Home / Plus

Kamis, 17 Februari 2022 - 17:54 WIB

Pandemi Covid-19 Tak Surutkan Semangat Kreativitas Vitalia Pamoengkas Kembangkan Batik

Vita menjelaskan produk batik kepada Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poewadi yang mengunjungi Rumah Batik Jinggar saat gowes dodolan kampung di Kelurahan Wirogunan. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Vita menjelaskan produk batik kepada Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poewadi yang mengunjungi Rumah Batik Jinggar saat gowes dodolan kampung di Kelurahan Wirogunan. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Kendati pandemi Covid-19 sudah menghantam para pelaku usaha terutama usaha mikro kecil menengah (UMKM), tapi hal itu tidak menyurutkan semangat untuk terus bergerak.

Seperti produsen batik dan fesyen batik di Kota Yogyakarta yang terus bergeliat menghasilkan karya. Permintaan kain batik dan produk fesyen batik yang mulai meningkat menjadi angin segar bagi para produsen.

Salah satu produsen batik dan fesyen batik yang terus menggeliat adalah Rumah Batik Jinggar milik Vitalia Pamoengkas (46) di Kampung Nyutran Tamansiswa Kelurahan Wirogunan Yogyakarta.

Diakui Vita di awal masa pandemi Covid-19 produknya juga terdampak. Namun dia bersama beberapa perajin batik dan karyawannya tetap berusaha berkarya. Kini semangatnya terbayar dengan permintaan batik yang mulai meningkat.

“Kalau sekarang sudah mulai agak meningkat dibandingkan tahun kemarin. Orderan sudah masuk. Kebanyakan seragam kantor-kantor dan lewat media sosial,” kata Vita, Kamis (16/2/2022).

Vita menuturkan di awal masa pandemi Covid-19, ia tetap memproduksi batik, tapi tidak sebanyak seperti sebelum pandemi. Untuk menyiasati pesanan fesyen batik yang terdampak pandemi, dia memproduksi masker kain dan alat pelindung diri (APD). Mengingat masker dan APD banyak dibutuhkan di awal pandemi Covid-19.

Baca juga   Peringatan 110 Tahun GKJ Gondokusuman, Fun Walk 'Warga Sehat Iman Kuat' Digelar Meriah

“Di awal pandemi kami otomatis terdampak. Semua saya rasa terdampak. Kami menyiasatinya dengan memproduksi masker dan APD,” ujarnya.

Usaha Rumah Batik Jinggar yang berdiri tahun 2010 itu memproduksi batik kontemporer, klasik, cap dan batik tulis. Batik- batik itu menggunakan pewarna kimia dan ada yang memakai warna alam. Batik yang dihasilkan adalah motif klasik Yogya. Hal yang membedakan adalah motif batik tidak memenuhi seluruh kain.

“Motif batik kami berbeda dengan yang lain. Ketika orang lain full motif, tapi kami motifnya hanya di beberapa tempat saja. Jadi itu yang menjadi ciri khas kami. Ada beberapa motif yang sudah kami hak ciptakan,” terang Vitalia.

Sebagai fesyen desainer, Vita tidak hanya memproduksi kain batik. Tapi juga mendesain kain batik menjadi berbagai fesyen seperti kemeja, blus, rok dan seragam kantor permintaan dari berbagai kantor instansi pemerintah maupun swasta seperti perguruan tinggi. Dia juga mengikuti berbagai kegiatan fesyen show yang menampilkan karyanya.

“Kami memproduksi batik dari kain putihan, lalu kami desain,” imbuhnya.

Baca juga   Balai Kota Yogya Jadi Kawasan Wajib Masker dan Vaksin

Untuk memproduksi batik dia mempekerjakan sekitar 5 orang. Dia membebaskan para pekerjanya terutama ibu-ibu dalam membuat batik bisa dikerjakan di rumah masing-masing maupun di tempatnya.

Khusus untuk proses pewarnaan batik dengan warna kimia, Vita menyampaikan dilakukan di rumah salah satu karyawannya yang bisa menampung limbah.

Vita menyebut dalam seminggu mampu memproduksi sekitar 50 kain untuk batik cap. Sedangkan produksi batik tulis sekitar 2-3 kain dalam seminggu. Harga satu kain batik cap sekitar Rp300 ribu batik tulis berkisar Rp700 ribu sampai Rp2 juta tergantung kerumitan motif dan lainnya.

Produk batik dan fesyen batik milik Vita sudah terjual di pasaran lokal Indonesia hingga luar negeri seperti Malaysia dan Dubai.
Pemasaran batik salah satunya dilakukan melalui media sosial seperti facebook, Instagram dan Youtube. Oleh karena itu Vita mengajak para pelaku produsen batik untuk memanfaatkan media sosial guna memasarkan produk semakin luas.

“Saya harap para perajin batik tetap semangat dan berkarya. Walaupun pandemi tapi tidak menurunkan semangat untuk berkreasi lebih baik lagi,” pungkas Vita.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Anak-anak di Desa Nglobo mengekspresikan dukungannya pada atlet Jateng yang berlaga di PON XX Papua dengan menggambar. (Foto: Dokumentasi Sedulur Art Blora)

Plus

Begini Anak-anak Desa Nglobo Dukung Atlet Jateng Berlaga di PON XX Papua
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka Gebyar Koperasi Istimewa, Senin (25/7/2022) di Ballroom The Rich Jogja Hotel, Sleman. Foto: Humas Pemda DIY

Plus

Pemda DIY Gratiskan Sertifikasi Halal Produk UMK
(Foto:MC.Prov Jatim)

Plus

Ini Kisah Anak Muda Pengusaha Batik Asal Jatim Langganan Pejabat
Sebanyak 110 PNS pra purna yang mengikuti pembekalan yang diselenggarakan BKPSDM Kota Yogyakarta. Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Jelang Purna Tugas, Ratusan ASN Pemkot Yogya dapat Motivasi dan Pelatihan
Winarno (berkacamata) bersama karyawan membawa tegel motif Corona yang dilaunching Senin (20/12/2021). (Foto: humas/beritamagelang)

Plus

Kreatif, Win Art Solution Bikin Tegel Motif Corona
Gregoria Arum Yudarwati. (Foto: Istimewa)

Plus

Dosen Fisip UAJY, Gregoria Arum Yudarwati Raih Dana Hibah dari Amerika
Bupati Klaten Sri Mulyani membuka Festival Usaha Milik Kaum Milenial (UMKM) di Joglo Tumiyono, Ngerangan, Bayat, Kamis (17/3/2022). (Foto:Kominfo-klt)

Plus

Buka Festival UMKM, Bupati Klaten Optimistis Milenial Mampu Majukan Usaha Lokal
Letkol Suharto (Foto: istimewa)

Plus

Letkol Suharto: Carilah Terapis yang Ada Bukti Kesembuhan Pasiennya, Banyu Urip Jadikan Referensi Solusi