NYATANYA.COM, Jakarta – Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani mengatakan, untuk memperingati hubungan diplomatik kedua negara itu memasuki tahun ke-75, karya seni mampu berbicara dalam bahasa yang universal.
“Oleh karenanya saya melihat bahwa karya seni itu merupakan suatu cara yang baik. Mural itu merupakan suatu cara yang bagus buat kita memperingati hubungan baik kedua negara,” kata Abdul Kadir melalui keterangan resmi dikutip, Jumat (29/3/2024).
Abdul Kadir berharap hubungan kedua bangsa antara Australia dan Indonesia menjadi lebih erat, dan meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
Sebelumnya, mural berjudul Together, buah kolaborasi seniman Australia George Rose dan seniman Indonesia Tutu, dipamerkan secara resmi di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Kamis (28/3/2024).
Karya mural Tutu menggunakan bentuk lengkungan yang menyerupai portal, yang mengarah ke arah George.
Susunan itu mencerminkan peran Kedutaan Besar Australia, sebagai jendela dari Jakarta.
Di luar lengkungan, Tutu menggunakan bentuk abstrak dan pola dinamis untuk melambangkan situasi dan kondisi.
Sisi kiri, figur memegang tali melambangkan ikatan hubungan, dan figur lainnya memegang buku, sebagai simbol pengetahuan dan pertukaran budaya.
Sementara karya George menggambarkan simbol-simbol botani nasional dari masing-masing negara, yang juga bisa dinikmati dengan teknologi augmented reality.
Bunga Indonesia yang digambarkan George antara lain melati putih, anggrek bulan dan bunga Rafflesia arnoldi. Sedangkan bunga Australia menggunakan wattle emas.
Kedua seniman tersebut bermaksud agar mural tersebut memberikan energi positif, dan mendorong hubungan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang antara kedua negara. (N1)
Sumber: infopublik.id