NYATANYA.COM, Sleman – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di Bulan Juli dan Agustus 2024.
Di Sleman saat ini sedang berada di puncak musim kemarau. Suhu ekstrem terjadi lagi mulai 11 Agustus 2024, suhu dingin membuat badan lesu, malas bergerak da nada gangguan di tubuh manusia, ternak termasuk ikan dan tumbuhan.
BMKG di dalam rilisnya menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024 yaitu sebanyak 77,27%, dimana 63,95% durasi musim kemarau diprediksi terjadi selama 3 hingga 15 dasarian.
Kabupaten Sleman memasuki musim kemarau pada Bulan Mei 2024. Akhir Bulan Juli 2024, di puncak musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Sleman memberi potensi dampak kekeringan pada beberapa wilayah.
Data di bidang perikanan menunjukkan kolam budidaya yang mulai terdampak kekurangan air dan sebagian sudang kering seluas 171,1 ha dari luas kolam 1.134 ha atau 15 %.
Seiring dengan puncak musim kemarau juga mengalami cuaca ekstrem atau diistilah jawa dikenal dengan “mongso bediding”. Fluktuasi suhu berlangsung secara cepat, siang panas menyengat, malam hari dingin membeku.
Dampak lain musim kemarua bagi sektor perikanan tentu pada penurunan produksi ikan baik benih maupun ikan konsumsi. Faktor penyebabnya antara lain volume air di kolam kurang dan bahkan tidak bisa terairi.
Kondisi ini menyebabkan banyak pembudidaya ikan memanen ikan lebih awal karena takut kekeringan. Ketiadaan air juga mengakibatkan pembudidaya ikan tidak bisa memelihara ikan.
Disisi lain suhu dingin yang ekstrem memicu pathogen penyebab penyakit ikan berkembang lebih cepat.
Parasit endemi seperti Trichodina ditemukan hampir di seluruh wilayah perairan budidaya di Sleman, juga ditemukan Bakteri Aeromas sp yang berkembang dan menyerang ikan.
Munculnya serangan hama penyakit ikan dan kekurangan air ini menjadi penyebab utama berkurangnya produksi ikan di Bulan Agustus ini.
Secara teknis fluktuasi suhu tersebut juga menyebabkan nafsu makan ikan berkurang sehingga antibodi ikan mengalami penurunan. Antibodi yang menurun berdampak pada mudahnya ikan terkena serangan penyakit.
Belum dapat diketahui secara pasti angka penurunan produksi perikanan di Kabupaten Sleman sebagai akibat dari berlangsungnya musim kemarau. Namun diprediksi mulai Bulan Juli dan Agustus mengalami penurunan produksi, prediksinya bisa mencapai 30 % dari produksi normalnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kekeringan dan serangan penyakit pada sektor budidaya adalah sebagai berikut :
- Pengurangan padat tebar ikan yang dibudidayakan. Pengurangan padat tebar ikan yang dibudidayakan bisa menghindari stress dan menjaga kualitas air.
- Pemantauan dan pengamatan gejala klinis pada ikan yang dibudidayakan. Bila mengalamai gejala stress, tidak mau makan, dan atau ikan bergerak tidak secara normal segera lakukan upaya identifikasi penyakit atau kirim sampel ikan yang sakit ke laboratorium penyakit ikan terdekat.
- Penggunaan multivitamin dan probiotik pada sistem budidaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap potensi serangan penyakit ikan.
- Pengendalian penyakit ikan dengan menggunakan obat-obatan, baik herbal maupun kimia sesuai dengan aturan yang telah tersedia di kemasan, serta menggunakan bahan kimia yang telah direkomendasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republim Indonesia. (N1)