Home / Panggung

Rabu, 15 Desember 2021 - 22:24 WIB

Peringati 7 Tahun Pekalongan Kota Kreatif Dunia, Koleksi Foto Ekraf Dipamerkan

Pameran foto dengan tema “Batik, as A Trip Pekalongan City to be a Worlds Creative City” digelar di Museum Batik setempat, Rabu(15/12/2021). (Foto: 
Dinkominfo Kota Pekalongan)

Pameran foto dengan tema “Batik, as A Trip Pekalongan City to be a Worlds Creative City” digelar di Museum Batik setempat, Rabu(15/12/2021). (Foto: Dinkominfo Kota Pekalongan)

NYATANYA.COM, Pekalongan – Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang terkenal dengan kerajinan batiknya, telah dinobatkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Kota Kreatif Dunia dari total 28 kota kreatif di berbagai penjuru dunia untuk kategori Kerajinan dan Kesenian Rakyat (Craft & Folk Arts) pada tanggal 1 Desember 2014 lalu.

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati penetapan Kota Pekalongan sebagai Jejaring Kota Kreatif Dunia, maka Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) melalui UPTD Museum Batik bekerjasama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan melaunching pameran foto dengan tema “Batik, as A Trip Pekalongan City to be a Worlds Creative City” yang digelar di Museum Batik setempat, Rabu(15/12/2021).

Dalam kegiatan pameran foto tersebut memamerkan sejumlah koleksi foto terkait potret sejarah, kegiatan usaha ekonomi kreatif, hingga pemakaian batik oleh kalangan masyarakat pada zaman terdahulu yang dipandu oleh pegiat sejarah Kota Pekalongan Moch Dirhamsyah.

Launching pameran foto itu ditandai dengan pengguntingan untaian bunga oleh Kepala Dinparbudpora Kota Pekalogan, Sutarno, SH, MM, didampingi Kepala UPTD Museum Batik Pekalongan, Bambang Saptono, Pegiat Sejarah, Moch Dirhamsyah, dan para pelaku pegiat kampung batik di Kota Pekalongan.

Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno, SH, MM mengapresiasi kegiatan pameran foto tersebut sehingga bisa menguatkan kembali komitmen Kota Pekalongan yang telah ditetapkan sebagai jejaring kota kreatif dunia oleh UNESCO sejak 7 tahun silam.

Baca juga   Elsa Mayora dan Totalitas Menyanyi Dangdut

“Hari ini ada pameran foto terkait pelaku-pelaku usaha kerajinan batik terdahulu. Saya apresiasi sekali hari ini bisa dipamerkan potret para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) terdahulu terkait batik. Dimana, ternyata budaya batik ini sudah berjalan begitu lama bahkan ratusan tahun lalu, dan sampai sekarang batik masih bisa eksis dan sudah mendapatkan pengakuan dari dunia,” tutur Sutarno.

Sutarno berharap, generasi muda di Kota Pekalongan tidak melupakan sejarah para ekraf terdahulu dengan senantiasa menghargai usaha-usaha para pendahulu, sehingga sebagai generasi penerus wajib meneruskan karya-karya para ekraf terdahulu.

“Upaya kami dalam mempertahankan julukan Kota Pekalongan sebagai Jejaring Kota Kreatif diantaranya Dinparbudpora melalui UPTD Museum Batik tetap mengadakan kegiatan berkaitan dengan nguri nguri budaya batik pada momentum-momentum tertentu seperti Peringatan Hari Batik, Pekan Batik, dan sebagainya yang rutin digelar. Namun, dikarenakan pandemi terpaksa tidak dilaksanakan karena ada sejumlah pembatasan-pembatasan dalam kegiatan PPKM,” tegas Sutarno.

