini akan berlangsung selama satu minggu hingga 9 Januari 2023.
Saat menunjukkan salah satu karya lukisannya yang menggambarkan organ paru-paru manusia, Munir mengungkapkan, karya tersebut dibuat saat pandemi Covid-19 belum mereda.
“Ketika ada pandemi Covid-19 saya senang menggunakan kalung dari rangkaian empon-empon seperti laos, jahe, temulawak dan kunyit. Selain dibuat kalung bisa juga dibuat minuman dengan cukup direbus,” ujarnya belum lama ini.
Ditambahkan Munir, pada pameran tersebut ia menampilkan tujuh karya lukis utama.
Selain itu ada juga beberapa karya instalasi dan sketsa drawing.
Guru Besar ISI Yogyakarta, Prof M Dwi Marianto MFA PhD saat membuka pameran tersebut, yakni ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali.
Hal tersebut disesuaikan dengan jumlah karya lukis utama yang dipamerkan Munir.
“Semoga acara seperti ini memberi banyak makna bagi kita semua, terlebih yang berpameran dan bagi Studio Kalahan. Silakan berbagai kalangan bisa menikmati karya-karya Munir Kahar di Studio Kalahan tanpa harus membayar,” urainya.
Hal senada diungkap pula oleh Founder Studio Kalahan, Heri Dono, bahwa Studio Kalahan terbuka bagi siapa saja, baik pribadi maupun saling kolaborasi, misalnya menggelar acara pameran, workshop hingga simposium.
“Kami memberi ruang dengan senang hati untuk berbagai kegiatan. Berbagai acara yang tak hanya memberi hiburan tapi juga terkait intelektualitas sudah biasa digelar di sini,” terang Heri.
Pada rangkaian acara pembukaan pameran tersebut, Munir Kahar bergabung pula dalam performance musik kolaborasi dengan sejumlah seniman asal Yogya seperti Dimawan Krisnowo Aji, Andi Amrullah, Wahono Simbah dan Wibowo.
Dalam catatan kuratorial, penulis Faisal Kamandobat mengungkapkan, latar belakang tradisional Munir sebagai orang Jawa telah mempermudah perjalanannya menjadi manusia kosmpolitan di negara yang sangat berbeda dari negeri asalnya, baik kultural, ekonomi maupun politik.
Berbagai usaha juga telah dilakukan Munir bersama teman-temannya di Minnesota seperti membuka galeri untuk pameran para seniman, membuat beberapa kelompok musik, mengajar di berbagai tempat dan kesempatan.
Bahkan biasa pula mengikuti banyak festival dan menyelenggarakan kegiatan amal untuk kegiatan seni.
“Kegiatan-kegiatan tersebut bukan sekadar menunjukkan kecakapan Munir Kahar dalam beradaptasi di lingkungan baru, namun ikut menjadi individu yang penuh inisiatif demi menghidupkan dinamika seni,” tandas Faisal.
(*/N3)