NYATANYA.COM, Jakarta – Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Abdul Kadir, mengatakan meskipun Covid-19 varian Omicron ini menular lebih cepat daripada varian Delta, gejala-gejala yang ditimbulkan Omicron tidak seberat gejala Delta.
Namun, kata Kadir masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lanjut usia (lansia), anak-anak, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
“Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus Covid-19. Pemerintah terus mengimbau agar masyarakat mendukung percepatan vaksinasi terutama melengkapi vaksinasi bagi lansia,” kata Kadir Kamis (10/2/2022).
Mengingat, lansia termasuk kelompok rentan dengan komorbiditas. Maupun yang belum divaksinasi seperti anak-anak yang rentan untuk bergejala lebih berat saat terinfeksi Covid-19.
Begitu pula dengan memperketat protokol kesehatan (prokes). Kadir menjelaskan bahwa prokes berperan aktif mencegah penularan Covid-19 lebih luas lagi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan masyarakat Indonesia terbiasa melihat angka kasus yang naiknya perlahan saat varian Delta. Jadi, ketika melihat lonjakan kasus yang sebagian besar disebabkan varian Omicron menjadi panik.
Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada. Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding Delta, namun gejala Omicron tidak separah varian Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan.
Penambahan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit terus terkendali dan pada Kamis (10/2/2022) pukul 16.30 WIB, tercatat kenaikan hanya 1,7 persen menjadi 28 persen dibanding kemarin 26,3 persen.
“Kita dapat lihat dari angka keterisian tempat tidur dan isolasi Covid-19 di rumah sakit masih sangat terkendali, dibanding tahun lalu,” kata Nadia.
(N1)
Sumber: INfoPublik.id