NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pemda DIY mendorong kabupaten/kota se-DIY untuk menyusun strategi terbaik yang dapat dilakukan di wilayah masing-masing untuk mempercepat proses vaksinasi. Strategi-strategi tersebut kemudian dapat dikonsolidasikan dengan Pemda DIY.
Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menggelar Rapat Evaluasi Perkembangan Penanganan Covid-19 DIY bersama Bupati/Wali Kota di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (19/8/2021).
“Intinya, bagaimana kita bisa ada percepatan vaksinasi, dari yang saat ini 12.000 sekian orang per hari menjadi 20.000 orang per hari. Sekarang kebijakannya ada di kabupaten/kota, bagaimana menghabiskan stok yang ada. Kalau mau sharing, monggo bagaimana maunya, yang penting percepatan vaksinasi dilakukan,” ungkap Sri Sultan.
Usai rapat, Sri Sultan mengungkapkan, tenaga kesehatan yang ada saat ini sudah mencukupi untuk mencapai jumlah 20.000 orang yang divaksin per hari. Sri Sultan pun memastikan stok vaksin yang ada di kabupaten/kota maupun yang disimpan oleh Dinas Kesehatan DIY telah memadai untuk percepatan vaksinasi.
“Stok vaksin saat ini kira-kira ada 76.000-an vial atau untuk sekitar 760.000 orang. Kalau stok itu bisa kita selesaikan akhir Agustus atau awal September 2021, paling sedikit sudah 80% penduduk kita tervaksin. Sehingga bulan berikutnya harapan saya, (vaksinasi di DIY) bisa diselesaikan sekitar Oktober atau awal November 2021,” papar Sri Sultan.
Terkait stok oksigen, Sri Sultan mengatakan, DIY telah melakukan investasi penyediaan oksigen. Investasi oksigen ini juga turut dilakukan kabupaten/kota. Harapannya, kebutuhan oksigen untuk DIY sendiri sudah bisa terpenuhi.
“Kalau pun memang harus mencari oksigen, jumlahnya tidak terlalu besar, sehingga masih bisa mencukupi, baik yang likuid maupun gas,” imbuh Sri Sultan.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan, stok vaksin pertanggal 16 Agustus 2021 dalam hitungan vial ialah Kota Yogyakarta ada 7.106, Bantul 1.368 vial, Gunungkidul 5.973, Kulon Progo 2.698, dan Sleman 5.247 vial. Sementara DIY sendiri memiliki stok baru sebanyak 53.689 vial.
“Jadi tidak perlu mengkhawatirkan soal stok karena pasti cukup. (Bupati/Wali Kota) Tidak perlu ragu-ragu membuat strategi penyuntikan. Jadi betul-betul kami mohon strategi kabupaten/kota, selanjutnya bisa dirembug dengan kami,” imbuh Sri Paduka.
Sri Paduka pun mengungkapkan data vaksinator di masing-masing kabupaten/kota. Untuk Kota Yogyakarta ada 323 vaksinator, Bantul 312 orang, Kulon Progo 160 orang, Gunungkidul 260 vaksinator, dan Sleman 443 orang, sehingga total se-DIY ada 1.498 vaksinator. Terkait percepatan vaksinasi, jumlah ini dianggap lebih dari cukup.
“Dengan asumsi satu orang vaksinator menyuntik 40 orang perhari, maka sehari ada 59.920 orang per hari. Namun kita menurunkan standar karena bagaimana pun juga vaksinator ini ada di Puskesmas, di mana Puskesmas masih membuka pelayanan umum. Sehingga kita turunkan jumlah efektivitas perhari hingga 50%. Artinya satu vaksinator menyuntik 20 orang, sehingga per harinya bisa mencapai 29.960 orang,” papar Sri Paduka.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, Kabupaten Bantul saat ini memang tengah fokus pada percepatan vaksinasi, khususnya untuk warga yang ber-NIK Bantul. Menurutnya, sejak awal dibukanya vaksinasi di Bantul, pihaknya memang tidak membeda-bedakan NIK orang yang mendaftar vaksin.
“Tapi kenyataannya, justru warga dengan NIK Bantul sendiri justru masih sedikit yang tervaksin. Karena itu kami akan mulai membatasi jumlah pendaftar vaksinasi yang NIK luar Bantul menjadi 20% saja. Kami mendorong agar semakin banyak warga Bantul yang mendaftar vaksin,” jelasnya.
Diakui Halim, total warga Bantul yang perlu divaksin mencapai 836.000 orang. Saat ini warga Bantul yang divaksin baru tercapai 250.000 orang. Untuk mempercepat vaksinasi, ia pun berencana menaikkan jumlah maksimal warga yang bisa divaksin dari 6.000 perhari menjadi 9.000 perhari. “Dengan begitu, kami memperkirakan sekitar November 2021 ini kami bisa selesai 100% untuk dosis pertama,” imbuhnya. (*)