NYATANYA.COM, Yogyakarta – Penyekatan dan pengalihan arus lalu lintas (lalin) di sejumlah ruas jalan di Kota Yogyakarta selama Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdampak pada penurunan mobilitas.
“Setelah dilakukan manajemen lalu lintas PPKM Darurat sejak Selasa (6/7/2021) penurunan mobilitas volume lalu lintas sekitar 57 persen. Parameternya adalah pengurangan panjang antrean kendaraan di traffic light,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho, Kamis (8/7/2021).
Dicontohkan pada lampu Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) simpang Permata sisi barat awalnya panjang antrean kendaraan berkisar 35-40 meter. Namun setelah dilakukan rekayasa manajemen lalu lintas PPKM Darurat panjang antrean menjadi 20-25 meter atau turun sekitar 29 persen.
Sedangkan pada APILL simpang Galeria timur antrean kendaraan di Jalan Urip Sumoharjo biasanya sekitar 70 meter menjadi sekitar 10 meter atau turun sekitar 86-90 persen. Jika dirata- rata, lanjutnya, pada 9 simpang ada penurunan sekitar 57 persen.
“Tolong dipahami masyarakat kami bukan mempersulit. Ini dilakukan pemerintah untuk memberi ruang agar kebutuhan primer terpenuhi dan menekan laju pertumbuhan Covid-19. Aktivitas non esensial atau sekunder bisa ditunda dulu,” paparnya.
Dia menyebut ada 9 simpang potensial ditutup di antaranya simpang Permata timur barat, simpang Gondomanan timur-barat, simpang Gramedia ke timur dan selatan, simpang Galeria timur, Serangan barat dan timur. Pertimbanganya kondisi simpang itu cukup padat lalu lintas dan efek dari rekayasa pengalihan arus di ring satu Malioboro, Tugu Yogyakarta dan titik- titik jalan utama di simpang Wirobrajan, simpang Muja Muju (SGM), simpang Pingit dan Gejayan.
“Waktu pengalihan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan. Kemarin mulai pukul 14.00 WIB. Ini sesuai arahan Kemenko Kemaritiman kepada seluruh kepala daerah,” tambah Agus.
Menurutnya dengan adanya rekayasa lalu lintas itu potensi kepadatan bergeser ke lokasi lain tidak signifikan. Hal itu berdasarkan pantauan Dinas Perhubungan dan Polresta Yogyakarta kemarin di simpang empat Prof Herman Yohanes Sagan dan C Simanjuntak, Giwangan, simpang SGM dan Gejayan tidak ada penumpukan dan kepadatan lalu lintas yang signifikan. Termasuk saat jam- jam sore saat orang pulang bekerja.
“Kepadatan di jalan-jalan lain juga berkurang karena ini menjadi pesan kepada masyarakat bahwa ada pembatasan aktivitas di Kota Yogyakarta. Masyarakat yang tidak berkepentingan tidak melakukan perjalanan ke kota, Harapan kami ini sinyal positif masyarakat mengurangi aktivitas non esensial,” jelasnya.
Agus menyatakan dalam waktu dekat akan dilakukan operasi gabungan untuk pemeriksaan acak dokumen perjalanan selama PPKM Darurat di beberapa titik jalan menuju Kota Yogyakarta. Misalnya terkait syarat surat keterangan vaksin hasil PCR/Antigen negatif. Termasuk kendaraan dengan nomor kendaraan plat luar daerah non esensial akan diminta untuk putar balik.(*)