NYATANYA.COM, Magelang – Penyekatan di perbatasan Magelang dan DIY di masa PPKM Darurat ini terus dievaluasi. Karena sampai saat ini tingkat penurunan mobilitas masyarakat dari luar daerah masih rendah. Hal itu berdampak pada penyebaran Covid-19 yang masih relatif tinggi.
“Penyekatan yang sekarang warga Magelang pun tetap dicek. Plat AA kita cek, tujuannya apa ke Magelang,” ujar Kapolres Magelang AKBP Ronald Purba di sela pemantauan penyekatan di Tugu Ireng Salam Kabupaten Magelang, Jumat (16/7/2021).
Hal itu sebagai wahana edukasi kepada masyarakat, agar jangan keluar dulu sampai tanggal 20 Juli atau kalau tidak penting jangan keluar rumah dulu.
Wilayah yang tidak memiliki tol seperti Magelang, pengawasan harus lebih ekstra. Karena dugaan peningkatan aktivitas non tol pasti lebih tinggi setelah jalan tol ditutup.
“Makanya kita atur lagi personil agar penyekatan bisa lebih efektif dan efisien,” katanya.
Pihaknya juga menambah personil menjadi 60 per hari yang dibagi menjadi tiga shift selama PPKM darurat. Mereka merupakan personil gabungan seperti Polri, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan ditambah petugas Damkar.
“Kita tambah dan kita bagi personil gabungan agar tidak capek,” tegasnya.
Ia menyebutkan, penurunan mobiltas masyarakat baru mencapai 17 persen, sedangkan targetnya minimal 50 persen.
“Maka penyempitan laju mobilitas masyarakat dari luar daerah kita perketat,” imbuhnya.
Kapolres menambahkan selain penyekatan upaya-upaya yang lain dilakukan yakni dengan menutup akses di beberapa titik menuju tempat keramaian seperti ke Candi Borobudur.
“Termasuk dengan pemadaman lampu penerangan di tempat-tempat umum tertentu, sehingga target penurunan mobilitas masyarakat bisa tercapai. Dengan turunnya mobilitas masyarakat maka tingkat penyebaran Covid-19 bisa kita cegah,” pungkasnya.(*)