NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pengembangan SDM Unggul dan Sektor Strategis untuk Pemulihan Sosial Ekonomi di DIY pada tahun 2022, menjadi tema pembangunan 2022. Hal ini disampaikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam Rapat Paripurna pada Kamis (8/7/2021) mengenai Penghantaran Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD DIY Tahun Anggaran 2022.
“Tema tersebut menekankan bahwa perlunya pengembangan sumber daya manusia sebagai subjek dari pembangunan,” jelas Sri Sultan.
SDM di DIY diharapkan bersifat unggul, sehat, terdidik, berkebudayaan serta baik secara ekonomi. Dalam hal pembangunan sektor-sektor strategis, Sri Sultan menekankan pentingnya pembangunan pada sektor jasa, pertanian, pariwisata, dan industri kecil. Selain itu, menjaga kualitas infrastruktur dasar yang telah ada juga diutamakan agar dapat terus berfungsi dengan baik.
Penekanan pada pengembangan SDM dan pembangunan di sektor strategis tersebut diharapkan dapat mempercepat pemulihan sosial ekonomi masyarakat. Dengan mengutamakan kedua sektor tersebut, masyarakat akan dapat segera bangkit dari tekanan dampak yang ditimbulkan karena adanya pandemi covid-19.
Dalam rapur tersebut, Sri Sultan juga menyampaikan bahwa pendapatan daerah dapat diarahkan pada upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa langkah yang dapat dilaksanakan yaitu pembentukan manajemen profesional di bidang SDM, kemudahan pengoperasionalan alat bantu canggih, penyederhanaan prosedur, dan peningkatan investasi dengan membangun iklim usaha yang kondusif.
Untuk mendukung target capaian pembangunan nasional tahun 2022, belanja daerah diarahkan untuk mengedepankan program atau kegiatan prioritas yang mendukung pada pendekatan tematik pembangunan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi ketimpangan wilayah, mengatasi kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan. Sesuai dengan tema pembangunan yang diusung, belanja daerah juga diarahkan untuk tindak lanjut atau antisipasi pembangunan kesehatan dan sosial masyarakat sebagai dampak pandemi Covid-19. (*)