NYATANYA.COM, Riau – Perjalanan hidup Prof. DR. Azamris sejak kecil hingga meraih kesuksesan tergambar dalam buku setebal 176 halaman.
Buku berjudul; “Petarung Tangguh Dalam Kehidupan dan Pengabdian,” itu ditulis sang isteri, Aida Febriani, dan diluncurkan di Negeri Riau Sahibul Kitab, tepatnya di Bertuah Hall, Hotel Pangeran, Pekanbaru, Sabtu (19/2/2022).
Pada helat itu buku yang disunting oleh Yusrizal KW, tersebut juga dibedah dengan menghadirkan nara sumber Taufik Ikram Jamil (sastrawan Indonesia/budayawan Melayu), dr. H. Sunaryo (Anggota DPRD Riau), dr. Rahmat Taufik, Sp.B (K) Onk (Dokter Bedah Onkologi RSUP M.Jamil).
Dalam sambutannya, Aida mengatakan, buku ini sekaligus menjadi kado pernikahannya yang ke-35 tahun.
Menulis kisah hidup suami sendiri, ucap Aida, adalah sebuah perjalanan untuk merenungi kembali kehidupannya bersama suami, juga anak-anak, dan tentunya kisah semasa beliau bersama keluarganya semenjak kecil.
“Harapan saya, semoga buku ini bisa menginspirasi dan menawarkan perenungan akan semangat perjuangan dan kehidupan,” katanya.
Pengakuan Aida, meskipun Amris adalah suami sendiri, namun untuk mewawancarai profesor tidak gampang, padahal tulisan ini perlu penggalian mendalam.
Butuh waktu panjang apalagi dengan sikap suami yang sangat pendiam, bercerita tentang masa lalu itu butuh cara mengakalinya, yaitu dengan cara merekam sambil ngomong sesantai mungkin tapi beliau tidak tahu Aida merekamnya.
“Dari hasil rekaman setiap hari selama 2 bulan baru saya rangkum berupa tulisan,” kata Aida.
Aida juga mengaku, pada mulanya dia bingung dan tak yakin bisa menulis buku biografi suami.
Alasannya, karena harus menulis sendiri karena pandemi, namun berkat dibantu Yusrizal KW dengan membuat pertanyaan, sehingga wawancara sesuai dengan alur. Hal ini memudahkan Aida menulisnya.
Buku ini bagi saya khususnya keluarga, memberi nilai dan arti penuh makna bahwa buku ini adalah guru kehidupan bagi kami, keluarga besar kami, mudah-mudahan bisa menginspirasi banyak orang.
Apa yang dicapai hari ini adalah buah perjuangan masa lalu bersama keluarganya, terutama ibunya yang begitu keras dan gigih serta tak mudah menyerah.
“Begitu juga dengan kakak perempuan beliau Umi Yunihar yang mengajarkan arti disiplin diri,” kata Aida dalam sambutan di buku yang dia tulis.
Aida juga sempat menjelaskan, bahwa kata “Petarung” pada judul buku ini sebagai penegasan bahwa perjuangan seorang Azamris yang begitu berat dalam keterbatasan ekonomi, dan rintangan sepanjang masa.
“Hanya bisa dimenangkan oleh seorang petarung, setidaknya bagi kami ia adalah suami, ayah mertua, kakek, adik atau kakak yang menyiratkan hidup memang harus diperjuangkan dan di menangkan penuh makna,” ucap Aida.
Buku biografi Azamris Petarung Tangguh Dalam Kehidupan dan Pengabdian, kata Sastrawan Indonesia dan budayawan Melayu, Taufik Ikram Jamil (TIJ), adalah buku langka.
Disebut langka, ucap TIJ, karena buku ini ditulis oleh istrinya sendiri, “dan setahu saya sejauh ini belum ada seorang istri yang menulis biografi suaminya sendiri.”
Langkanya lagi buku ini, jelas TIJ, karena buku ini adalah awal kehidupan keluarga Azamris. “Penulisnya Bu Aida lahir pada bulan Januari, kemudian Pak Azamris lahir pada bulan Februari. Mereka menikah pada bulan Februari, sejak 35 tahun lalu,” ucap TIJ.
Buku ini, sambung TIJ, seperti dikatakan Bu Aida dalam sambutannya tadi, adalah kado pernikahan. Tapi di mata TIJ, buku ini bukan saja sebuah kado, namun lebih dari itu semua.
“Saya katakan buku ini bukan sekadar kado, kan bisa saja Bu Aida memberi sesuatu benda selain buku. Tapi, Bu Aida memberinya dengan sebuah buku. Buku adalah sesuatu yang abadi,” ungkap TIJ.
Buku ini, ucap TIJ, ada harapan yang baik dan rasanya ini tidaklah berlebihan karena buku ini diluncurkan di Pekanbaru, Riau. Tentunya ini sebuah catatan bagi Riau yang seperti ditulis Majalah Tempo, bahwa Riau adalah negeri sahibul kitab.
Anggota DPRD Riau dr. H. Sunaryo, yang juga menjadi nara sumber, mengatakan apa yang dituliskan di dalam buku ini, itulah Prof Azamris yang tidak banyak cerita tapi bentul-betul serius memberikan ilmunya kepada siapa saja
“Pindahnya Prof Azamris ke Riau merupakan suatu berkah, karena selama ini ilmu yang beliau miliki dicurahkan di Padang, sekarang beliau berada di Pekanbaru, tentunya kita berharap bisa menimba ilmu dari beliau,” ucap Sunaryo.
Mantan wakil wali kota Dumai itu juga menyebutkan, tidak ada keberhasilan seseorang apabila tidak patuh kepada orang tuanya, dan ini sudah dibuktikan oleh Prof Azamris yang selama ini sangat patuh terhadap orang tuanya.
“Beliau sempat lulus angkatan udara yang selama ini dia idamkan, namun karena tidak direstui orang tuanya di angkatan udara, hal ini dibatalkannya. Dan saat ini kita ketahui, betapa berhasilnya Prof Azamris, ini berkat kepatuhan dan hormat kepada orang tuanya,” ujar Sunaryo.
“Buku ini sangat inspiratif. Semoga buku ini menjadi pengajaran, pengalaman bagi semuanya,” kata Dokter Bedah Onkologi RSUP M.Jamil, Rahmat Taufik, Sp.B (K) Onk, dalam pemaparannya sebagai nara sumber.
(N1)
Sumber: InfoPublik.id