NYATANYA.COM, Yogyakarta – Bertepatan dengan Hari Musik Dunia, Senin (21/6/2021) KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta meluncurkan Royal Orchestra dengan pentas perdana.
Pentas perdana Royal Orchestra semalam menampilkan 6 repertoar musik klasik, dan disaksikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan tamu undangan terbatas dan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Acara ini juga disiarkanlangsung lewat channel YouTube tasteofjogja disbud diy.
Royal Orchestra sukses dalam penampilan perdananya. Mereka membuka penampilannya dengan dengan karya Gioachino Rossini, komposer Italia yang berjudul The Barber of Seville-Overture yang masyur.
Perjalanan musik barat di keraton Yogyakarta diawali pada era Sri Sultan HB I (1755-1792), dimana para peniup trompet difungsikan sebagai musik militer atau musik keprajuritan.
Di era Sri Sultan HB V (1823-1855) musik iringan tari dikembangkan dengan memasukkan elemen asing berupa instrumen Eropa ke dalam iringan tari Bedhaya, Srimpi, dan Beksan Trunajaya. Di sini terdapat perpaduan instrumen musik Eropa dan gamelan Jawa yang dibuat Van Goght atas dhawuh Sri Sultan Hamengku Buwono V.
Era Sri Sultan HM VIII (1921-1939) Orkes Keraton Yogyakarta yang disebut Keraton Orkes Djogja dipimpin seniman multitalenta berkebangsaan Jerman bernama Walter Spies. Pada era ini, dalam iringan tari Bedhaya, Srimpi, dan Beksan Trunajaya dilengkapi dengan pembahasan instrumen biola.
Bangsal Mandalasana yang berada dalam kompleks cepuri keraton merupakan salah satu artefak budaya yang merupakan tempat para Abdi Dalem Musikan melakukan aktivitas dalam bermain musik Eropa.
Lahirnya sekolah musik formal Indonesia tidak terlepas dari kontribusi Keraton Yogyakarta. Sekolah Musik Indonesia (SMIND) didirikan 7 tahun setelah Indonesia merdeka. Lalu Akademi Musik Indonesia (AMI) dengan tenaga pengajar dari beberapa mantan Abdi Dalem Musikan Keraton Yogyakarta dibantu para guru musik asing dari berbagai negara.
Dalam sambutan pembukaannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Keberadaan Yogyakarta Royal Orchestra diharapkan bisa menjadi wadah bagi para musisi klasik daerah yang ingin berkarier di bidang ini.
“Sebenarnya masih banyak musisi Yogya yang berkarya di grup-grup musik klasik Jakarta karena di sini belum ada yang mewadahi kreativitasnya. Maka dari itu, Keraton Yogyakarta berupaya untuk memberikan wadah bagi para musisi DIY yang ingin menuangkan kreativitasnya, khususnya di musik klasik melalui KHP Kridhomardowo,” ungkap Sri Sultan. (N1)