NYATANYA.COM, Pekalongan – Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang terkenal dengan kerajinan batiknya, telah dinobatkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Kota Kreatif Dunia dari total 28 kota kreatif di berbagai penjuru dunia untuk kategori Kerajinan dan Kesenian Rakyat (Craft & Folk Arts) pada tanggal 1 Desember 2014 lalu.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati penetapan Kota Pekalongan sebagai Jejaring Kota Kreatif Dunia, maka Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) melalui UPTD Museum Batik bekerjasama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan melaunching pameran foto dengan tema “Batik, as A Trip Pekalongan City to be a Worlds Creative City” yang digelar di Museum Batik setempat, Rabu(15/12/2021).
Dalam kegiatan pameran foto tersebut memamerkan sejumlah koleksi foto terkait potret sejarah, kegiatan usaha ekonomi kreatif, hingga pemakaian batik oleh kalangan masyarakat pada zaman terdahulu yang dipandu oleh pegiat sejarah Kota Pekalongan Moch Dirhamsyah.
Launching pameran foto itu ditandai dengan pengguntingan untaian bunga oleh Kepala Dinparbudpora Kota Pekalogan, Sutarno, SH, MM, didampingi Kepala UPTD Museum Batik Pekalongan, Bambang Saptono, Pegiat Sejarah, Moch Dirhamsyah, dan para pelaku pegiat kampung batik di Kota Pekalongan.
Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno, SH, MM mengapresiasi kegiatan pameran foto tersebut sehingga bisa menguatkan kembali komitmen Kota Pekalongan yang telah ditetapkan sebagai jejaring kota kreatif dunia oleh UNESCO sejak 7 tahun silam.
“Hari ini ada pameran foto terkait pelaku-pelaku usaha kerajinan batik terdahulu. Saya apresiasi sekali hari ini bisa dipamerkan potret para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) terdahulu terkait batik. Dimana, ternyata budaya batik ini sudah berjalan begitu lama bahkan ratusan tahun lalu, dan sampai sekarang batik masih bisa eksis dan sudah mendapatkan pengakuan dari dunia,” tutur Sutarno.
Sutarno berharap, generasi muda di Kota Pekalongan tidak melupakan sejarah para ekraf terdahulu dengan senantiasa menghargai usaha-usaha para pendahulu, sehingga sebagai generasi penerus wajib meneruskan karya-karya para ekraf terdahulu.
“Upaya kami dalam mempertahankan julukan Kota Pekalongan sebagai Jejaring Kota Kreatif diantaranya Dinparbudpora melalui UPTD Museum Batik tetap mengadakan kegiatan berkaitan dengan nguri nguri budaya batik pada momentum-momentum tertentu seperti Peringatan Hari Batik, Pekan Batik, dan sebagainya yang rutin digelar. Namun, dikarenakan pandemi terpaksa tidak dilaksanakan karena ada sejumlah pembatasan-pembatasan dalam kegiatan PPKM,” tegas Sutarno.
Sementara itu, perwakilan panitia pameran foto sekaligus Kasi Pengembangan dan Pembinaan Kearsipan pada Dinarpus Kota Pekalongan, Agung Tjahjana,Amd mengatakan bahwa, adapun tujuan diselenggarakan kegiatan pameran foto ini adalah untuk memperingati Hari Ulangan Tahun (HUT) Ke-7 Kota Pekalongan menjadi salah satu dari jejaring Kota Kreatif Dunia.
Di samping itu, pihaknya ingin mengungkap bahwa batik itu memang benar-benar layak ditetapkan sebagai salah satu kreativitas yang khas di Kota Pekalongan yang sudah begitu lama berlangsung dengan corak dan pola membatik yang tersendiri dan tidak ada di tempat lain.
“Ini membuktikan bahwa Kota Pekalongan sudah sejak lama pernah melaksanakan suatu kegiatan ekonomi yang baik untuk pengembangan kreativitas daerah dalam rangka pengembangan ekonomi di tengah masyarakatnya,” jelas Agung.
Agung menyebutkan, untuk jenis foto yang dipamerkan menggambarkan potret proses membatik, koran lama, pemakaian batik pada pejabat pada waktu dulu, hingga proses pemecahan rekor membuat batik terpanjang dunia (batik on the road) tahun 2005 yang sudah mendapat pengakuan dari Museum Guinness World Record.
“Harapannya kegiatan seperti ini bisa dikembangkan lagi,jadi jika pelaksanaannya ini masih di ruangan yang relatif terbuka, maka ke depannya bisa dikemas di tempat yang lebih menarik sehingga dengan begitu bisa menjadi tempat tujuan wisata baru dalam bentuk pameran galeri foto-foto sejarah yang menjadi suatu keunikan tersendiri untuk Kota Pekalongan,” tandas Agung.
(*/N1)