Home / Panggung

Selasa, 22 Juni 2021 - 09:54 WIB

Pentas Royal Orchestra, Sukses Tebarkan Indahnya Nada

Pentas perdana Royal Orchestra Keraton Yogyakarta. (Foto:nyatanya.com/Diskominfo DIY)

Pentas perdana Royal Orchestra Keraton Yogyakarta. (Foto:nyatanya.com/Diskominfo DIY)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Bertepatan dengan Hari Musik Dunia, Senin (21/6/2021) KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta meluncurkan Royal Orchestra dengan pentas perdana.

Pentas perdana Royal Orchestra semalam menampilkan 6 repertoar musik klasik, dan disaksikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan tamu undangan terbatas dan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Acara ini juga disiarkanlangsung lewat channel YouTube tasteofjogja disbud diy.

Royal Orchestra sukses dalam penampilan perdananya. Mereka membuka penampilannya dengan dengan karya Gioachino Rossini, komposer Italia yang berjudul The Barber of Seville-Overture yang masyur.

Pentas perdana Royal Orchestra Keraton Yogyakarta. (Foto:nyatanya.com/Diskominfo DIY)

Perjalanan musik barat di keraton Yogyakarta diawali pada era Sri Sultan HB I (1755-1792), dimana para peniup trompet difungsikan sebagai musik militer atau musik keprajuritan.

Di era Sri Sultan HB V (1823-1855) musik iringan tari dikembangkan dengan memasukkan elemen asing berupa instrumen Eropa ke dalam iringan tari Bedhaya, Srimpi, dan Beksan Trunajaya. Di sini terdapat perpaduan instrumen musik Eropa dan gamelan Jawa yang dibuat Van Goght atas dhawuh Sri Sultan Hamengku Buwono V.

Baca juga   BMKG Proyeksikan Hujan Sangat Lebat Periode Natal dan Tahun Baru, 11 Wilayah Ini Musti Siaga

Era Sri Sultan HM VIII (1921-1939) Orkes Keraton Yogyakarta yang disebut Keraton Orkes Djogja dipimpin seniman multitalenta berkebangsaan Jerman bernama Walter Spies. Pada era ini, dalam iringan tari Bedhaya, Srimpi, dan Beksan Trunajaya dilengkapi dengan pembahasan instrumen biola.

Bangsal Mandalasana yang berada dalam kompleks cepuri keraton merupakan salah satu artefak budaya yang merupakan tempat para Abdi Dalem Musikan melakukan aktivitas dalam bermain musik Eropa.

Lahirnya sekolah musik formal Indonesia tidak terlepas dari kontribusi Keraton Yogyakarta. Sekolah Musik Indonesia (SMIND) didirikan 7 tahun setelah Indonesia merdeka. Lalu Akademi Musik Indonesia (AMI) dengan tenaga pengajar dari beberapa mantan Abdi Dalem Musikan Keraton Yogyakarta dibantu para guru musik asing dari berbagai negara.

Baca juga   Hari Ini 560 Warga DIY Sembuh Covid-19, Meninggal 13 Orang

Dalam sambutan pembukaannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Keberadaan Yogyakarta Royal Orchestra diharapkan bisa menjadi wadah bagi para musisi klasik daerah yang ingin berkarier di bidang ini.

“Sebenarnya masih banyak musisi Yogya yang berkarya di grup-grup musik klasik Jakarta karena di sini belum ada yang mewadahi kreativitasnya. Maka dari itu, Keraton Yogyakarta berupaya untuk memberikan wadah bagi para musisi DIY yang ingin menuangkan kreativitasnya, khususnya di musik klasik melalui KHP Kridhomardowo,” ungkap Sri Sultan. (N1)

Share :

Baca Juga

Vero Kanaya. (Foto:nyatanya.com/dok.pribadi)

Panggung

Vero Kanaya dan Single ‘Lilo Loro’
Penampilan Kanjeng Sunan dalam sebuah acara belum lama ini. (Foto: Istimewa)

Panggung

Grup Qosidah Kanjeng Sunan, Tak Cuma Piawai Lantunkan Lagu Religi Tapi Juga Campursari
Penampilan Yogyakarta Royal Orchestra di Taman Budaya Gunungkidul, Senin (20/12/2021) pukul 19.00 WIB. (Foto: Humas Pemda DIY)

Panggung

Sri Sultan Berharap Taman Budaya Gunungkidul Jadi Embrio Aktivasi Budaya
Agnes Monica. Foto:nyatanya.com/Instagram agnezmo

Panggung

Agnez Mo Buka Klinik Gratis untuk Vaksinasi Covid-19
Mario Zwinkle. (Foto: Istimewa)

Panggung

Mario Zwinkle Rilis Single Baru Sapu Jagat, yang Sekaligus Jadi Judul Album Kedua
Gus Pur, saat Pementasan Wayang Godhong di Pencanangan Kampung Pancasila Pringapus, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang 2022. Foto: beritamagelang

Panggung

Gus Pur, Dalang Wayang Godhong Asal Salaman Magelang yang Juga Pelukis dan Dosen Seni
Ilustrasi karya Basnendar berjudul The Race yang lolos kurasi dengan teknik digital imaging berukuran A3 yang dikerjakan pada tahun 2021 bercerita tentang adu balapan sapi sebagai salah satu obyek wisata di Bachok, Malaysia. (Foto: Dok Pribadi)

Panggung

Lolos Kurasi Internasional Bachok Contemporari Art Biennale 2021 Malaysia, Ilustrasi Karya Dosen DKV ISI Surakarta Ikuti Pameran
Tiho Syl dengan single Ulo Weling. (Foto:nyatanya.com/YouTube PT Aoma Record Indonesia)

Panggung

Anton Obama Hadirkan ‘Ulo Weling’ untuk Penyanyi Tiho SYL