NYATANYA.COM, Lumajang – Sejumlah pelayanan dasar para pengungsi erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur menjadi perhatian petugas di lapangan untuk lebih optimal.
Hal ini memyangkut operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas.
Satu dari ratusan titik pengungsian adalah Posko pengungsian yang berlokasi di Lapangan Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur bertambah.
Pantauan InfoPublik, Kamis (9/12/2021), terdapat tiga tenda pengungsian di posko ini. Mayoritas pengungsi merupakan lanjut usia (lansia), perempuan dan anak-anak.
Selain tenda pengungsian, tersedia juga pos kesehatan, dapur umur, toilet portabel dan lainnya.
Saat ini mereka sudah mendapatkan bantuan berupa selimut, pakaian layak pakai, matras dan air mineral. Petugas juga rutin memberikan layanan kesehatan berupa tensi tekanan darah, khususnya bagi lansia.
Salah seorang pengungsi, Maria (40) menyatakan bahwa pelayanan di posko ini cukup baik. Mulai dari makanan, kasur, selimut dan fasilitas kesehatan.
“Alhamdulillah, pelayanan di sini cukup baik, mulai dari makanan dan ada petugas yang rutin memeriksa kesehatan,” ujar Maria yang merupakan warga Sumberwuluh Tengah, RT 6 RW 2 ketika ditemui InfoPublik di Posko pengungsian yang terletak di Lapangan Desa Sumberwuluh.
Ia pun berharap agar kondisi ini bisa cepat pulih. Pemerintah diharapkan juga segera melakukan pembersihan jaringan jalan dan membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru.
Maria menceritakan detik- detik Gunung Semeru erupsi. Menurut dia, pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 14.30 WIB, kondisi cuaca cukup panas dan normal seperti biasanya. Namun tiba-tiba terlihat ada awan bergelombang dan berputar.
“Saya lihat waktu itu, karena saya memang posisinya ada di depan rumah. Saya kira tidak ada apa-apa, karena memang tidak ada tanda-tanda,” jelas dia.
Namun ia mengaku kaget, karena seketika kondisi cuaca langsung gelap gulita, dan banyak abu. Disusul dengan turunnya hujan.
Saat itu ia bersama suami dan anaknya langsung menyelamatkan diri dengan berlari ke luar rumah, dengan jarak pandang yang terbatas. Mereka berlari menyelamatkan diri tanpa membawa barang apapun.
“Kita lari ke arah Masjid. Kami tidak tau apa yang kami injak. Yang penting kami lari aja walaupun gelap dan hujan. Alhamdulillah, saya, suami dan anak selamat,” kata dia.
Sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyatakan bahwa pemerintah daerah berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para penyintas secara optimal.
Ia menyebut untuk penanganan jangka pendek, menengah dan panjang, pihaknya akan memindahkan warga pengungsi ke fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti SD, SMP dan SMA di Lumajang.
“Tempat pengungsian sekarang berada di beberapa fasiltias umum balai desa dan kecamatan, selanjutnya akan direlokasi ke sekolah. Saat ini kami sedang menginvetarisir sekolah SD, SMP dan SMA yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan,” ujar Thoriqul.
Menurut dia, proses relokasi pemukiman warga terdampak saat ini dalam proses identifikasi lokasi, yang diutamakan pada lahan-lahan milik pemerintah dan pemerintah daerah.
Thoriqul Haq pun berharap dukungan media untuk ikut mendorong semangat positif, agar tercipta suasana kondusif untuk percepatan penanganan paska bencana.
(*/N1)
Sumber: InfoPublik.id