NYATANYA.COM, Sleman – Dengan mengusung tema “Eco Eco Ing Bulan Juni” The Durno Institute Yogyakarta bakal menggelar pameran 42 karya perupa dari 9 kota di Pitaloka Arthouse pada 4 Juni hingga 18 Juni 2022.
Sebagai mana diungkap Ketua Durna Institute, Heru Dodod Widodo, saat melakukan display karya perserta di Pitaloka Arthouse Jalan Piyungan Prambanan, Kontengan Baru, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (29/5/2022).
Dijelaskan Dodod begitu panggilan intim perupa nyentrik ini, pameran dengan mengusung tema “Eco-eco Ing Bulan Juni” semata untuk ajang silaturahim serta syawalan sesama perupa yang ada di Yogyakarta dan daerah lainnya.
Ada peserta yang sudah menyerahkan karya dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Padang, Banyuwangi, Jepara, Kebumen, Semarang, Solo dan Yogyakarta.
“Ini sebenarnya pameran tingkat nasional tetapi karena kita lakukan dalam konsep kebersamaan serta saling bahu membahu dan gotong-royong sehingga kita pastikan tempatnya ada di lokasi jauh dari kesibukan hiruk-pikuk dan suasana kota,” tutur Dodod yang didampingi sejumlah peserta pameran seperti Pramono (Prambanan), Menol Juminar (Imogiri) dan Ristanti (Kebumen).
Pameran ini menurut Dodod merupakan bagian dari upaya untuk merangkul sesama perupa dari berbagai kalangan serta latar belakang sosial.
Sehingga kegiatan ini lebih menyentuh pada kemandirian yang diusung secara bersama-sama untuk mewujudkan persaudaraan sesama perupa.
Sebenarnya banyak perupa dari luar daerah yang tertarik dan berminat menghadirkan karya mereka, namun karena terbatasnya ruangan serta persiapan waktu yang dibilang pendek. Mereka belum bisa ikut hadir dalam pameran ini.
“Kita meminta kepada Kabid Humas Polda DIY Kombes Yulianto untuk membuka pameran ini dan beliau berkenan hadir untuk membukannya,” ujar Dodod.
Para perupa yang bakal bergabung dalam pameran ini diantaranya perupa gaek seperti Liek Suyanto, Otok Bimo, Yuliono Singsot, Bung Yamiek, Tukirno B. Sutejo, R. Kirman, Tio, Syarif, Danang Prayitno, Suranto, Lio CV, Joko Mawardi, Dona R, Sarah, Idhaka, Menol, Bram, Alip, Timur Adi, Katrok Dowo, Pramono Hadi, Kris Cahganteng, Supri Monyeng, Surono Adi Wijoyo, Sutaji, Ike, Julianto, Heru Priyono, Nur Azizah, Aloysius Manurung, Rahmadi, Hartono, Mas Budi, Andi Miswandi dan Andi Hartana.
Ditegaskan Dodod pameran yang sengaja mengambil lokasi jauh di pinggiran kota ini, jelas memiliki makna untuk menakar seberapa kuatnya sebuah kata persaudaraan serta hakekat gotong royong di kalangan para perupa dalam upaya membersamai sebuah kegiatan seni. Ternyata hal itu dapat diwujudkan dengan semangat kebersamaan untuk kemandirian.
“Kita mendukung kegiatan pameran ini karena meski tema sangat unik, tapi konsep dan arah pameran ini sangat jelas yaitu kemandirian, kebersamaan dan paseduluran,” ucap Menol yang diamini Pramono.
(*/N3)
