Home / Plus

Selasa, 19 Juli 2022 - 10:35 WIB

Ngatman, Dalang Sepuh yang Bertahan Jadi Perajin Hiasan Dinding Wayang Kulit

Ngatman sedang menyungging wayang di rumahnya RT 01/RW 02 Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Foto: Dinkominfo Blora

Ngatman sedang menyungging wayang di rumahnya RT 01/RW 02 Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Foto: Dinkominfo Blora

NYATANYA.COM, Blora – Tangan keriput Ngatman (77), warga RT 01/RW 02 Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora masih terampil memainkan sungging untuk membuat hiasan dinding wayang kulit.

Berbekal keterampilan yang dimiliki sejak remaja, Ngatman masih berkarya dan menerima pesanan hiasan dinding wayang kulit, sesuai tokoh dan karakter pewayangan.

“Saya belajar dan bisa membuat wayang ini sejak remaja sampai sekarang. Saya terima pesanan, atau memperbaiki wayang kulit,” kata Ngatman saat ditemui tim Diskominfo Blora, Minggu (17/7/2022).

Biasanya, kata dia, para pemesan membawa kulit kambing atau sapi sendiri. Meski demikian, dia juga menyediakan beberapa kulit kambing siap pakai untuk dibuat hiasan dinding wayang.

“Yang pesan itu untuk dibuatkan tokoh wayang kulit untuk hiasan dinding tanpa memotong kulit. Jadi bagian tengah yang dibuat tampilan satu atau dua wayang,” jelas Ngatman.

Selain itu, lanjutnya, dia juga menerima jasa untuk memperbaiki (permak) wayang kulit. Untuk menyelesaikan satu buah hiasan dinding wayang berbahan kulit kambing sapi atau kerbau, Ngatman membutuhkan waktu lebih kurang satu minggu, hingga satu bulan, mulai dari menggambar sketsa, menatah (sungging), hingga mewarnai dan bila perlu dipigura.

Baca juga   Makna dan Simbol Tradisi Lebaran Ketupat dalam Masyarakat Jawa

“Untuk satu buah hiasan dinding wayang ini saya butuhkan waktu lebih kurang satu bulan,” ucapnya.

Menurutnya, jasa pembuatan hiasan dinding wayang, tergantung karakter wayang dan tingkat kerumitan dalam menyungging. Diakuinya, jasa untuk satu buah hiasan dinding wayang, dengan dua atau tiga tokoh wayang, senilai Rp750 ribu.

Disampaikan, dibalik ketekunan menjadi perajin hiasan dinding wayang kulit itu, dirinya berusaha menebarkan edukasi kepada generasi muda, khususnya untuk mengenalkan wayang kulit kepada mereka, dan melestarikan seni budaya peninggalan leluhur asli Indonesia.

“Saya itu dahulu dalang wayang kulit. Tahun 1966 sudah laris sampai tahun 2000, sekarang sudah tua, menekuni membuat hiasan dinding wayang saja, dan menerima jasa perbaikan wayang kulit,” ungkapnya.

Meskipun kala itu dirinya laris dengan tanggapan wayang kulit, baik orang punya hajat atau peringatan hari besar tertentu, Ngatman mengaku dirinya tidak memiliki wayang dan gamelan sendiri.

Baca juga   Sosialisasi Migrasi Siaran TV Analog ke Digital Melalui Pentas Seni

“Tidak punya wayang sendiri. Kalau ada tanggapan, pinjam atau sewa wayang lengkap, dengan pakeliran serta gamelan, juga panjak (penabuh gamelan Jawa) serta sinden,” ungkapnya lirih.

Kini, di usia yang sudah sepuh (tua), dirinya tinggal bersama anak dan cucunya di Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban. Sedangkan istrinya, sudah lama meninggal dunia.

Peminat seni budaya desa setempat M Solichan Mochtar mengapresiasi karya Ngatman. Menurutnya, sikap Ngatman dalam melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia, perlu dicontoh bagi generasi muda.

“Mbah Ngatman adalah sosok yang tua yang berkarya, untuk melestarikan seni budaya adiluhung peninggalan leluhur,” kata Solichan Mochtar, yang juga mantan Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Blora.

Sebab, lanjutnya, kebudayaan tradisional seperti wayang, dapat dijadikan sebagai media sosialisasi program-program pembangunan dan dapat juga menjadi media dakwah. Selain itu, wayang bermanfaat membangun karakter bangsa.

“Pada dasarnya, program dari instansi apapun dapat disosialisasikan melalui media wayang. Kegiatan ini telah dilakukan oleh para wali di zaman Kerajaan Demak abad ke-15. Praktisnya, wayang sebagai tontonan, tuntunan dan tatanan,” ungkapnya.

(*/N3)

Share :

Baca Juga

Plus

Qhomemart Gelar Lomba Serta Aksi Sosial ke Panti Asuhan untuk Semarakkan HUT RI
Kantor perusahaan PT Rapindo Plastama yang berlokasi di Jalan Raya Trawas Km. 7, Pungging, Beringin, Mojokerto. (Foto: istimewa)

Plus

Industri Plastik yang Juga Berkomitmen Menjaga Lingkungan Alam
Hanne Larsen, Minister Counsellor for Food and Agriculture Kedutaan Besar Denmark di Indonesia dalam paparannya di Workshop Inisiatif Consumindful di Grand Keisha, Kamis (16/11/2023). Foto: Agoes Jumianto

Plus

Inisiatif Consumindful: Ajak Masyarakat Cegah Boros Pangan Lewat Perubahan Perilaku

Plus

WD 2 FKIP UAD Sampaikan Materi Keterampilan Komunikasi Profesional Menghadapi Wawancara Kerja di Global Classroom UMPSA
Mayor Arh Mespan. (Foto: istimewa)

Plus

Mayor Arh Mespan: Saya Harap Klinik Banyu Urip Tetap Amanah Jadi Angin Segar Penderita Buta Warna
Pelepasan dan pengarahan Kafilah Kota Yogyakarta dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-6 KORPRI Tingkat Nasional Tahun 2022 secara simbolis dilaksanaan di Ruang Pandu, Balai Kota Yogyakarta pada Rabu (2/11/2022). Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Sudarmadi, Wakil DIY di Ajang MTQ ke-6 KORPRI Tingkat Nasional 2022 yang Digelar di Padang
Kusairi tinggal dalam kegelapan bersama istrinya Titin Asrofin (60), anak dan dua cucunya. Foto: selalu.id

Plus

Butuh Bantuan! Keluarga di Surabaya Ini Hidup Tanpa Listrik Selama 25 Tahun
Visualisasi Masjid Jami’ Al Hidayah yang berdiri kokoh. (Foto: Istimewa)

Plus

Pembangunan Masjid Al Hidayah Tersendat, Butuh Uluran Dermawan