Sementara itu, perwakilan panitia pameran foto sekaligus Kasi Pengembangan dan Pembinaan Kearsipan pada Dinarpus Kota Pekalongan, Agung Tjahjana,Amd mengatakan bahwa, adapun tujuan diselenggarakan kegiatan pameran foto ini adalah untuk memperingati Hari Ulangan Tahun (HUT) Ke-7 Kota Pekalongan menjadi salah satu dari jejaring Kota Kreatif Dunia.

Baca juga   Vaksinasi di Pekalongan Lampaui 40 Persen

Di samping itu, pihaknya ingin mengungkap bahwa batik itu memang benar-benar layak ditetapkan sebagai salah satu kreativitas yang khas di Kota Pekalongan yang sudah begitu lama berlangsung dengan corak dan pola membatik yang tersendiri dan tidak ada di tempat lain.

“Ini membuktikan bahwa Kota Pekalongan sudah sejak lama pernah melaksanakan suatu kegiatan ekonomi yang baik untuk pengembangan kreativitas daerah dalam rangka pengembangan ekonomi di tengah masyarakatnya,” jelas Agung.

Agung menyebutkan, untuk jenis foto yang dipamerkan menggambarkan potret proses membatik, koran lama, pemakaian batik pada pejabat pada waktu dulu, hingga proses pemecahan rekor membuat batik terpanjang dunia (batik on the road) tahun 2005 yang sudah mendapat pengakuan dari Museum Guinness World Record.

“Harapannya kegiatan seperti ini bisa dikembangkan lagi,jadi jika pelaksanaannya ini masih di ruangan yang relatif terbuka, maka ke depannya bisa dikemas di tempat yang lebih menarik sehingga dengan begitu bisa menjadi tempat tujuan wisata baru dalam bentuk pameran galeri foto-foto sejarah yang menjadi suatu keunikan tersendiri untuk Kota Pekalongan,” tandas Agung.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Foto karya kompetisi dunia World Press Photo ke-65 dipamerkan di Pendapa Art Space, Bantul. Foto: Ist/World Press Photo

Panggung

World Press Photo 2022 Dipamerkan di Pendapa Art Space, Salah Satunya Karya Pewarta Foto Indonesia
Sutradara Film Bara (The Flame), Arfan Sabran (kiri) didampingi produser Gita Fara saat jumpa pers dengan wartawan, Minggu (28/11/2021). (Foto: Istimewa)

Panggung

The Flame, Film Dokumenter Kakek Pejuang Hutan Adat Kalimantan yang Sarat Pesan
Aksi panggung Rockskool di pentas Rock Pitulasan. (Foto: Dok.Classic Rock Yogyakarta)

Panggung

Rock Pitulasan, Cara Komunitas Classic Rock Yogyakarta Rayakan HUT RI
PENANTIAN, akrilik di kanvas, 136x146 cm, tahun 2020/2021. Foto: Ist/Gatote

Panggung

Pameran Tunggal Chryshnanda ke-10 “Memento Mori”, Optimisme di Masa Pandemi
Bincang Sastra Jawa mewarnai acara Festival Sastra Yogyakarta, dengan mengangkat topik Sastra Jawa, Mistisme Jawa, Horoskop Jawa (Primbon dan Astrologi Jawa), dan Bincang Kurator Pameran. Foto: Humas Pemkot Yogya

Panggung

Membangun Ekosistem Sastra Lewat Bincang Sastra Jawa
Salah satu band yang akan tampil di Kangen Rock saat latihan. Foto: Dok.Panitia

Panggung

Kangen Nge-Rock, Romantisme Musik Rock Lawas Jogja Digelar Senin 20 Maret 2023, Di Sini Tempatnya
Pembukaan Pesparawi XIII Senin (20/6/2022) di kompleks Candi Prambanan. Foto: YouTube Pesparawi Nasional

Panggung

Pesparawi XIII di Yogyakarta, Bukti Riil Implementasi Moderasi Beragama

Panggung

Biennale Jogja XVI Equator #6 Mempertemukan Indonesia-Oseania