NYATANYA.COM, Kulon Progo – Program Pameran Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) datang lagi di gelaran FKY 2023. Mengambil judul ‘Nget-Ngetan’, skema pameran ini berbasis kolaborasi, sehingga menghasilkan medium aktivasi gagasan ‘Ketahanan Pangan’ dalam bentuk karya seni.
Pameran ‘Nget-Ngetan’ FKY akan hadir pada 28 September – 12 Oktober di Gedung Kesenian Wates dengan menghadirkan empat ruas rupa; Pelajar, Reka Baru, Kelana Raya, dan Asana Rasa untuk membahas lebih dalam mengenai topik ketahanan pangan yang berkembang di tengah masyarakat.
Masing-masing segmen akan dikelola oleh empat kurator berbeda; Fajar Wijanarko, Karen Hardini, Achmad Fiqhi, serta Tomi Firdaus. Beberapa seniman turut berpartisipasi dalam pameran ini, antara lain Dyah Retno (Devetro) dan Candra Rossellini (Chaandlie Art Academy) di Segmen Pelajar.
Sedangkan di Segmen Reka Baru terdapat Empu Jumaryono (Pandai Besi Jodog), Gembong Danudiningrat (aktivis eco art), Yos Suprapto (penemu SRI), Anang Saptoto (inisiator Panen Apa Hari Ini) dan masih banyak seniman yang lainnya.
Sementara dalam segmen Asana Rasa, Fajar Wijanarko selaku Filolog dan Museolog akan menjadi kurator dalam segmen ini. Kurator hadir untuk memilah dan memilih arsip, manuskrip, serta naskah sastra Jawa yang akan dihadirkan dalam pameran ini.
Pemilihan nama ‘nget-ngetan’ sendiri bukan tanpa alasan, dalam bahasa Jawa, istilah tersebut merujuk pada proses atau cara.
Sering digunakan dalam aktivitas dapur, ‘nget-ngetan’ bisa berarti memanaskan kembali makanan supaya lebih tahan lama; cara sederhana untuk menunda kebasian atau memanjangkan masa pangan, supaya makanan sempat dimakan habis.
‘Nget-ngetan’ juga punya perspektif lain dalam bahasa Indonesia, istilah ini bermakna kata kerja untuk saling tatap-menatap, saling lihat, lalu menyapa satu sama lain.
Penyatuan istilah yang sama namun berbeda makna ini dimaksudkan sebagai ruang kolaborasi. Pameran ‘Nget-Ngetan’ akan menjadi ruang dan aktivitas bersama untuk mengangkat kembali pengetahuan mengenai ketahanan pangan, baik terkait invensi, potensi, inovasi hingga teknologi bertahan hidup dalam masyarakat.
Pada ‘Nget-Ngetan’ segmen Asana Rasa, filolog Fajar Wijanarko lebih jauh akan menghadirkan berbagai bentuk arsip, karya naskah maupun manuskrip sastra Jawa klasik terkait pengetahuan gastronomi dan kebudayaan pangan leluhur koleksi berbagai instansi.
Tercatat Perpustakaan Widyo Budoyo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Dinas Perpustakaan Daerah DIY, Museum Sonobudoyo, Balai Bahasa DIY, dan Badan Pelestari Kebudayaan Wilayah X juga turut berkontribusi dalam pameran kali ini.
Di bagian ‘Nget-Ngetan’ Segmen Pelajar, Dyah Retno dan Chandra Rossellini bersama pelajar SMP-SMA/SMK akan menghadirkan segmen menarik.
Segmen Pelajar ini mengajak generasi muda untuk turut andil dalam melahirkan produk yang kaya akan inovasi dan kreatifitas. Proses penyajiannya dikolaborasikan dengan seniman untuk menghasilkan presentasi berbasis ilmiah yang didukung dengan kemasan nan artistik.
Sedangkan di ‘Nget-Ngetan’ Kelana Karya, para peserta pameran akan membawakan kreasi penerjemahan ide karya dari hasil riset tentang ‘ketahanan pangan’ hasil sowan (residensi) yang dilakukan sebelumnya.
Dalam segmen ini, seniman yang telah melewati proses seleksi kurator akan ditempatkan pada satu titik untuk melakukan riset tentang dinamika kebudayaan yang berkaitan dengan isu ketahanan pangan.
Kelana Karya berupaya menawarkan satu perspektif baru yang dihasilkan dari hasil riset di lapangan.
Beberapa seniman dan kolektif seni yang terlibat dalam segmen ini diantaranya, Bakar Tanah Lab, Lifepatch, Akbar Warisqia, Teguh Sariyanto, Ethnosonic dan lainnya.
Hadir pula Empu Jumaryono, Anang Saptoto, Gembong Danudiningrat, serta Yos Suprapto dalam ‘Nget-Ngetan’ Reka Baru.
Kolaborasi para seniman di segmen ini menghadirkan praktik produksi turunan kebudayaan yang kerap kali dihadirkan warga lokal.
Kreasi yang dihasilkan tidak hanya bermuatan kebudayaan, tapi juga kearifan dan pengetahuan leluhur yang patut dan layak disajikan kembali. Hasil kreasi ini pula yang kemudian menjadi sarana untuk transfer pengetahuan ke generasi yang akan datang.
Terakhir, Program Pameran ‘Nget-Ngetan’ menghadirkan Lokakarya. Aktivitas Lokakarya dalam pameran ini akan mengajak semua pihak untuk menumbuhkan sensitivitas sensorik maupun motorik, sekaligus keberanian diri untuk mengembangkan imajinasi dan eksplorasi dalam merespon isu-isu lingkungan, terutama yang berkaitan dengan tema ketahanan pangan.
Beberapa judul Lokakarya yang akan hadir antara lain, Membuat Wayang Bahan Bekas, Membuat Terrarium, dan beberapa lokakarya lainnya. Semua Lokakarya dan segmen pameran dapat diikuti dalam rangkaian acara Pameran ‘Nget-Ngetan’ FKY 2023. (N1)