Home / Peristiwa

Selasa, 17 Agustus 2021 - 14:30 WIB

Pakai Hazmat Saat Kibarkan Bendera, Paskibraka: Jadi Tahu Beratnya Perjuangan Nakes

Selain Enrica dan Ahmad, para petugas upacara di Donohudan memang mengenakan pakaian sesuai protokol kesehatan, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menjadi inspektur upacara. (Foto: Humas Jateng)

Selain Enrica dan Ahmad, para petugas upacara di Donohudan memang mengenakan pakaian sesuai protokol kesehatan, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menjadi inspektur upacara. (Foto: Humas Jateng)

NYATANYA.COM, Boyolali – Peluh membasahi wajah Enrica Audia Prastiwi, saat awak media menemuinya usai mengibarkan bendera merah putih di upacara hari kemerdekaan di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Donohudan, Selasa (17/8/2021).

Nafasnya tersengal, dan ia nampak kecapekan. Bagaimana tidak, tugasnya mengibarkan sang saka merah putih sangat berat hari ini. Selain bertanggung jawab dan memastikan merah putih berkibar, ia harus melawan panas dan beratnya pakaian hazmat yang ia kenakan.

Ya, Enrica adalah satu dari tiga pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) yang bertugas mengibarkan bendera merah puthi di upacara yang digelar bersama pasien isolasi itu. Ia tak pernah menyangka, tugas yang diembannya itu begitu berat dan membuatnya kesusahan.

“Ini panas banget, berat juga. Nggak pernah terbayang bertugas mengibarkan bendera merah putih dengan pakaian seperti ini,” kata Enrica.

Saat mendaftar menjadi Paskibraka tingkat provinsi, siswa SMA dari Purworejo ini tak pernah menyangka akan tugas di RSDC Donohudan. Bahkan dua hari sebelumnya, ia masih tahu bahwa tugasnya nanti di halaman kantor Gubernur Jateng di Semarang.

Baca juga   Puluhan Rumah di Imogiri Bantul Disapu Puting Beliung, Empat Dusun Terdampak

Tapi ternyata, tugasnya dipindah ke RSDC Donohudan. Karena upacara bersama ratusan pasien Covid-19, ia terpaksa menggunakan hazmat demi protokol kesehatan.

“Tapi dengan ini, saya jadi tahu gimana beratnya perjuangan tenaga medis kita. Mereka berjuang susah payah melawan Covid-19. Mereka menggunakan hazmat seperti ini tiap hari. Saya yang sebentar saja terasa kepanasan,” ucapnya.

Enrica berharap pandemi segera pergi dan kondisi kembali membaik. Ia juga mengajak semua masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

“Kepada para tenaga medis, tetap semangat dalam membasmi Covid-19 ya,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Ahmad Iskandar, pengibar bendera merah putih lainnya. Ia mengatakan, tak pernah membayangkan akan bertugas mengibarkan bendera menggunakan pakaian hazmat seperti ini.

“Panas banget, sumpek juga. Tapi saya tetap semangat mengibarkan sang merah putih ke angkasa,” jelasnya.

Selain panas dan sumpek, mengenakan hazmat saat bertugas mengibarkan bendera, menurut Ahmad, memiliki banyak tantangan. Selain sulit untuk berjalan, sarung tangan yang digunakan juga licin dan bisa saja menghambat prosesi pengibaran.

Baca juga   Semeru Erupsi, Ganjar : Warga Sekitar Merapi Harus Siaga

“Keringatnya banyak. Tantangannya ya itu, jalan susah dan sarung tangan ini kan licin. Kemungkinan talinya bisa terlepas. Tapi alhamdulillah lancar,” ucapnya.

Selain Enrica dan Ahmad, para petugas upacara di Donohudan memang mengenakan pakaian sesuai protokol kesehatan. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menjadi inspektur juga mengenakan pakaian hazmat yang sama.

“Saya baru pertama kali pakai hazmat. Panas banget ternyata. Saya tidak membayangkan, mereka para nakes yang berjam-jam menggunakan hazmat ini. Saya ingin merasakan bagaimana menjadi mereka,” imbuhnya.

Menurutnya, perjuangan para nakes sungguh luar biasa. Mereka harus berjuang menyemangati diri sendiri, merawat pasien dan juga menyemangati para penyintas.

“Sesuatu yang ingin saya rasakan sendiri. Mudah-mudahan kehadiran saya di sini, bisa memberikan semangat bagi para penyintas dan nakes. Mereka bisa juga merayakan kemerdekaan di tempat ini, khususnya para nakes semoga ini bisa memberikan semangat karena mereka bisa tetap upacara kemerdekaan di tempat kerja, di mana mereka tak pernah libur,” pungkasnya.  (*)

Share :

Baca Juga

Pemerintah Kota Pekalongan mulai menggencarkan pelaksanaan vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga. Salah satunya menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat, yang mulai divaksinasi pada Senin (24/1/2022). (Foto: Dinkominfo Kota Pekalongan)

Peristiwa

Jadi Contoh Masyarakat, ASN Pekalongan Didorong Ikuti Vaksinasi Booster
Annisa sempat terkejut saat mengetahui orang yang menanyainya adalah Gubernur Ganjar. (Foto: Humas Jateng)

Peristiwa

Rezeki Nomplok, Annisa Dapat Sepeda dari Ganjar
Ilustrasi: nyatanya.com

Peristiwa

11 Warga Bandongan Sembuh Covid-19
Potong tumpeng menandai 17 tahun Paksi Katon. Foto: Humas Pemkot Yogya

Peristiwa

Diusianya yang ke-17 Tahun, Paksi Katon Siap Bermintra Jaga Keutuhan NKRI
Ramuan herbal Banyu Urip menjadi terobosan baru sembuhkan buta warna. (Foto: istimewa)

Peristiwa

Gemparkan Dunia Pengobatan, Klinik Banyu Urip Sembuhkan Buta Warna dan Bantu Penderitanya Genggam Dunia
Bupati Sukoharjo Etik Suryani menyalurkan bantuan untuk masyarakat kurang mampu. (Foto: Humas Kab.Skh)

Peristiwa

Blusukan ke Rumah Warga, Bupati Sukoharjo Serahkan Bantuan Rehab RTLH dan Modal Usaha
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyaksikan serunya lomba mancing yang digelar warga Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta. Sebelumnya Heroe membuka lomba ini dengan ditandai pelepasan 130 kg ikan lele. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Peristiwa

Berebut Hoki, Lomba Mancing Jadi Hiburan Warga di Masa Pandemi
Ganjar Pranowo saat mengunjungi proyek geothermal PT Geo Dipa Energi di sekitar kawah Sikidang, Dieng. (Foto:Humas Jateng)

Peristiwa

Proyek Geothermal Dieng Bisa Jadi Wisata Energi