Home / Panggung

Senin, 22 Agustus 2022 - 21:26 WIB

Omah Wayang Diresmikan: Pakem Terjaga, Kreativitas dan Ruang Dialog Makin Terbuka

Ilustrasi. Foto: Ist

Ilustrasi. Foto: Ist

NYATANYA.COM, Yogyakarta – “Masyarakat seharusnya bisa tetap nuladha, pada leluhur kita yang sudah menciptakan pertunjukan yang begitu luar biasa baik dalam aspek pertunjukan filosofi, tradisi, dengan nilai filosofi yang melatarbelakanginya,” jelas Sri Sultan seusai meresmikan Omah Wayang, Senin (22/8/2022) siang.

Omah Wayang yang berlokasi di Jalan Langenastran Kidul, Kalurahan Panembahan, Kapanewon Kraton, Yogyakarta, diresmikan Sri Sultan seusai meresmikan Grha Keris di Jalan Gamelan Kidul yang terletak di Kelurahan dan Kapanewon yang sama.

Ngarsa Dalem berharap, Omah Wayang selanjutnya dapat bermanfaat bagi masyarakat pecintanya sehingga aktivitas yang dilakukan di dalamnya akan tinggi.

“Dalam hal dialog-dialog dan diskusi untuk sarana bertukar pikiran yang nantinya bisa ditularkan ke generasi muda. Harapan saya, Omah Wayang bisa lestari,” imbuh Ngarsa Dalem.

Di sisi lain, Sri Sultan turut mengapresiasi bahwa Omah Wayang akhirnya bisa mewadahi segala aktivitas seperti menari dan pentas.

“Kenapa dinamakan Omah Wayang, karena wayang itu bagi orang Jawa adalah penggambaran integritas karakter baik dalam pola pikir maupun apa yang dirasakan secara utuh pencerminan kehidupan wayang itu sendiri,” ujar Sri Sultan.

Ngarsa Dalem menambahkan, hal yang direpresentasikan tak melulu hal baik dan buruk, melainkan juga karakter-karakter yang mewarnai dalam kehidupan setiap manusia.

“Memang betul wayang itu, seperti Mahabarata dan Ramayana itu bukan sekadar tontonan, melainkan juga tuntunan. Biarpun dalam perkembangannya, tuntunan hanya sedikit dan lebih banyak dagelannya. Seperti halnya hidup, juga banyak dagelannya,” tambah Sri Sultan.

Sementara, seperti halnya visi dan misi yang diusung oleh hadirnya Ghra Keris, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi berujar bahwa Omah Budaya diharapkan mampu hadir sebagai tempat persemaian budaya wayang sesuai dengan perkembangan zaman. Sekaligus juga melestarikan budaya wayang sesuai potensi yang ada secara profesional.

Baca juga   Pandemi, Pekan Kebudayaan Nasional 2021 Kembali Digelar Daring

“Juga sebagai tempat penggalian dan pengkajian potensi ekosistem pewayangan di DIY juga melakukan pengembangan budaya wayang yang sudah ada.”

Dian bertutur baik Ghra Keris dan Omah Wayang disiapkan sebagai wahana untuk mencari referensi soal keris dan wayang.

“Rumah ini akan menjadi tempat dialog bagi insan perkerisan dan wayang, namun juga bisa menjadi sumber informasi bagi keris dan wayang khususnya di DIY. Ini baru pemantik awal, nantinya akan kami kembangkan fasilitasnya, tak hanya aktivitas fisik namun juga pengajaran seperti tatah sunggih atau tata cara mendalang. Nanti akan ada event rutinnya termasuk FGD dan dilengkapi dengan ruang audio visual,” jelasnya.

Agenda peresmian juga dimeriahkan penampilan komunitas dalang Sukrakasih yang mengambil lakon “Babad Alas Mertani”, tentang dibukanya Kerajaan Indhraprasta (Ngamarta), yang dikorelasikan dengan peresmian Omah Wayang.

Selanjutnya, Sri Sultan meninjau koleksi wayang dan display ruangan di Omah Wayang didampingi Kepala Disbud DIY dan salah satu kurator Omah Wayang Dr. Sumaryono.

Terdapat beberapa koleksi wayang yang terdapat di Omah Wayang seperti Wayang Ukur, Wayang Hip-hop, Wayang Babad, Wayang Republik, Wayang Kancil, dan Wayang Wacinwa.

Pakem Harus Lestari, Pun Jadi Sumber Inspirasi

Tim kurator Omah Wayang Dr Sumaryono, menyampaikan Omah Wayang didirikan untuk memelihara dan mengembangkan dunia pewayangan di DIY. Dampaknya diharapkan dapat menjangkau nasional maupun internasional.

