NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong integrasi dan kolaborasi pelaku pariwisata untuk mendukung pengembangan dan kemajuan pariwisata di Yogyakarta.
Terutama dalam meningkatkan kedatangan dan lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta. Mengingat sektor pariwisata menjadi penggerak kehidupan ekonomi di Kota Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan pariwisata menjadi motor kehidupan ekonomi di Yogyakarta. Oleh sebab itu perlu kerja sama dan kolaborasi agar mendapat hasil maksimal dari potensi pariwisata di Kota Yogyakarta.
Pihaknya berharap kegiatan diskusi yang diadakan Dinas Pariwisata bersama pelaku pariwisata bisa menghasilkan rencana aksi yang terintegrasi dan berkolaborasi.
“Dalam FGD ini saya harapkan adalah bagaimana bareng-bareng menata agar pariwisata ini membawa kemajuan bagi PHRI, ASITA, GIPI juga masyarakat dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Artinya yang akan mendapatkan keuntungan dari semakin majunya pariwisata, kita semua,” kata Heroe saat membuka focus group discussion (FGD) yang digelar Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta di Hotel Tara, Senin (21/3/2022).
Menurutnya permasalahan utama pariwisata harus dideskripsikan dengan jelas. Baik permasalahn yang dihadapi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA), Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) maupun pemerintah dan masyarakat.
Setiap masalah itu diharapkan ada rekomendasi penyelesaian dan rekomendasi aksi bersama, sehingga bisa saling menguatkan dan mendukung.
Heroe menegaskan Pemkot Yogyakarta memiliki ketergantungan besar pada industri pariwisata karena pajak yang dibayarkan wisatawan yang ke Yogyakarta seperti hotel, restoran dan destinasi wisata.
Pajak tersebut menjadi salah satu pendapatan asli daerah untuk membangun Kota Yogyakarta. Untuk itu perlu mendatangkan banyak wisatawan ke Yogyakarta dan memperlama masa tinggalnya.
“Makanya kita sekarang sedang mencoba untuk memperkuat agar kedatangan orang ke Yogyakarta semakin banyak. Tapi itu tidak cukup, maka juga yang diperlukan adalah wisatawan datang ke Yogyakarta lebih dari satu hari. PR-nya adalah peran untuk memperlama lama tinggal wisatawan,” tambahnya.
Saat jalur tol sudah terhubung di DIY, Heroe meminta Kota Yogyakarta harus bisa mempertahankan sebagai kota tempat menginap dan belanja wisatawan. Heroe menyebut Pemkot Yogyakarta juga mewajibkan tamu-tamu kunjungan dinas di Pemkot Yogyakarta menginap di hotel-hotel di Kota Yogyakarta.
Termasuk prestasi-prestasi yang diraih Pemkot Yogyakarta juga menarik daerah-daerah lain untuk belajar sehingga datang ke Yogyakarta. Selain itu memberikan daftar usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Yogyakarta yang bisa melayani wisatawan bekerja sama dengan PHRI.
“Semoga dalam FGD ini bisa membuat diskusi tentang kolaborasi bagaimana orang datang ke Yogyakarta dan bisa berlama-lama di Yogyakarta. Masing-masing punya kontribusi dan menjalankan perannya masing-masing agar tamu-tamu betah dan nyaman di Yogyakarta,” papar Heroe.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan pariwisata di Kota Yogyakarta dengan segala potensinya harus diarahkan untuk mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata terkemuka.
Kegiatan FGD dengan PHRI, ASITA, GIPI itu bertujuan untuk mendorong peran stakeholder pariwisata. Terutama memperjelas posisi dan harmonisasi peran masing-masing pelaku pariwisata dalam pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta.
“Dengan kondisi pandemi Covid-19, diperlukan reposisi peran industri pariwisata dalam mendukung pengembangan Pariwisata Kota Yogyakarta. Sehingga dapat mencapai kolaborasi antar stakeholder pariwisata yang harmonis,” ucap Wahyu.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan katalog daftar produk UMKM premium yang tergabung dalam program Gandeng Gendong kepada PHRI. Produk yang masuk daftar sudah melalui kurasi atau penilaian.
Penyerahan daftar produk itu untuk memberikan akses dan memasarkan produk UMKM ke wisatawan melalui PHRI. Hal itu sudah menjadi kesepakatan antara Pemkot Yogyakarta dan PHRI.
(N1)