Home / Wisata

Jumat, 4 Maret 2022 - 22:02 WIB

Penguasaan Bahasa Asing, Kunci Pengembangan Kampung Wisata

Workshop Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang diselenggrakan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pada Rabu (2/3/2022) di Hotel Horison Riss Ultima, Yogyakarta. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Workshop Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang diselenggrakan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pada Rabu (2/3/2022) di Hotel Horison Riss Ultima, Yogyakarta. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Kota Yogyakarta memiliki daya tarik wisata yang menarik dan beragam, mudah dicapai dengan transportasi darat dan udara, memiliki fasilitas penunjang yang memadai serta telah memiliki brand image sebagai destinasi wisata.

Dengan keunggulan tersebut, Kota Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata favorit pada saat liburan, akhir pekan, hari raya maupun tahun baru.

Upaya untuk menjaga dan meningkatkan kunjungan wisatawan harus terus dilakukan dengan terus meningkatkan sumber daya manusia para pelaku pariwisata.

Penguasaan bahasa asing merupakan salah satu kunci bagi pelaku wisata di kampung wisata untuk bisa bersaing dan bertahan dalam bidang pariwisata.

Hal itu disampaikan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam Workshop Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pada Rabu (2/3/2022) di Hotel Horison Riss Ultima, Yogyakarta.

Workshop yang diikuti oleh pengelola obyek wisata, pengelola kampung wisata dan embrio kampung wisata se-Kota Yogyakarta dengan narasumber akademisi dam ptaktisi di bidang pariwisata.

“Bahasa asing merupakan sarana kita untuk berkomunikasi dengan wisatawan manca negara oleh karena itu penguasaan terhadap minimal satu bahasa asing sangat diperlukan bagi pelaku pariwisata seperi pengelola kampung wisata,” kata Walikota Yogyakarta.

Baca juga   Tanggap Tanggon Tuwuh, Haryadi-Heroe Potong Tumpeng HUT ke-265 Kota Yogya

Selanjutnya disampaikan bahwa pengelolaan pariwisata haruslah tahu produk apa yang ditawarkan dan dijual serta jangan sampai pengelola tidak memahami keunggulan produknya dan salah dalam melakukan pemasaran dan komunikasi.

Haryadi menandaskan bahwa dalam pengelolaan pariwisata harus menguntungkan dan bernanfaat bagi komunitas. Menguntungkan dapat diartikan sebagai adanya aliran rejeki dari wisatawan ke pengelola dan komunitas di destinasi wisata yang merupakan penghasilan dan penyemangat dalam pengelolaan destinasi wisata.

“Pengelola pariwisata harus mengerti ragam pembiayaan baik berupa biaya langsung maupun tidak langsung, biaya tetap maupun biaya variabel agar dalam penentuan harga tidak rugi,” jelas Haryadi.

Dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko menjelaskan bahwa Workshop Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan sarana meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola pariwisata baik destinasi wisata ataupun kampung wisata dalam melaksanakan layanan.

“Kegiatan ini merupakan langkah yang digagas oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta guna meningkatkan SDM pengelola wisata yang kompeten mengingat tantangan mendatang semakin besar, kompetisi antar destinasi wisata dengan daerah lain semakin ketat, sehingga dibutuhkan kompetensi dan jaminan layanan yang berkualitas,” papar Wahyu.

Baca juga   Festival Jogja Kota, Unjuk Kolaborasi Potensi 4 Klaster Cagar Budaya

Wahyu juga menyampaikan bahwa Dinas berupaya agar para pelaku dan pengelola destinasi wisata atau kampung wisata di Yogyakarta tetap dapat melihat peluang dan mampu mengatasi berbagai tantangan agar mampu bertahan di masa mendatang.

“Dinas juga juga melihat hal yang lebih penting yakni langkah taktis menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19 ini,” imbuh Wahyu.

Dalam workshop juga dilakukan dialog tanya jawab dimana para pengelola kampung wisata bisa berdialog langsung dengan Walikota Yogyakarta, antara lain adalah Kelik dari Brontokusuman yang menanyakan bagaimana agar luberan wisatawan Malioboro bisa diarahkan ke kampung wisata.

Menanggapi hal itu Walikota Yogyakarta menyampaikan bahwa melalui Dinas Pariwisata akan membuat help desk tentang kampung wisata yang merupakan akses informasi dan promosi kampung wisata.

Sedangkan untuk konten di dalamnya kampung wisata hendaknya juga memberikan informasi tentang apa yang para wisatawan bisa lihat (to see), apa yang bisa dimakan (to eat) dan apa yang wisatawan bisa lakukan (to do) di kampung wisata.

Berbagai informasi menarik tersebut akan memudahkan pemkot dalam mempromosikan kampung wisata.

(N1)

Share :

Baca Juga

Lumpia Samijaya alias lumpia Mutiara yang legendaris itu. (Foto: Chaidir)

Wisata

Lumpia Legendaris ‘Mutiara’ Kini Ada di Teras Malioboro 2
Warung sego kikil Mojosongo Jombang jadi ikon wisata kuliner. (Foto: Zainuri Arifin)

Wisata

Ajib Bangettt! Sego Kikil Mojosongo Jombang yang Bikin Ketagihan
Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam kirab kerakyatan muhibah budaya di Trenggalek. Foto: MC Kab.Trenggalek

Wisata

Lewat Muhibah Budaya, DIY Rajut Budaya Mataram dengan Trenggalek
Foto: Dok Birkom Kemenparekraf

Wisata

Kemenparekraf Teken MoU dengan Tiga Pelaku Industri Akselerasi Kebangkitan Parekraf
Wisatawan yang akan masuk tempat wisata harus mengikuti screening dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi. (Foto:istimewa/Diskominfo Klaten)

Wisata

Masuk Lokasi Wisata di Klaten Harus Pakai Aplikasi PeduliLindungi
Deklarasi gerakan masyarakat Yogyakarta yang menolak peredaran gelap minuman beralkohol yang dilakukan oleh elemen masyarakat, menandai pagelaran wayang kulit. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Pagelaran Seni Budaya sebagai Upaya Promosikan Wisata
Masjid Soko Tunggal Tamansari. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Masjid Soko Tunggal yang Unik dan Sarat Filosofi di Tamansari
Kerajinan miniatur patung bregodo berbahan fiber ini merupakan cinderamata khas Kampung Sosromenduran. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Melihat dari Dekat Kerajinan Miniatur Bregodo Khas Sosronenduran