Baca juga   Denny Caknan Sumringah, Lagu Kalih Welasku Trending Nomor 1 YouTube, Berikut Lirik Lagunya

“Ngarsa Dalem menghendaki bahwa dunia wayang di Jogja itu diopeni (dirawat), jadi sumber inspirasi. Yang pakem tetap dilestarikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, cita-cita selanjutnya yang ingin dicapai adalah menjadikan Jogja sebagai ibukota wayang dunia.

“Prinsipnya, Omah Wayang ini sebagai tempat workshop, menggelar diskusi, seminar dan pementasan dalam rangka meningkatkan eksplorasi atau penemuan baru,” tutur Sumaryono yang sehari-hari berprofesi sebagai Dosen ISI Yogyakarta Prodi Seni Pertunjukan.

Lanjutnya, Omah Wayang ini bisa memfasilitasi mulai wayang-wayang tradisional hingga wayang modern atau ciptaan baru seperti wayang republik, wayang lukis, wayang ukur, atau wayang seng.

“Wayang itu sudah bias, tidak hanya di pertunjukannya, tapi juga wayang komik seperti Kosasih yang bercerita tentang Ramayana dan Mahabarata.”

Meski demikian, wayang-wayang langka, seperti Wayang Purwa dengan kisah populernya yakni Ramayana dan Mahabharata memang tak bisa dipungkiri.

“Kita juga punya Wayang Wacinwa (Wayang Cina Jawa) lalu Wayang Beber. Wayang Beber bahkan hanya tinggal dua yakni yang dibuat zaman Mataram-Kartasura. Pertama ada di Pacitan (Joko Kembang Kuning) dan Gunungkidul (Remeng Mangunjaya). Dari usianya sudah sejak zaman Mataram-Kartasura, itu kan perlu peremajaan dan bisa jadi sumber kreasi,” katanya.

Menurutnya, untuk memasyarakatkan wayang kepada generasi muda adalah meneruskan salah satu program yang harus terus dilanjutkan yakni Dalang Anak dan Remaja, agenda tahunan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan DIY.

“Kami adalah tim kurator untuk penyelenggaraan. Kalau idealnya, wayang yang dipakai dalang anak itu Kidang Kencana ini. Kalau pakai yang besar-besar padahal baru usia 7 tahun ‘kan tersiksa,” tutupnya.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Para punggawa Classic Rock Yogyakarta usai berbincang menggagas gelaran Syawalan Classic Rock besok Minggu (14/5/2023) di Warung Tik Tok. (Foto: Agoes Jumianto)

Panggung

Syawalan Classic Rock Dihelat Besok di Warung Tik Tok, Ini Agenda Serunya
Film "Andong (Arisan Bodong)" karya Candradimuka Production, Kebumen, meraih penghargaan “Special Mention” dari Kategori Film Fiksi Kompetisi Ide Cerita. (Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube KPK/Untung Sutomo/InfoPublik)

Panggung

Ini Dia Pemenang Festival Film Antikorupsi 2021, Siapa Tau Kamu Salah Satunya
Sambung Rasa Budaya bertema "Peran Serta Media dalam Seni Tradisi" yang digelar di Omah Tobong, Sidokarto, Godean Sleman, Kamis (16/6/2022). Foto: Agoes Jumianto

Panggung

Pelaku Seni Tradisi Harus Mengaktualisasi Diri di Tengah Perkembangan Teknologi Informasi
Parade Seni Merapi Merbabu 2022 digelar di Alun-alun Paku Buwono VI Kecamatan Selo Boyolali, Minggu (23/10/2022). Foto: Diskominfo Kab.Boyolali

Panggung

Parade Seni Merapi Merbabu 2022, Ajang Unjuk Gigi Seniman Lereng Gunung
Sebanyak 30 seniman lukis asal Kabupaten Temanggung dan sekitarnya yang tergabung dalam Cah Temanggung Creative (Catec) melukis on the spot atau OTS di Taman Kali Progo, Minggu (20/2/2022). (Foto: MC.TMG)

Panggung

Napak Tilas Sejarah, Seniman Catec Nglukis Bareng Citro Progo
Foto suasana workshop yang menggembirakan. Foto: Teguh

Panggung

Digelar Dua hari, 40 Peserta Ikuti Workshop Sastra Jawa “Nggugah Greget Gumregahe Sastra Ing Bantul”
Dalam acara “Mengenang Ani Yudhoyono”, SBY memamerkan puluhan lukisan karyanya yang terinspirasi foto-foto mendiang Ani. Foto: Ist

Panggung

SBY Kenang Sang Istri Ani Yudhoyono Lewat Karya Lukisan
Tiara Andini. Foto: Instagram @tiaraandini

Panggung

Tiara Andini Ternyata Pernah Jadi Korban Perundungan Gara-gara Punya Wajah Cantik