NYATANYA.COM, Klaten – Desa Ngerangan, Bayat, Klaten tidak saja dikenal sebagai cikal bakal angkringan. Tapi kini desa yang terletak di lereng Pegunungan Selatan itu terus berdaya. Tidak saja angkringan, kini desa yang dihuni 6.004 jiwa itu memilih dan meneguhkan menjadi penghasil kerajinan blangkon menjadi produk khas desa.
Perhatian Pemerintah Desa Ngerangan juga tidak main-main. Melalui Bumdes desa setempat terus aktif mempromosikan aksesoris pakaian kejawen itu untuk mendongkrak wisata dengan jargon Ngerangan, The Blangkon Village.
“Karena dari pihak Bumdes itu pengennya tiap satu RT punya satu branding. The Blangkon Village dipilih karena sudah ada perajinnya. Kita mengembangkan SDM pembuatan blangkon,” tutur Ira Rubiyanti selaku pengelola The Blangkon Village saat ditemui di Desa Ngerangan, Bayat belum lama ini.
Tidak saja warga perajin, pemberdayaan perempuan juga dilibatkan dalam pembuatan blangkon.
“Di sini ibu-ibu PKK juga belajar membuat blangkon. Nantinya akan mendampingi wisatawan yang datang ke sini untuk melihat atau bahkan terjun langsung membuat blangkon,” tambahnya.
Salah satu perajin Blangkon Widodo (52) warga Ngerangan, Bayat mengaku menggeluti produksi ini karena memang dirinya suka seni sekaligus melestarikan budaya Jawa.
“Kulo niki tertarik kalih seni, yen ndelok-ndelok niku kebanyakan ngeten niki kan jarang tiyang-tiyang sing nekuni, mboten wonten sing nglestarikne (saya tertarik dengan seni. Kalau diperhatikan usaha ini jarang yang menekuni, tidak ada yang melestarikan),” kata Widodo.
(*/N1)